iOS 11 Kini Diadopsi 85 Persen iPhone dan iPad

Berdasarkan data itu per 3 September 2018, sebagian besar iPhone dan iPad saat ini menggunakan iOS 11 dengan tingkat adopsi sebesar 85 persen.

oleh Andina Librianty diperbarui 10 Sep 2018, 18:00 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2018, 18:00 WIB
PHOTO: Rela Antre Demi Dapatkan iPhone x dan iPhone 8
Sebuah iPhone X terbaru dipajang di gerai iBox, Central Park, Jakarta, Jumat (22/12). iPhone 8, iPhone 8 Plus, dan iPhone X dijual dengan harga 15 hingga 20 juta rupiah tergantung kapasitas memori. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Apple telah merilis data terbaru tentang adopsi sistem operasi (OS), iOS. Berdasarkan data per 3 September 2018 itu, sebagian besar iPhone dan iPad saat ini menggunakan iOS 11 dengan tingkat adopsi sebesar 85 persen.

Dilansir GSM Arena, Senin (10/9/2018), iOS 11 merupakan OS mobile yang dirilis oleh Apple pada 2017.

Menjelang peluncuran iOS 12, OS tersebut rupanya telah berhasil mendominasi iPhone dan iPad.

Di sisi lain, tingkat adopsi iOS 10 kini sebesar 10 persen dan versi yang lebih lawas 5 persen. Namun, Apple tak mengungkapkan jumlah perangkat iOS yang saat ini ada di tangan konsumen.

Apple sendiri tengah menyiapkan peluncuran iOS 12, yang akan fokus ada peningkatan performa, khususnya bagi perangkat lama.

Namun, OS ini juga memberikan polesan untuk sejumlah fitur, seperti Control Center, notifikasi dan tambahan fitur baru, termasuk AR Kit dan gesture seperti iPhone X pada iPad.

Apple akan menggelar acara pengumuman iPhonebaru pada 12 September 2018 dan peluncuran iOS 12 untuk perangkat yang kompatibel akan dirilis satu pekan setelahnya.

iOS 12 pertama kali diumumkan di Worldwide Developers Conference pada 4 Juni 2018.

 

iPhone Terbaru Tak Akan Lagi Punya Touch ID?

PHOTO: Rela Antre Demi Dapatkan iPhone x dan iPhone 8
Karyawan menunjukkan iPhone X dan iPhone 8 pada penjualan perdana di gerai iBox, Central Park, Jakarta, Jumat (22/12). Calon pembeli rela antre untuk membeli iPhone terbaru sejak pagi hari. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Lini iPhone 2018 dilaporkan akan hadir dalam tiga model berbeda, dan semuanya tidak akan memiliki fitur Touch ID. Sebagai gantinya, Apple membenamkan teknologi pengenalan wajah Face ID, sehingga ketiganya akan memiliki notch dan desain edge-to-edge seperti iPhone X.

Menurut analis terkemuka, Ming-Chi Kuo, Apple tidak berencana membawa kembali sensor sidik jari tersebut dalam waktu dekat ini. Itu artinya, Touch ID kemungkinan juga tidak akan ada pada lini iPhone 2019.

Sejauh ini, pihak Apple belum memberikan tanggapan soal kehadiran iPhone 2018. Namun, berdasarkan undangan yang disebarkan beberapa hari lalu, Apple akan mengumumkan tiga iPhone baru pada 12 September 2018.

Tiga smartphone tersebut adalah iPhone XS, XS Plus dan satu varian lain dengan harga lebih murah. Menurut laporan, iPhone XS dan XS Plus akan memiliki layar OLED, sama seperti seri iPhone X yang dirilis pada tahun lalu.

Varian iPhone yang lebih murah akan menggunakan layar LCD. Informasi tentang rincian harga jualnya juga belum diketahui.

 

Sensor Sidik Jari di Dalam Layar

PHOTO: Rela Antre Demi Dapatkan iPhone x dan iPhone 8
Sebuah iPhone 8 terbaru dipajang di gerai iBox, Central Park, Jakarta, Jumat (22/12). iPhone 8, iPhone 8 Plus, dan iPhone X dijual dengan harga 15 hingga 20 juta rupiah tergantung kapasitas memori. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Lebih lanjut, Kuo dalam catatan investornya menjelaskan bahwa adopsi sensor sidik jari di dalam layar akan meningkat 500 persen pada tahun depan. Pertumbuhan ini terjadi berkat manufaktur smartphone Android.

Menurutnya, teknologi pemindaian sidik jari akan terus berkembang. Pada tahap selanjutnya atau akhir, teknologi itu akan ada di seluruh bagian layar. Itu artinya, pengguna secara teknis bisa memindai sidik jari hanya dengan menyentuh layar di bagian mana pun. Saat ini, teknologi tersebut hanya bisa ditempatkan di bagian layar tertentu.

Samsung disebut akan menjadi perusahaan besar yang mengimplementasikan teknologi tersebut ke dalam layar melalui Galaxy S10 pada kuartal I 2019. Perusahaan asal Negeri Ginseng itu belum berencana berinvestasi dalam teknologi penyensoran 3D untuk fitur pengenalan wajah yang lebih canggih. Perusahaan ingin fokus pada sensor sidik jari karena fitur itu dinilai lebih nyaman dan mudah digunakan.

Di sisi lain, Apple mengambil pendekatan berbeda karena saat ini tengah "bertaruh" dengan fitur Face ID. Namun, perusahaan kemungkinan tidak akan mengubah strateginya sampai teknologi sensor sidik jari di dalam layar benar-benar siap digunakan.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, Apple dinilai menunggu perusahaan-perusahaan lain membuat teknologi tersebut cukup andal untuk ponsel dan baru menerapkannya. Apple melakukannya karena ingin memastikan semuanya bekerja sesuai harapan.

(Din/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya