Mabuk Naik Uber, Ketika Sadar Pria Ini Ditagih Rp 23 Juta

Pria bernama Kenny Bachman tersebut bahkan mengaku tak sadar kalau ia memesan Uber XL.

oleh Jeko I. R. diperbarui 27 Mar 2018, 13:00 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2018, 13:00 WIB
Uber
Kenny Bachman, pelanggan Uber yang mabuk dan ditagih Rp 23 juta. (Foto: BBC)

Liputan6.com, Jakarta - Masih hangat soal Uber, kali ini ada kabar dari layanan ride-sharing asal Negeri Paman Sam tersebut. Bukan soal Grab mengakuisisi Uber, melainkan kejadian konyol yang dialami salah seorang pelanggan.

Adalah Kenny Bachman, seorang pelanggan Uber asal New Jersey, Amerika Serikat (AS), yang mengalami kejadian apes saat hendak naik Uber.

Awalnya, Bachman naik Uber dari tempat temannya di wilayah West Virginia University dalam jarak 563 kilometer jauhnya. Ia mengaku mabuk saat memesan Uber.

"Aku menginap di rumah temanku, dan sempat pergi ke klub untuk minum-minum sebelum memesan Uber. Parahnya, karena aku tidak sadar, aku memesan Uber XL," ujar Bachman sebagaimana dikutip BBC, Selasa (27/3/2018).

Yang mengejutkan, saat Bachman tersadar, ia ditagih ongkos perjalanan dalam jumlah yang tak tanggung-tanggung, yakni sebesar US$ 1.635 atau setara dengan Rp 23 juta. Diketahui ia berada di dalam mobil Uber selama enam jam.

Kaget dengan jumlah tersebut, Bachman pun langsung kecewa. Ia pun tidak paham mengapa bisa selama itu di dalam mobil.

"Aku teler, tertidur di mobil. 45 menit terakhir, aku terbangun dan bingung mengapa bisa pesan Uber. Aku sangat kaget dan tidak tahu mau berkata apa," imbuhnya.

Penjelasan Pengemudi

Mobil Self Driving Makan Korban, Tabrak Pejalan Kaki Hingga Tewas
Ilustrasi mobil self driving yang dimiliki Uber. Foto diambil pada September 13, 2016, (ANGELO MERENDINO / AFP)

Menurut penjelasan pengemudi, Bachman masih sadar saat menentukan alamat tujuan. Namun Bachman menolak pernyataan si pengemudi.

"Kalau dia bisa lihat saya, harusnya dia bisa bangunkan saya," geramnya.

Parahnya lagi, perjalanan tersebut malah berputar balik ke tempat awal Bachman dijemput, yakni di West Virginia. Sebab, barang-barang Bachman ternyata masih tertinggal di sana.

"Semua barangku masih di West Virginia, jadi aku harus kembali. Aku juga buat perhitungan kalau pergi jauh seperti ini, kalau naik bus harus bayar US$ 35 (Rp 500 ribu), kalau naik pesawat US$ 115 (Rp 1,6 juta). Pokoknya, tidak semahal ini!" pungkas Bachman.

Grab Akuisisi Uber

Ini 9 Keuntungan Menggunakan Grab for Work
Ini 9 Keuntungan Menggunakan Grab for Work

Uber dipastikan bakal menyerahkan layanan operasionalnya di Asia Tenggara kepada Grab. Dan dalam waktu dua pekan lagi, aplikasi Uber akan dihapus.

Pelanggan setia Uber pun sudah disarankan untuk menggunakan Grab karena dipastikan semua layanan Uber akan terintegrasi dalam aplikasi Grab.

Uber juga mengirimkan email kepada pengguna non-Grab untuk mengunduh aplikasi Grab. Tak cuma itu, perusahaan ride-sharing asal Negeri Paman Sam tersebut juga mengirimkan email terpisah, terkait pemberitahuan terkait integrasi aplikasi Uber dan Grab.

Dalam email yang Tekno Liputan6.com terima pada Selasa pagi (27/3/2018), Uber meminta kesepakatan pengguna kalau semua data, aktivitas dalam aplikasinya akan terintegrasi dengan Grab (Grab Holdings Inc, GHI) per 25 Maret 2018.

"Untuk penyesuaian yang berlangsung di masa mendatang, semua aktivitas, seperti pemberitahuan transaksi dan pembayaran akan dikirim ke Grab. Kamu bisa kontak ke legalnotice@grab.com," tulis email tersebut.

Uber juga mengungkap kalau pihak Grab akan bertindak sebagai pelindung data. Efektif mulai 25 Maret 2018 juga, pembaruan peraturan ini akan berada di bawah wewenang Grab.

"Perlu diperhatikan kalau mengakses platform kami setelah tanggal efektif tersebut, kamu telah setuju dengan peraturan baru ini. Informasi akunmu--termasuk nama, nomor telepon, riwayat perjalanan, dan riwayat pengantaran--akan dikirim ke Grab," tutup Uber.

(Jek/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya