Liputan6.com, Beijing - Meski banyak vendor smartphone Tiongkok bergerilya dengan perangkat terbarunya, pada kenyataannya pasar smartphone di negara tersebut malah melesu.
Berdasarkan laporan terkini, pengapalan smartphone di Tiongkok menurun 34 persen dari kuartal sebelumnya.
Untuk diketahui, pada pekan lalu terjadi penurunan pengapalan smartphone secara global, yakni 2,9 persen pada kuartal pertama. Tiongkok, dalam hal ini, menjadi negara yang tertinggi dengan total penurunan pengapalan di mana angkanya kurang dari 100 juta unit.
Advertisement
Baca Juga
Ini bukan pertama kalinya pengapalan smartphone Tiongkok merosot. Pada kuartal ketiga 2013, pengapalan juga kurang dari 100 juta unit.
Menurut informasi yang dilansir Phone Arena pada Rabu (8/5/2018), penyebabnya penurunan tersebut karena periode Tahun Baru China.
Pada waktu itu, produksi smartphone diliburkan untuk sementara. Imbasnya, pengapalan smartphone menurun 34 persen dari kuartal keempat 2017.
Karena kuartal keempat termasuk musim belanja, penurunan tersebut sebetulnya tidak sama buruknya dengan penurunan 13,4 persen dari tahun ke tahun.
Kalau dilihat secara persentase di global kuartal pertama, pengapalan smartphone Tiongkok justru menurun di bawah 30 persen.
Menurut lembaga analis pasar smartphone Tiongkok Canalys, pasar Tiongkok mungkin saja sudah lelah dengan banyaknya variasi materi promosi dari vendor smartphone yang semakin banyak. Belum lagi, banyak merek smartphone baru hadir yang nyatanya bukan menyehatkan kompetisi, tetapi malah menjatuhkan potensi pasar.
"Tingkat kompetisi justru memaksa vendor untuk meniru portfolio produk dan strategi kompetitornya," ujar analis Mo Jia.
Vendor Smartphone Tiongkok Bakal Lebih Agresif Tahun Ini
Kontras dengan analisis di atas, pada kenyataannya para vendor asal Tiongkok dilaporkan memiliki strategi pengembangan yang sangat agresif untuk tahun ini.
Xiaomi termasuk salah satu vendor Tiongkok yang akan agresif mengapalkan jajaran ponsel besutannya sepanjang 2018.
Dilansir GSM Arena, Senin (9/4/2018), Oppo, Xiaomi, Vivo dan Huawei berencana memperluas pemasarannya di ranah global, disebabkan pasar lokal yang mulai stagnan. Xiaomi sendiri disebut berencana mengapalkan lebih dari 100 juta unit ponsel hingga Desember 2018.
Manufaktur ponsel Mi dan Redmi itu sudah mengapalkan lebih dari 10 juta unit produk setiap bulan selama kuartal I 2018.
Seandainya tren ini terus berlanjut, ponsel yang dijual oleh Xiaomi selama Januari hingga Desember 2018 bisa mencapai 120 hingga 150 juta unit. Sebagai perbandingan, Xiaomi mengapalkan 90 juta unit smartphone pada tahun lalu.
Advertisement
Bagaimana dengan Huawei?
Adapun rival senegaranya, Huawei pada tahun lalu mengapalkan sekira 150 juta unit ponsel, dengan 90 juta di antaranya di Tiongkok. Huawei untuk tahun ini dilaporkan menargetkan angka pengapalan bisa mencapai 200 juta .
Oppo dan Vivo akan terus fokus pada segmen ponsel harga terjangkau. Kedua perusahaan disebut akan berusaha menghadirkan berbagai fitur populer seperti dual camera, layar besar dan teknologi Artificial Intelligence (AI) di berbagai pasar berkembang.
(Jek/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: