Liputan6.com, Jakarta - Pengguna smartphone seringkali mendapatkan berbagai pesan spam yang ujung-ujungnya meminta informasi personal atau mengarahkan mereka ke laman spam.
Google meningkatkan upayanya untuk mengekang pesan-pesan spam dengan memperkenalkan fitur Verifikasi SMS di layanan perpesanan Android.
Advertisement
Baca Juga
Mengutip laman The Next Web, Senin (16/12/2019), kini ketika pengguna mendapatkan pesan dari nomor aneh yang tak dikenal, Google akan memverifikasi.
Verifikasi dilakukan untuk mengetahui apakah nomor telepon tersebut berasal dari bisnis legal yang terdaftar.
Jika berasal dari bisnis yang legal, pengguna akan mendapatkan nama dari perusahaan dan sebuah logo di utas pesan, tanda pesan telah terverifikasi.
Meski begitu, ketiadaan logo di utas pesan tak lantas membuat pesan tersebut adalah pesan spam.
Belum Semua Bisnis Terdaftar
Fitur Verifikasi SMS ini baru mulai digulirkan sehingga belum semua penyedia bisnis atau perusahaan berada dalam database Google.
Kehadiran fitur ini tentu membuat pengguna lebih nyaman ketika mendapatkan SMS dari nomor-nomor yang tidak dikenal dan meminta kode-kode penting seperti OTP, dan lain-lain.
Langkah yang dilakukan Google ini merupakan upaya perusahaan untuk mengurangi spam. Di sejumlah negara, perpesanan di Android juga telah memiliki kemampuan untuk memberi tahu ke pengguna bahwa sebuah pesan merupakan spam.
Fitur tersebut telah menyebar di AS dan pengguna bisa melaporkan spam di aplikasi juga.
Advertisement
Pesan Spam di Indonesia Tertinggi Ketiga di Dunia
Indonesia menjadi negaga ketiga dunia sebagai negara yang paling banyak menerima panggilan spam. Lompatan ini sangat signifikan karena tahun lalu Indonesia berada di peringkat ke-16.
Hal ini diungkap dalam laporan Truecaller Insights Report 2019, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap dampak panggilan dan SMS spam secara global.
Aplikasi pelacak nomor anonim Truecaller mencatat Indonesia merupakan negara yang paling banyak menerima spam di Asia Tenggara, dengan jumlah panggilan spam sebesar 27,9 setiap bulannya.
Ini merupakan kenaikan pesat dibanding angka tahun sebelumnya yakni 8,5 panggilan spam per bulan. Telepon dari bank, layanan finansial, dan broker asuransi merupakan sumber spam terbesar, berkontribusi sekitar 64 persen dari semua panggilan spam.
Yang lebih mengkhawatirkan, jumlah penipuan (scam) lewat telepon meningkat dua kali lipat sejak tahun lalu, dari 10 persen menjadi 21 persen atau 1 dari 5 panggilan spam merupakan penipuan.
Kim Fai Kok, Director of Communications Truecaller menuturkan angka penipuan melalui telepon maupun SMS terus meningkat secara signifikan di Indonesia.
"Saat ini, ponsel memang sudah menjadi bagian tidak terpisahkan dalam kegiatan sehari-hari, namun oknum yang tidak bertanggung jawab justru menggunakan kesempatan ini untuk melakukan penipuan dengan mengelabui masyarakat umum,"Â kata Kim melalui keterangannya, Kamis (5/12/2019).
Ia mengklaim Truecaller telah membantu lebih dari 420.000 pengguna aktif harian di Indonesia untuk melindungi mereka dari panggilan scam.Â
(Tin/Isk)