Liputan6.com, Jakarta - Sebuah foto yang dirilis oleh NASA memperlihatkan Stasiun Angkasa Luar Internasional (ISS) sedang melintasi orbit di antara Bumi dan matahari.
Gambar komposit tersebut diabadikan oleh fotografer Rainee Colacurcio, yang dipilih oleh badan antariksa Amerika Serikat itu sebagai "NASA Astronomy Picture of the Day."
Colacurcio sendiri mengambil foto itu dari Edmonds Beach di Washington, Amerika Serikat pada Selasa, 16 Juli 2019.
Advertisement
Meskipun terlihat amat dekat dengan matahari, namun sebenarnya lintasan laboratorium angkasa luar ini masih jauh dari permukaan pusat tata surya dan lebih dekat ke Bumi.
Baca Juga
"Itu bukan sunspot (bintik matahari), melainkan Stasiun Angkasa Luar Internasional (ISS) yang tertangkap lewat bidikan kamera saya saat melintas di antara Bumi dan matahari," kata Colacurcio, seperti dikutip dari Daily Mail, Rabu (17/7/2019).
NASA shares photo of International Space Station passing by the sun and it's beautiful https://t.co/rnxGq9QwYV
— Herb Scribner (@HerbScribner) July 17, 2019
"Bintik matahari, secara individual, memiliki umbra pusat yang gelap, penumbra yang lebih terang di sekitarnya, dan tidak ada panel surya. Transit matahari bukan hal yang luar biasa untuk ISS, yang mengorbit Bumi setiap 90 menit," tambah Colacurcio.
Komposit yang dihasilkan dalam foto juga tidak biasa, menurut penilaian NASA, karena menunjukkan bahwa matahari seperti kekurangan bintik aslinya.
Dalam gambar itu, ISS tampak bak 'tambalan' berwarna hitam yang muncul untuk sementara waktu di permukaan matahari dan mewakili daerah dengan suhu yang relatif lebih dingin, berkat fluks magnetik lokal yang mengurangi konveksi.
Sementara itu, jumlah bintik matahari pada waktu tertentu cenderung bervariasi, tergantung pada siklus matahari 11 tahun.
"Bintik matahari jarang terjadi di matahari itu sendiri, sejak awal Solar Minimum saat ini, periode aktivitas matahari rendah," Colacurcio menjelaskan.
Sedangkan untuk alasan yang belum sepenuhnya dipahami, jumlah bintik matahari yang terjadi selama Solar Minimun sebelumnya dan sekarang sangat rendah.
Pria Australia Abadikan Momen Langka Saat ISS Melintas Tepat di Depan Bulan
Seorang astronom amatir Australia mengambil gambar menakjubkan dari Stasiun Antariksa Internasional (ISS) yang melintas di depan Bulan. Membutuhkan waktu delapan tahun untuk menangkap momen langka tersebut.
Ken Lawson, dari Geraldton di Australia bagian barat, sudah menggandrungi dunia astronomi dan fotografi sejak kecil. Pada 14 Maret 2019 kemarin, ia berhasil membidik ISS yang lewat di antara Bumi dan Bulan, dalam cahaya yang sempurna, serta hanya bermodalkan kamera dan teleskop sederhana.
"Memotret ISS adalah salah satu impian saya," akunya kepada Guardian Australia, yang dikutip pada Kamis, 28 Maret 2019. "Saya melihat seseorang melakukannya bertahun-tahun yang lalu dan saya pikir, saya juga bisa melakukannya. Butuh sekitar delapan tahun untuk mendapatkan momen tersebut. Ini mirip dengan gerhana matahari total."
"Anda harus berada di jalur yang benar. Hanya lima menit dari rumah saya. Tetapi saya harus menunggu delapan tahun agar hal itu bisa terjadi," jelasnya.
ISS hanya memiliki panjang 100 meter dan lebar 72 meter, mengorbit 300 km hingga 435 km di atas Bumi, dan bergerak dengan kecepatan 27.600 km/jam sehingga membuatnya sangat sulit untuk difoto.
Jika dilihat dari Bumi, hanya dibutuhkan 0,3 detik untuk melintasi Bulan. Tetapi Lawson mengatakan, setiap astronom amatir bisa memanfaatkan alat yang dia miliki untuk mengambil gambar ISS, bahkan kamera Canon 5D Mark IV dan teleskop manual delapan inci.
"Ini jenis kamera dan teleskop seharga 500 dolar AS," katanya. "Tidak ada yang spesial."
Lawson menambahkan, ia senang dengan reaksi publik terhadap fotonya, dan sudah merencanakan untuk melakukan proyek berikutnya.
"Selalu ada objek lain. Beberapa di antaranya terletak jauh di langit. Sejumlah orang umumnya memotret ISS ketika stasiun ini berada di hadapan matahari," pungkasnya.
Di satu sisi, Lawson menceritakan bahwa kegemarannya di dunia fotografi tak lepas dari sang ayah yang juga merupakan fotografer. Kamar tidur Lawson dahulunya adalah kamar gelap ayah dia.
"Pada sekitar umur delapan tahun, saya melihat gambar Saturnus yang berbayang (blur) pertama saya dan saya terpikat akan astronomi sejak itu," kenangnya menutup.
Advertisement