Liputan6.com, Jepang - Konten video menjadi salah satu yang tengah digandrungi para pengguna jejaring sosial. Hal itu juga turut menjadi perhatian perusahaan aplikasi pesan instan Line.Â
Namun demikian, Line punya anggapan lain. Chief Technology Officer Line Corp Euivin Park menganggap pengguna Line di Indonesia belum memfokuskan diri pada konten video.
Baca Juga
Karena itu, Euivin menyebut perusahaannya belum berencana untuk menghadirkan produk dengan fokus utama pada konten video.
Advertisement
"Sejauh ini di Indonesia, konten video belum menjadi prioritas pengguna Line. Kami lebih mempertimbangkan berbagai layanan yang menjadi kebutuhan pengguna. Namun, pada dasarnya, tentu konten video tetap kami kembangkan," ujar Euivin Park di sela acara Line Developer Day 2019 di Grand Nikko Hotel, Tokyo, Rabu, 20 November 2019.Â
Dia mengaku akan mempertimbangkan dan tidak menutup kemungkinan untuk memonetisasi konten video yang saat ini telah dapat diunggah pengguna ke Timeline aplikasi. Dia juga menyebut akan mencari model bisnis yang sesuai dengan karakteristik dan kekuatan dari layanan Line.
Meskipun demikian, Park menyebut akan lebih dulu mengevaluasi jumlah pengguna yang mengakses video melalui Timeline, dengan menganalisis data yang diperoleh dari riset perusahaan.Â
Persaingan di Pasar Indonesia
Sementara itu disinggung soal persaingan di pasar Indonesia, Park menyebut Line menggunakan strategi berbeda sebab perusahaannya bukan satu-satunya pemain di ranah aplikasi pesan instan di Tanah Air.
"Kami berupaya untuk memahami kebutuhan masyarakat dan menghadirkan layanan guna memenuhi kebutuhan berbasis gaya hidup masyarakat Indonesia," ucap dia.
Â
Advertisement
Tipe Pengguna Indonesia
Pengguna di Indonesia menurut Park sangat terbuka untuk berkomunikasi dengan anggota masyarakat lain yang belum ditemui di kehidupan nyata. Selain itu, Park juga menekankan mayoritas pengguna Line di Indonesia merupakan remaja, lebih besar jika dibandingkan dengan negara lain.Â
Hal ini, lanjut Park, menjadi salah satu bahan pertimbangan Line dalam menghadirkan produk dan layanan, dan menekankan bahwa perusahaannya tidak ingin sembarangan dalam meluncurkan produk.
Kehati-hatian Line dalam menghadirkan produk di Indonesia ini secara khusus terkait dengan Line Brain. Sebagai informasi, Line Brain merupakan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang secara spesifik ditujukan untuk layanan Business to Business (B2B).
Park mengaku ingin segera menghadirkan teknologi Line Brain di Indonesia, tetapi masih terbentur kendala bahasa.
"Tentu kami sangat ini Line Brain bisa menyapa masyarakat Indonesia, namun ada beberapa hal teknis yang harus dirampungkan, salah satunya, bahasa" ucap dia.