Sumber Serangan Malware ke Indonesia Sepanjang 2018 Berasal dari Rusia

Laporan ini tidak hanya berisi mengenai serangan yang terjadi di Indonesia, melainkan hasil pemantauan trafik dan deteksi serangan siber termasuk malware.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 07 Feb 2019, 19:27 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2019, 19:27 WIB
Hacker
Ilustrasi hacker (thehackernews.co)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) baru saja mengeluarkan hasil laporan dari kerja sama dengan Indonesia Honeynet Project (IHP). Dalam forum Cyber Corner yang digelar di Jakarta, laporan itu lantas diserahkan secara simbolis pada perwakilan media.

Dalam sambutannya, Djoko Setiadi, selaku Kepala BSSN menyebut kerja sama ini merupakan respon BSSN terhadap keamanan siber Indonesia. Sementara laporan ini dibuat sebagai pertanggungjawaban BSSN terhadap publik.

Laporan ini tidak hanya berisi mengenai serangan yang terjadi di Indonesia, melainkan hasil pemantauan trafik dan deteksi serangan siber termasuk malware, ditambah analisis tiga malware terbanyak.

Salah satu temuan menarik dari laporan ini adalah sumber serangan siber yang menyerang Indonesia paling banyak berasal dari Rusia.

Kendati demikian, Direktur Deteksi dan Ancaman BSSN, Sulistyo menyebut bukan berarti serangan itu langsung dari negara tersebut.

"Jadi yang kita deteksi adalah nomor internet protocol (IP), bisa jadi penyerang hanya menggunakan Rusia sebagai proxy. Belum dapat dikatakan Rusia sebagai dalang serangan siber tersebut," tuturnya menjelaskan saat bertemu dengan awak media di Jakarta, 7 Februari 2019.

 

Data Laporan Dihimpun dari 21 Sensor Honeypot

Malware. Foto: codepolitan

Untuk diketahui, data laporan ini dihimpun dari 21 sensor Honeypot yang tersebar di enam provinsi. Secara keseluruhan, total serangan yang ditangkap sensor tersebut mencapai 12.895.554.

Honeypot sendiri merupakan sistem yang dirancang Honeynet untuk menjebak penyerang atau hacker sebab memiliki kemiripan dengan sistem asli. Lalu, sistem ini akan merekam interaksi penyerang untuk dijadikan sumber informasi penting dalam mempelajari teknik yang dipakai.

Selain Rusia, sumber serangan kedua dan ketiga terbesar berturut-turut berasal dari Tiongkok dan Amerika Serikat. Sumber lain yang juga ditangkap oleh sensor adalah Belanda, Perancis, India, Kanada, Jerman, termasuk Indonesia sendiri.

Adapun serangan dalam bentuk malware berjumlah 513.863 dari total keseluruhan serangan. Sementara untuk tiga malware terbanyak yang menyerang Indonesia adalah Conficker_1, Conficker_2, dan Conficker_3.

Bersamaan dengan dikeluarkannya laporan ini, BSSN juga meluncurkan situs BSSN dan Indonesia Honeynet Project, yakni honeynet.bssn.go.id. Situs itu menampilkan jumlah serangan secara real-time yang ditangkap 21 sensor tersebut.

(Dam/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini :

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya