Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan penyedia jaringan asal Swedia Ericsson, memprediksi LTE akan menjadi salah satu instrumen paling dominan di seluruh dunia sepanjang 2018.
Hal yang sama juga terjadi di Indonesia. Pada 2016, hanya ada 10 persen jumlah pelanggan LTE di Tanah Air.
Baca Juga
Namun dengan melonjaknya populasi smartphone, khususnya smartphone 4G berharga terjangkau, Ericsson memproyeksikan total pengguna 4G akan menjadi 65 persen pada 2022.
Advertisement
Meningkatnya penetrasi 4G pada gilirannya memberikan merupakan peluang bisnis bagi operator selular.
Adapun aplikasi terkait perangkat terhubung IoT dan Big Data, tentu akan mendorong perubahan positif yang terjadi pada kehidupan masyarakat.
Menurut kajian Indonesia IoT Forum, potensi IoT terhadap peningkatan produktifitas di Indonesia pada 2022, diperkirakan mencapai Rp 444 triliun, dengan 400 juta sensor (perangkat) yang saling terhubung. Jumlah itu akan terus meningkat hingga sekitar Rp 1.700 triliun pada 2025.
Dari 400 juta perangkat terhubung itu, sektor manufaktur mengambil porsi 16 persen, diikuti sektor kesehatan 15 persen, asuransi 11 persen, perbankan dan sekuritas 10 persen, ritel dan perdagangan besar 8 persen. Sedangkan sisa mencakup layanan komputasi, pemerintah, transportasi, dan lain-lain.
Â
LTE Lebih Dominan
VP Network Solutions Ericsson Indonesia Ronni Nurmal menjelaskan, Ericsson memprediksi bahwa LTE akan menjadi lebih dominan di seluruh dunia sepanjang 2018.
Hal yang sama juga terjadi di Indonesia. Pada 2016, hanya ada 10 persen jumlah pelanggan LTE di Tanah Air. Seperti aplikasi terkait perangkat terhubung IoT dan Big Data, sehingga mendorong perubahan positif yang terjadi pada kehidupan masyarakat.
"Ericsson sudah siap, kami sudah buat aplikasi untuk Asean Games tahun lalu. Selama wadah kita ciptakan ide akan muncul, Ericsson memiliki IoT accelerator. Chipset dapat kita peroleh dari partner," ujar Ronni saat acara Selular Congress 2018 di Le Meridien, Jakarta.
Sementara GM IoT Business Operations & Analytics Telkomsel Rio Novrianto menuturkan, dari sisi operator, penyedia jaringan dan penyedia konten, akan berbagi pengalaman dan best practice bagaimana IoT dan Big Data dapat digunakan untuk memecahkan berbagai solusi.
Baik menyangkut kebijakan publik dan pemerintahan, dalam upaya membangun smart city, maupun industri secara umum demi mendorong produktifitas sekaligus efisiensi.
Rio menambahkan, aplikasi dan device mendominasi IoT, Telkomsel ingin menjadi smart enablers dan IoT sangat berhubungan dengan teknologi.
"Telkomsel membuka diri untuk kerjasama dengan device. Telkomsel fokus IoT B2B. Setelah itu kita akan merambah consumer. Telkomsel memastikan semua berkolaborasi untuk membangun ekosistem baik pemerintah, swasta, retail menjadi masa depan dari IoT," tutup Rio.
Reporter: Fauzan JamaludinSumber: Merdeka.com
(Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement