Peran Penting IoT untuk Industri dan Pemerintah Indonesia

Bukan cuma korporat saja, pemerintah juga bisa mendapatkan manfaat IoT untuk memangkas cost operasional.

oleh Iskandar diperbarui 28 Des 2019, 15:54 WIB
Diterbitkan 28 Des 2019, 15:54 WIB
Ketua Umum ASIOTI Teguh Prasetya
Teguh Prasetya, Ketua Umum ASIOTI. Dok: ASIOTI

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia (ASIOTI) Teguh Prasetya menilai peran Internet of Things (IoT) sangat penting untuk industri dan juga pemerintah, karena bisa membantu mengurangi cost sekaligus menambah efisiensi organisasi.

"Bukan cuma korporat saja, pemerintah juga bisa mendapatkan manfaat IoT untuk memangkas cost operasional pemerintah daerah dan pemerintah pusat," kata Teguh di perayaan hari ulang tahun ASIOTI yang pertama di Jakarta, Jumat (27/12/2019). 

Dalam kesempatan ini, Teguh mengungkapkan pengalamannya dalam mensosialisasikan pentingnya penerapan IoT sepanjang 2019 melalui bendera PT Alita Praya Mitra, di mana dia menjabat sebagai CEO.

Sosialisasi yang dilakukan antara lain mendorong kebutuhan klien potensial, melakukan kolaborasi teknologi dan ekosistem dengan berbagai mitra, meningkatkan ekosistem melalui komunitas, menggandeng pemerintah, publikasi melalui media dan sosial media, serta mendapatkan feedback dari klien.

"Layanan dan solusi Alita kini telah mencakup semua provider telekomunikasi, penyiaran, dan pemerintahan serta perusahaan besar yang merupakan klien utama," ucap Teguh menambahkan melalui keterangan resminya.

 

Pemain IoT Harus Blusukan

Dirjen SDPPI Kemkominfo Ismail
Dirjen SDPPI Kemkominfo Ismail. Liputan6.com/Agustin Setyo Wardani

Sementara itu, Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (Dirjen SDPPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika Ismail menyampaikan pentingnya mengedukasi pasar badan usaha tentang pemanfaatan IoT.

Pada 2020, menurutnya pemain IoT perlu gencar melakukan blusukan ke badan usaha.

Mengutip data dari Global System for Mobile Communications (GSMA), Ismail mengatakan, badan usaha mampu menghemat biaya 4-5 persen dari seluruh ongkos operasional.

Dia mencontohkan, PT Pertamina (Persero) mampu melakukan penghematan operasional mencapai US$ 2,4 juta (sekitar Rp 34,3 triliun) atau 5 persen dari total US$ 48,7 juta pada 2018.

Begitu juga dengan PT PLN (Persero) yang menghemat Rp 15,41 triliun dari total operasional Rp 308,2 triliun pada periode yang sama.

"Jika IoT diimplementasikan dan tepat sasaran untuk menyelesaikan masalah, maka badan usaha dapat melakukan penghematan signifikan," Ismail memungkaskan.

 

Bantu Wujudkan Smart City

Sementara itu, Wakil Wali Kota Tegal Muhamad Jumadi mengungkapkan penerapan IoT sangat membantu pihaknya dalam mewujudkan Tegal Smart City.

Apalagi visi utama daerah tersebut adalah mewujudkan pemerintahan yang bersih, profesional, akuntabel, berwibawa dan inovatif, serta berbasis teknologi informasi.

Saat ini, menurut Jumadi, Kota Tegal telah memiliki banyak layanan inovatif yang berkaitan dengan pelayanan publik. Salah satu di antaranya adalah Jakwir Cetem (Aja Kosih Wira Wiri Cepat Tepat dan Mudah) yang merupakan aplikasi berbasis mobile, cloud, dan iOT yang bekerja sama dengan salah satu layanan transportasi online untuk mengantar dokumen kependudukan.

"Dengan aplikasi tersebut, masyarakat tidak perlu datang ke Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil untuk mengurus dokumen kependudukannya. Cukup lewat smartphone, dokumen akan diantar ke rumah warga," ujarnya.

Ketika diluncurkan pada 21 Oktober 2019, Jumadi mengklaim Jakwir Cetem telah melayani sebanyak 7.712 kali pelayanan online.

Tak heran, inovasi ini berhasil mencetak rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai Pengiriman Dokumen Kependudukan Terbanyak Dalam Sehari ketika diluncurkan.

(Isk/Why)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya