Warganet Sindir Pemprov DKI yang Beli Tong Sampah Buatan Jerman

Pemprov DKI yang membeli tong sampah buatan Jerman disindir oleh para warganet.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 04 Jun 2018, 16:36 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2018, 16:36 WIB
Transjakarta Capai 500 Ribu Penumpang per Hari, Anies - Sandi Sujud Syukur
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakilnya Sandiaga Uno memotong tumpeng bersama pegawai Transjakarta, Jakarta, Selasa (20/3). Anies berharap peningkatan penumpang Transjakarta juga diimbangi oleh aspek kualitas. (Liputan6.com/Pool/Dadang WS)

Liputan6.com, Jakarta - Kabar pembelian tong sampah Jerman oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menuai tanda tanya besar dari warganet Indonesia.

Wajar saja warganet heran, pasalnya Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta membeli 2.640 tong sampah Jerman dengan harga US$ 247 atau sekitar Rp 3,3 juta per unit.

Pemprov menyebut pengadaan dilakukan pada 2016, dan kemudian dilanjutkan pada 2017 sebanyak 1.000 tong sampah. Kemudian, rencananya tahun 2018 ini akan ditambah beberapa ribu tong sampah lagi senilai hampir Rp 10 miliar.

Berikut respons dari para warganet terkait polemik tong sampah Jerman.

1. "Emang beli lokal gak ada?"

Salah seorang warganet bersikap tepat dan logis dengan mempertanyakan pilihan tong sampah Jerman. Toh, tong sampah buatan lokal pastinya banyak di pasaran.

2. Anggaran Harusnya Dipakai dengan Efisien

Warganet lain berkata, seharusnya anggaran yang dipakai untuk pengadaan tong sampah Jerman serta pohon plastik bisa dipakai untuk program-program yang lebih produktif. 

Contohnya, peningkatan kualitas transportasi umum dan UKM (Usaha Kecil dan Menengah).

Benahi Mental, Bukan Tempat Sampah

Indonesia Darurat Sampah Plastik
Suasana Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Galuga, Bogor (20/5). Indonesia memproduksi sampah plastik sebanyak 175.000 ton per hari dan menjadi penyumbang sampah terbesar kedua di dunia, setelah China. (Merdeka.com/Arie Basuki)

3. Perbaiki Mental untuk Tertib Buang Sampah

Ada sebuah ucapan menarik dari salah seorang warganet. Ia menyebut memperbaiki mental agar tertib buang sampah adalah tindakan yang lebih bijak.

Memang, percuma membeli tong sampah mahal tetapi warga belum bisa disiplin dalam membuang sampah.

4. Lebih Baik Beli Sendiri 

Kata warganet lain, lebih baik biar dia yang membeli tong sampah di sebuah toko online. 

Mungkin hal itu memang bisa menghemat anggaran, sebab satu unit tong sampah yang dijual online hanya seharga Rp 700 ribuan, jauh lebih murah ketimbang yang dibeli Pemda DKI.

5. Ingkar Janji Kampanye? 

Warganet lain menyindir Gubernur Anies Baswedan karena mengimpor tong sampah. Padahal, saat menang pemilihan gubernur, Anies berjanji akan mendukung pribumi.

Sayangnya, tong sampah pun sampai impor.

Salahkan Ahok Lagi?

Anies Baswedan hadiri Tarawih Akbar di Masjid Istiqlal (Nur Habibie/Merdeka.com)
Anies Baswedan hadiri Tarawih Akbar di Masjid Istiqlal (Nur Habibie/Merdeka.com)

6. Kok Tidak Tahu Terus?

Seorang warganet tampak kesal dan lelah melihat manuver Anies-Sandi yang cenderung tidak tahu menahu terhadap sebuah kebijakan.

Sekadar informasi, pengadaan tong sampah Jerman pertama terjadi pada 2016, tapi kemudian terus dilanjutkan pada 2017 dan 2018.

7. Alasan Modernisasi

Warganet lain menganggap lucu alasan dari Pemda DKI yang menyebut pengadaan tong sampah Jerman adalah untuk modernisasi.

8. Nyaring Bunyinya

Kasus tong sampah Jerman yang membuat keriuhan membuat warganet ini berinovasi pada sebuah peribahasa.

(Tom/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya