Gmail Kini Punya 1,5 Miliar Pengguna Aktif

Layanan email milik Google, Gmail, kini mengantongi 1,5 miliar pengguna aktif.

oleh Andina Librianty diperbarui 27 Okt 2018, 14:00 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2018, 14:00 WIB
Google
Kantor pusat Google di Mountain View. Liputan6.com/Jeko Iqbal Reza

Liputan6.com, Jakarta - Jumlah pengguna aktif Gmail terus mengalami pertumbuhan. Berdasarkan data terbaru yang diumumkan di Twitter, jumlah pengguna aktifnya kini telah mencapai 1,5 miliar.

Dilansir Phone Arena, Sabtu (27/10/2018), total pengguna aktif Gmail mengalami 33 persen pertumbuhan dari satu miliar pada Februari 2016.

Pencapian ini kian menguatkan posisi Gmail sebagai salah satu layanan email populer. Sebagai catatan, biasanya sejumlah orang memiliki beberapa akun Gmail.

Gmail memulai layanannya di desktop pada April 2004 sebagai versi beta terbatas. Titel beta tersebut berakhir pada 2009.

Versi java tersedia untuk pengguna ponsel pada 2006. Pada 2012, Gmail memiliki 425 juta pengguna aktif, kemudian jumlahnya naik dua kali lipat menjadi 900 juta pada 2015.

Seiring waktu jumlah pengguna akif mengalami peningkatan. Untuk merayakan pencapaian 1,5 miliar pengguna aktif, Google menyampaikan ucapan terima kasih melalui Twitter.

"Kami mengucapkan terima kasih kepada semuanya. Love, tim Gmail," demikian keterangan yang tertulis di akun Twitter Gmail.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Google Akui Masih Izinkan Pihak Ketiga Integrasikan Layanan dengan Gmail

CEO Sundar Pichai
CEO Sundar Pichai ketika membawakan keynotes di Google I/O 2017. (Doc: Google HQ)

Google beberapa waktu lalu mengumumkan pengakuan penting terkait layanan Gmail miliknya. Raksasa internet itu mengungkap masih memungkinkan pengembang pihak ketiga untuk mengintegrasikan layanannya dengan Gmail.

Beberapa aplikasi yang biasa memanfaatkan hal ini adalah perencanaan perjalanan dan sistem manajemen khusus.

"Pengembang dapat membagi datanya ke pihak ketiga selama mereka transparan dengan para pengguna cara pemanfaatan data tersebut," tutur VP of Public Policy and Government Affairs untuk Amerika di Google, Susan Molinari, seperti dikutip dari CNN Money, pada bulan lalu.

Pernyataan tersebut disampaikan Google dalam bentuk surat untuk para senator di Amerika Serikat. Google juga memastikan bahwa aturan soal privasi dapat diakses oleh pengguna sebagai bahan pertimbangan.

"Pengguna juga dapat melihat atau menghapus akses aplikasi lewat laman Google Account-nya. Atau, mereka dapat memilih untuk tidak mengunduh aplikasi tersebut sama sekali," tutur Molinari.

Google pun dengan tegas akan menindak aplikasi yang tidak memberi kejelasan mengenai pemakaian data pengguna. Salah satunya adalah menonaktifkan aplikasi tersebut.

Surat pada senator soal Gmail ini sendiri sebenarnya muncul usai pemerintah Amerika Serikat menaruh perhatian pada data privasi pengguna di layanan online. Tak cuma Google, komite senat juga mempertanyakan hal tersebut ke Apple dan Twitter.

(Din/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya