Liputan6.com, Jakarta - Bukalapak ingin menjadi perusahaan yang bertahan hingga usia lebih dari 100 tahun. Salah satu strateginya adalah menjadi perusahaan yang sustainable atau berkelanjutan.
Diungkapkan oleh CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin, perusahaan ingin sustainable dalam menjalankan bisnisnya.
Advertisement
Baca Juga
"Suatu ketika kita perlu (untuk sustainable). Tidak masuk akal kalau kita selalu berharap disubsidi oleh pemilik saham," kata Rachmat ditemui media usai Perayaan 10 Tahun Bukalapak di Kantor Bukalapak di Kawasan Lebak Bulus, Jakarta, Jumat (10/1/2020).
Bukalapak sendiri, kata Rachmat, sejak awal memang berniat menjadi perusahaan yang miliki model bisnis berkelanjutan.
"Kami selalu mencoba bertemu revenue, aliran kasnya bertumbuh lebih tinggi daripada biaya yang dikeluarkan (cash out). Insya Allah kami ingin mencapai titik sustainable," kata Rachmat.
Â
Perluas Jaringan UMKM
Untuk itu, Bukalapak fokus mengelola beberapa hal, salah satunya memiliki sumber daya yang kuat dan memberikan manfaat kepada semua stakeholder, partner bisnis, pemegang saham, pemerintah, dan seluruh masyarakat.
Kemudian, Bukalapak juga ingin memperluas jangkauan UMKM secara nasional, internasional, online dan offline melalui teknologi dan inovasi.
Ketiga, menjadikan Bukalapak sebagai tempat untuk talenta-talenta kebanggaan Tanah Air untuk berkarya di Bukalapak.
Â
Advertisement
Tak Pusing Soal IPO
Bukalapak juga tidak terlalu memusingkan soal penawaran saham publik perdana (IPO).
"IPO itu hanya satu jalan untuk mencari modal. Kalau kami lebih mempersiapkan perusahaan bisa sustainable, secara infrastruktur, pemerintah, dan risk compliance bisa seperti perusahaan kelas dunia," kata Rachmat.
Ia mengatakan, jika nantinya Bukalapak bisa IPO, hal tersebut akan dilakukan jika perusahaan sudah siap.
"Kalau enggak pun it's okay. Kalau misalnya (Bukalapak) sudah submit ke bursa, ya sudah langsung di-publish," tutur Rachmat.
(Tin/Isk)