Ketua idEA Bicara soal Skandal Flash Sale Tokopedia

Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Ignatius Untung menganggap bahwa internal fraud merupakan risiko yang tidak dapat dihindari perusahaan.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 29 Agu 2018, 18:28 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2018, 18:28 WIB
Keseruan para generasi 90an nostalgia ke era 90an di The 90's Festival X Tokopedia.
Keseruan para generasi 90an nostalgia ke era 90an di The 90's Festival X Tokopedia.

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa hari lalu, Tokopedia dilaporkan telah resmi memutus hubungan kerja sejumlah pegawainya. Hal itu dilakukan karena mereka kedapatan melakukan kecurangan saat startup marketplace tersebut menggelar kampanye promosi.

CEO Tokopedia William Tanuwijaya pun membenarkan hal tersebut. Melalui akun Instagram-nya, dia mengaku Tokopedia telah memberhentikan seluruh anggota tim yang terlibat dalam pelanggaran ini.

Menanggapi skandal tersebut, Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Ignatius Untung menganggap bahwa internal fraud merupakan risiko yang tidak dapat dihindari perusahaan.

“Kecurangan oleh oknum internal yang tidak bertanggung jawab lumrah terjadi dari waktu ke waktu, baik di bisnis online maupun offline, bahkan di industri-industri yang regulasinya ketat," tuturnya dalam keterangan resmi yang diterima Rabu (29/8/2018).

Ia menganalogikan kasus ini dengan toko offline yang sedang menggelar diskon. Dari satu juta produk yang didiskon, Untung menuturkan, 49 buah dibeli oleh orang dalam dengan cara yang tidak benar.

"Nah, perusahaan tersebut lalu mengambil tindakan tegas," tuturnya.

Menurut Untung, sikap perusahaan terhadap internal fraud berbeda-beda. Ada yang mungkin memilih diam, ada juga yang mengambil tindakan tegas seperti Tokopedia.

Karena itu, dia menyebut keputusan ini merupakan pilihan sulit bagi Tokopedia mengingat jumlah barangnya sedikit. Tokopedia, menurut Untung, sebenarnya dapat memilih diam agar tidak menimbulkan pemberitaan.

"Ini justru membuktikan komitmen mereka untuk melindungi konsumen, sekaligus menjaga kepercayaan masyarakat," tutur Untung.

Lebih lanjut, dia menjelaskan ini bukan kali pertama kasus fraud di startup menarik perhatian publik. Sebelumnya, masyarakat sempat dihebohkan dengan pemberitaan soal Grab yang melaporkan karyawannya karena melakukan internal fraud hingga Rp 1 miliar. Ada pula penangkapan order fiktif Go-Jek atau kasus pesanan iPhone di Lazada yang ditukar sabun.

“Lewat teknologi, masalah itu lebih mudah terungkap dan dikelola dengan baik. Yang penting, kejadian ini memberikan efek jera bagi oknum tidak bertanggung jawab, bukan perusahaan. Jangan ketika ada kejadian serupa, pelaku startup malah enggan melaporkan,” ujarnya.

Kasus Skandal Fraud di Tokopedia

CEO Tokopedia William Tanuwidjaya
William Tanuwidjaya, CEO Tokopedia saat membuka acara ulang tahun ke-8 Tokopedia di Jakarta. Liputan6.com/Jeko Iqbal Reza

Sekadar informasi, kasus ini pertama kali dilaporkan oleh Tech in Asia beberapa hari lalu. Dari informasi tersebut diketahui Tokopedia telah memberhentikan puluhan karyawan. 

Keputusan itu diambil karena mereka diduga terlibat penipuan saat kampanye flash sale di hari ulang tahun Tokopedia pada 17 Agustus 2018. 

Penipuan yang dilakukan para karyawan itu membuat pengguna tidak dapat membeli penawaran barang murah selama masa promosi tersebut. Beberapa di antara yang dipecat termasuk karyawan senior. 

Pernyataan Resmi Tokopedia

Keseruan para generasi 90an nostalgia ke era 90an di The 90's Festival X Tokopedia.
Keseruan para generasi 90an nostalgia ke era 90an di The 90's Festival X Tokopedia.

Melalui laman blog-nya, Tokopedia juga membenarkan hal tersebut. Head of Corporate Communications Tokopedia Priscilla Anais mengaku menyesal bahwa ada sejumlah karyawan yang melakukan pelanggaran dan tidak menjalankan nilai perusahaan. 

"Kebijakan Tokopedia yang tidak menoleransi pelanggaran atau tindakan yang menunjukkan kegagalan integritas tidak berlaku spesifik hanya pada insiden tertentu, tapi secara menyeluruh lewat proses audit internal secara rutin, karena titipan kepercayaan merupakan amanah dan tanggung jawab yang kami jaga dengan sepenuh hati, setiap harinya," ucap Priscilla. 

Terlebih, Tokopedia dibangun dengan kepercayaan pada penjual, pengguna, mitra, dan karyawan. Karena itu untuk menjaga kepercayaan, secara rutin startup tersebut selalu melakukan internal audit, berdasarkan data yang objektif. 

"Bagi Tokopedia, tidak ada toleransi sama sekali untuk setiap pelanggaran yang berhubungan dengan integritas dan kecurangan," pungkas Priscilla. 

(Dam/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya