Ajak Jadi Tutor, Aplikasi Snapask Tawarkan Penghasilan hingga Rp 10 Juta

Aplikasi tutorial belajar Snapask mengajak kepada mahasiswa dan umum untuk menjadi tutor bagi penggunanya, penghasilan per bulannya bisa mencapai Rp 10 jutaan.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 08 Mei 2018, 18:30 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2018, 18:30 WIB
[Bintang] Ilsutrasi les privat
Ilustrasi les privat | Sumber Foto: sigmaprivat.com

Liputan6.com, Jakarta - Aplikasi tutorial belajar untuk pelajar, Snapask, mengajak mahasiswa dan masyarakat umum untuk menjadi tutor. Tutor atau pengajar memiliki tugas membimbing pelajar dalam mengerjakan tugas-tugas atau pekerjaan rumah yang dirasa sulit.

Adapun pelajaran yang diajarkan beragam. Namun saat ini Snapask baru membuka tutorial untuk mata pelajaran Matematika, Biologi, Fisika, dan Kimia.

Tidak tanggung-tanggung, Snapask menawarkan penghasilan yang cukup menggiurkan, hingga Rp 10 juta bagi para tutor atau pengajar.

Head of South East Asia (SEA) Snapask, Clement Tay mengatakan, penghasilan yang diperoleh oleh tutor tergantung dari seberapa sering tutor tersebut menjawab pertanyaan dari pelajar.

Untuk yang tak terlalu aktif, pengajar bisa mendapatkan bayaran di bawah Rp 5 juta. Namun lain lagi jika tutor tersebut aktif menjawab pertanyaan, ia bisa mengantongi Rp 7-10 jutaan.

Saat ini, jumlah tutor untuk wilayah Indonesia di aplikasi Snapaks sebanyak 4.000 orang. Angka ini diharapkan terus bertambah seiring dengan banyaknya siswa yang menjadi pengguna aplikasi besutan startup asal Hong Kong ini.

"Tidak ada batasan usia untuk tutor, mahasiswa ataupun guru bisa mendaftarkan diri menjadi tutor namun kami menerapkan ketentuan untuk tutor," kata Clement di Jakarta, Selasa (8/5/2018).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Persyaratan Jadi Tutor

Buat Kamu yang Malas Belajar, Penting Banget Lakukan 4 Hal Ini!
Tak ada kalimat malas belajar, kalau kamu bisa menemukan suasana belajar yang disukai seperti ikut bimbel atau les privat.

Clement menjelaskan, salah satu persyaratan minimal menjadi tutor adalah mahasiswa yang masih aktif di bangku kuliah.

Bagi mereka yang belum memiliki pengalaman mengajar, dibutuhkan juga ijazah SMA. Kemudian, tim Snapask yang akan memutuskan untuk menerima jadi tutor atau tidak.

Kini, tutor paling banyak berasal dari kalangan mahasiswa. Sementara, pengguna terbanyak di Snapask adalah siswa SMP dan SMA di Indonesia.

Snapchat sebenarnya adalah aplikasi tutorial belajar yang mempertemukan pelajar dan tutor secara on demand. Layaknya Go-Jek atau Grab yang menghubungkan penumpang dengan ojek, aplikasi ini menghubungkan pelajar dengan tutornya manakala si pelajar butuh untuk dibantu dalam pelajaran.


Tentang Snapask

Snapask
Aplikasi tutorial belajar, Snapask mulai masuk ke Indonesia dengan personalisasi belajar menggunakan teknologi machine learning. Liputan6.com/ Agustin Setyo Wardani

Startup asal Hong Kong Snapask mulai melebarkan sayap ke Indonesia. Produknya adalah aplikasi tutorial belajar yang membantu siswa mengerjakan tugas-tugasnya.

Dengan aplikasi Snapask, pengguna bisa mendapatkan pengalaman belajar layaknya diajar oleh tutor pribadi. Prinsipnya, Snapask mempertemukan antara siswa yang mengalami kesulitan mengerjakan soal dengan tutor.

Siswa yang memiliki kesulitan, misalnya dalam belajar matematika akan dipertemukan dengan tutor yang mahir dalam bidang matematika. Tutor itu kemudian akan mengajarkan cara untuk menjawab soal yang dianggap sulit oleh siswa dalam sebuah ruang obrolan.

Snapask sudah hadir di Indonesia sejak enam bulan lalu. Kini, aplikasi itu sudah digunakan oleh 60.000 pelajar di Indonesia. Sementara, tutor yang membantu menjawab soal sebanyak 4.000 orang.

Selain di Indonesia, aplikasi Snapask juga hadir di berbagai negara Asia lainnya, seperti Hong Kong, Jepang, Korea, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Taiwan. Total pengguna Snapask di dunia kini mencapai 500 ribu pelajar.

Head of South East Asia Snapask Clement Tay mengatakan, saat ini 143 juta orang terhubung ke internet. 16,6 persen di antaranya berusia 13-18 tahun atau usia pelajar. Untuk itulah, Indonesia dianggap berpotensi besar bagi perkembangan Snapask. Buktinya, dalam enam bulan sudah ada 60.000 pelajar yang bergabung di aplikasi ini.

"Dengan Snapask, kami berharap siswa dapat belajar lebih percaya diri dan efisien dalam lingkungan yang lebih privat," katanya di Jakarta.

(Tin/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya