Wisma Negara, Saksi Bisu Persahabatan Sukarno-Kennedy

Keberadaan wisma negara juga mencerminkan visi Sukarno dalam membangun citra Indonesia di mata internasional. Hingga kini, wisma negara menjadi salah satu landmark di kepresidenan Jakarta.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 02 Feb 2025, 16:00 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2025, 16:00 WIB
[Bintang] Sukarno
Ir. Sukarno bersama mantan presiden Amerika, John F. Kennedy dan Andy Warhol, seniman asal Amerika. (photo: pinterest.com)... Selengkapnya

Liputan6.com, Yogyakarta - Di sisi timur komplek Istana Merdeka Jakarta, berdiri megah sebuah bangunan bernama Wisma Negara. Gedung yang kini menjadi tempat penginapan tamu negara ini menyimpan kisah historis tentang sebuah persahabatan yang tak sempat terjalin antara dua pemimpin berpengaruh pada masa perang dingin.

Mengutip dari berbagai sumber, wisma negara dibangun atas inisiatif Presiden Sukarno setelah kunjungannya ke Gedung Putih pada tahun 1961. Pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat John F.

Kennedy kala itu menghasilkan kesepakatan bahwa Kennedy akan berkunjung ke Indonesia pada tahun 1964. Sebagai tuan rumah yang menghargai tamu kehormatan, Sukarno kemudian menginisiasi pembangunan sebuah guest house mewah khusus untuk Kennedy.

Proyek pembangunan Wisma Negara dimulai pada tahun 1962 dengan menunjuk tim arsitek nasional di bawah pimpinan Darsono. Bangunan ini dirancang dengan standar internasional dan dilengkapi berbagai fasilitas modern untuk memberikan kenyamanan maksimal bagi sang tamu negara.

Lokasinya yang strategis di samping Istana Merdeka juga menunjukkan bagaimana Sukarno menempatkan Kennedy sebagai tamu yang istimewa. Akan tetapi, sejarah berkata lain.

Setahun sebelum jadwal kunjungannya ke Indonesia, tepatnya pada 22 November 1963, Kennedy tewas tertembak dalam sebuah insiden di Dallas, Texas. Peristiwa ini tidak hanya mengguncang dunia, tetapi juga menandai berakhirnya harapan akan terjalinnya hubungan diplomatik yang lebih erat antara Indonesia dan Amerika Serikat melalui persahabatan kedua pemimpin tersebut.

Meski Kennedy tidak pernah menginjakkan kaki di wisma negara, bangunan ini tetap berdiri kokoh hingga saat ini sebagai bagian dari kepresidenan. Fungsinya sebagai penginapan tamu negara tetap terjaga.

Ini menjadi saksi bisu dari berbagai pertemuan diplomatik penting sepanjang sejarah Indonesia. Wisma negara kini menjadi monumen yang mengingatkan pada sebuah era di mana diplomasi personal antar pemimpin negara dapat membuka jalan bagi hubungan bilateral yang lebih baik.

Penulis: Ade Yofi Faidzun

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya