Impian Marlin Booking Setelah Menang The NextDev 2017

Setelah memenangkan kompetisi The NextDev 2017, apa yang akan dilakukan Marlin Booking untuk memajukan industri startup Indonesia?

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Mar 2018, 17:00 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2018, 17:00 WIB
Startup
Startup pemesanan tiket kapal feri online, Marlin Booking, saat mengunjungi kantor Google di Mountain View, Amerika Serikat. (Foto: Merdeka.com)

Liputan6.com, Jakarta - Startup penyedia platform pemesanan tiket kapal feri Marlin Booking, baru saja berkunjung ke Silicon Valley, California, Amerika Serikat (AS) pada Februari 2017.

Kedatangan startup ke markas Google dan kawan-kawan tersebut merupakan rangkaian hadiah yang diterima sebagai salah satu pemenang ajang The NextDev 2017, yakni kompetisi unjuk gigi startup dengan solusi digital yang dihelat Telkomsel.

Marlin Booking diketahui menjadi pemenang startup dari bidang transportasi dari kompetisi yang diikuti lebih dari 1.700 pendaftar tersebut.

Setelah berkesempatan menyambangi Silicon Valley, semangat Ali lantas tak ubahnya semakin berkobar untuk membawa Marlin Booking menjadi platform online transportasi laut terbesar di Tanah Air.

Adapun ilmu dan pengalaman yang didapat Ali semasa kunjungannya ke wilayah industri teknologi terbesar di Negeri Paman Sam tersebut, akan dibawa dan diolah bersama tim Marlin Booking, agar platform-nya semakin berkembang di Indonesia.

Salah satu impian yang ia sebut adalah dengan mengimplementasikan ilmu ekosistem dan perusahaan digital, serta teknologi terbaru yang dipaparkan secara menarik dari Uber.

"Yang menarik dari Uber misalnya bagaimana membuat platform yang lebih stabil dan cepat untuk bisa sanggup menahan traffic skala besar," ungkap Ali.

Tantangan Marlin Booking

Telkomsel The NextDev
Keempat startup yang memenangkan kompetisi TelkomselTheNextDev 2017. (Foto: Telkomsel)

Menurut Ali, Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat membutuhkan transportasi kapal laut. Apalagi sebagai startup di bidang transportasi laut, Marlin Booking juga melihat sejumlah tantangan ke depannya. Sebut saja tantangan regulasi dan dukungan pemerintah.

Dari dua tantangan tersebut, lanjut dia, yang paling terasa adalah bagaimana membangun pelabuhan-pelabuhan yang terintegrasi dengan sistem digital.

Bukan dengan platform masing-masing yang membuat konsumen bingung. Jadi cukup satu platform untuk mengelola semua urusan maritim Indonesia dan kemudian dunia.

"Di Indonesia, bicara transportasi udara, orang pasti ingat Traveloka. Berbicara transportasi darat, orang pasti ingat Go-Jek. Dan berbicara transportasi laut, saya ingin orang ingat Marlin Booking," ungkapnya.

Pendanaan Seri A

Telkomsel menggelar acara bertajuk 'Showcase The NextDev Academy' di Mall Ambarukmo Plaza, Yogyakarta. Liputan6.com/Dewi Widya Ningrum
Telkomsel menggelar acara bertajuk 'Showcase The NextDev Academy' di Mall Ambarukmo Plaza, Yogyakarta. Liputan6.com/Dewi Widya Ningrum

Untuk diketahui, Ali mengembangkan Marlin Booking bersama founder lainnya, yakni Dede Saputra.

Duet anak muda ini mengembangkan Marlin Booking di Batam, Kepulauan Riau. Saat ini aplikasi Marlin Booking bisa diakses via web dan aplikasi mobile.

Sekitar 10 ribu pengguna sudah mengunduh aplikasi mobile Marlin. Untuk memudahkan pembayaran, Marlin Booking memiliki beragam metode dan sistem pembayaran.

Impian lainnya, ungkap Ali, ia juga berkeinginan mencari pendanaan/funding series A untuk mempercepat Marlin Booking mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

Visi besar lainnya, Ali ingin Marlin Booking seperti SpaceX, perusahaan transportasi luar angkasa milik Elon Mask, yang mampu membuat teknologi baru yang semula dinilai tidak mungkin atau mustahil oleh orang lain.

"Jadi mudah-mudahan ke depan Marlin juga bisa membuat teknologi baru yang bisa membuat proses di pelabuhan menjadi simpel dan efisien," pungkas Ali.

Reporter: Syakur Usman

Sumber: Merdeka.com

(Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya