Edukasi Soal Blockchain Masih Minim di Indonesia

Edukasi tentang blockchain hingga saat ini masih sangat minim di Indonesia.

oleh Iskandar diperbarui 26 Sep 2019, 12:30 WIB
Diterbitkan 26 Sep 2019, 12:30 WIB
Blockchain
Ilustrasi Blockchain. Dok: catalysts.cc

Liputan6.com, Jakarta - Teknologi blockchain dan crypto asset (cryptocurrency) marak dibicarakan lima tahun belakangan ini. Namun, edukasi tentang teknologi tersebut masih minim di Indonesia.

Cryptocurrency asli karya anak bangsa, Royal Token, hadir menjadi bagian dari ekosistem blockchain di Tanah Air dalam bidang edukasi yang akan membantu mencerdaskan generasi milenial untuk menghadapi persaingan global.

CEO Royal Token Tri Ratna Fauziah mengatakan dengan strategi edukasi, crypto asset akan lebih mudah dipahami oleh masyarakat luas.

"Royal Token hadir dengan tujuan edukasi dan membangun komunitas di dunia blockchain, dan crypto asset (cryptocurrency) sendiri masih tergolong asing di indonesia," ujar Ratna dalam keterangannya, Kamis (26/9/2019).

Ia berharap dengan hadirnya Royal Token dan ekosistemnya akan menambah minat masyarakat luas untuk belajar dengan mudah dan mencerdaskan generasi yang akan datang, untuk menyambut persaingan global dan dunia digital yang tak bisa terhindarkan.

 

Potensi Besar di Indonesia

CEO Royal Token Tri Ratna Fauziah
Tri Ratna Fauziah, CEO Royal Token. Dok: Royal Token

Royal Token memilih jalur edukasi sebagai media membangun komunitas serta mengembangkan platform aplikasi pintar media sosial berbasis blockchain, untuk sarana edukasi dan berbagi informasi kepada para anggota komunitas blockchain, terutama di indonesia.

Untuk menjamin transparansi, Royal Token diciptakan menggunakan jaringan berbasis Blockchain Ethereum Network ERC20, dengan total supply terbatas sebanyak empat juta token (4.000.0000 RYL).

Juga menggunakan kode tiker RYL dan pada Program ICO akan di distribusikan sebanyak dua juta token (2.000.000 RYL). Sisa token dari program ICO akan dihanguskan (burn).

"Kami membuka peluang bagi para member dan investor untuk berpartisipasi dalam program Initial Coin Offering (ICO) yang akan diselanggarakan pada tahap pertama, mulai tanggal 1 Oktober sampai 1 november 2019," Ucap Ratna.

Sementara tahap kedua mulai 2 November sampai 15 Desember 2019. Untuk berpartisipasi dalam program ICO Royal Token, pengguna wajib mengisi formulir KYC (Know Your Customer).

Setelah melewati masa ICO. Royal Token direncanakan akan Listing di tiga exchanger ternama di dunia.

 

 

Jemput Bola

Blockhain
Ilustrasi blockchain. Dok: netscout.com

Ratna melanjutkan, tim pengembangnya akan terus mengembangkan aplikasi media sosial berbasis blockchain, e-learning, dan melakukan sosialisasi kepada para mahasiswa, pelajar serta masyarakat di penjuru nusantara dengan metode jemput bola.

"Kami akan hadir ke sekolah, kampus, dan mengadakan even forum komunitas di berbagai daerah di indonesia," katanya.

Indonesia akan lebih maju jika generasi muda milenial cerdas dan kreatif dalam menghadapi persaingan di dunia digital dan ekonomi global.

(Isk/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya