Pesawat NASA Ungkap Misteri Terbesar Matahari

Pesawat luar angkasa milik NASA, Parker Solar Probe, mengumpulkan data sebanyak mungkin agar bisa mempelajari lebih dalam tentang Matahari di bumi.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Agu 2019, 06:30 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2019, 06:30 WIB
NASA/Johns Hopkins APL/Steve Gribben
NASA/Johns Hopkins APL/Steve Gribben

Liputan6.com, Jakarta - Pesawat luar angkasa milik NASA, Parker Solar Probe, berhasil terbang dan jaraknya dengan Matahari lebih dekat dibandingkan pesawat luar angkasa lainnya. Bukan hanya sekali, tetapi sudah dua kali.

Selama di sana, Probe mengumpulkan data sebanyak mungkin agar bisa mempelajari lebih dalam tentang Matahari di bumi. Demikian seperti dikutip dari laman Engadget, Selasa (6/8/2019). 

Saat ini, tim Parker sedang berada di Johns Hopkins Applied Physics Laboratory, Maryland. Mereka sudah menerima transmisi final untuk 22GB data sains yang berhasil dikumpulkan selama dua kali perjalananya ke Matahari.

Tim telah menerima data sebanyak 50 persen lebih, berkat spacecraft's telecommunications system yang bekerja dengan baik, seperti yang diharapkan.

Tim Parker segera melakukan pendaratan, setelah mengetahui bahwa pesawat tersebut memiliki tingkat downlink yang tinggi.

Diharapkan Terima Data Sains 25GB

Sinar matahari
Ilustrasi (Foto: pxhere.com)

Nyatanya, mereka mengambil banyak keuntungan dari kemampuan itu, dengan menginstruksikan penyelidik untuk mengirim kembali lebih banyak data dari misi kedua pada April.

Selama itu pula, empat suite instrumen sains pesawat ruang angkasa sibuk mengumpulkan informasi.

Itulah sebabnya, tim mengharapkan untuk menerima 25GB data sains tambahan antara 24 Juli dan 15 Agustus.

Kumpulkan Informasi

ISS Melintasi Matahari
Stasiun Angkasa Luar Internasional terbang di dekat matahari. (NASA)

Tim rencananya akan merilis data dari dua misi pertama ke publik pada akhir tahun ini.

Sebelum itu dilakukan, pesawat ruang angkasa akan melakukan penerbangan ketiga, yang akan dimulai pada 27 Agustus dan mencapai pendekatan terdekat pada 1 September.

Para peneliti berharap misi ini bisa mengumpulkan informasi yang dibutuhkan, seperti mengungkap misteri terbesar matahari, termasuk mengapa korona matahari (aura plasma) jauh lebih panas daripada permukaannya.

(Linda Fahira Putri/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya