IDC: Smartphone di Bawah Rp 3 Juta Kuasai Pasar Indonesia

Smartphone mid-range saat ini menguasai 38 persen market share Indonesia dari total pengapalan smartphone.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 30 Nov 2019, 09:00 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2019, 09:00 WIB
Realme IDC
Marketing Analyst IDC Indonesia, Risky Febrian. (Liputan6.com/ Agustin Setyo W)

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan riset pasar IDC menyebut, pasar smartphone Indonesia dikuasai oleh ponsel pintar dengan harga di bawah Rp 3 jutaan atau segmen mid-end.

Diungkapkan oleh Marketing Analyst IDC Indonesia, Risky Febrian, smartphone mid-range menguasai 38 persen market share Indonesia dari total pengapalan smartphone.

"Smartphone mid-range itu menyumbang 38 persen dari total market yang sebanyak 8,8 juta di kuartal 3 2019," kata Risky ditemui di konferensi pers Realme yang digelar di Jakarta baru-baru ini.

Risky mengatakan, dibandingkan periode-periode sebelumnya, ada pergeseran pasar di mana konsumen yang tadinya membeli perangkat low-end kini lebih banyak membeli perangkat mid-end.

Risky menjelaskan, pasar low end pada beberapa tahun lalu memegang market share paling tinggi, yakni antara 30-40 persen namun kini turun hingga 19 persen saja.

"Ultra low-end itu harganya di bawah Rp 1,4 juta, tiga tahun ke belakang ada shifting di segmen itu. Ultra low-end sebelumnya di angka 30-40 persen, sekarang di kuartal 3, ultra low-end itu sekarang hanya 19 persen," tutur Risky. 

"Penyebab market share paling banyak ada di kelas mid-range, pertama karena ada perubahan trend, kini mobile gaming populer dan perubahan konsumsi media seperti streaming video di smartphone," kata Risky.

 

Smartphone Mid-Range Paling Digemari

Marketing Analyst IDC Indonesia, Risky Febrian (kiri), bersama dengan Senior Brand Manager Realme Indonesia, Palson Yi, di Jakarta, Jumat (29/11/2019). (Liputan6.com/ Agustin Setyo W)

Risky mengatakan, pergeseran trend penggunaan smartphone itu membuat konsumen butuh perangkat dengan spesifikasi lebih tinggi namun harga tetap terjangkau. Oleh karena itu, smartphone mid-range banyak dibeli oleh konsumen.

Selain itu, kata Risky, pada kuartal kedua dan keempat merupakan peak season. Peak season yang dimaksud adalah saat di mana pengapalan smartphone berada di puncak, dibandingkan dengan kuartal lain.

"Memasuki peak season di kuartal 4 pada akhir tahun, ada momen Natal dan Tahun Baru, vendor pun memberikan promo-promo sehingga pengeluaran dari sisi konsumen akan meningkat juga. Makanya, di kuartal 3, banyak vendor meningkatkan shipment smartphone mid-range," ujar Risky memberi penjelasan.

Di samping itu, menurut dia, persaingan di smartphone kelas mid-range sangat ketat dibanding dengan di kelas flagship smartphone.

"Brand loyalty sangat rendah di kelas menengah, jadi konsumen mudah terpengaruh dengan promo. Apalagi konsumen sangat sensitif dengan harga," tutur Risky. 

Oleh karena itu, jika ada smartphone yang harganya kompetitif dan spesifikasinya cukup bagus, konsumen akan beralih ke merek lainnya.

(Tin/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya