Liputan6.com, Jakarta - Platform P2P (peer-to-peer) Lending asli Indonesia, Cashwagon, mengklaim menggunakan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) untuk efisiensi dan keamanan.
CEO PT. Kas Wagon Indonesia Asri Anjarsari mengatakan sistem penilaian berbasis AI yang dimiliki perusahaan bisa dengan cepat menentukan kemampuan seorang peminjam dalam membayar cicilan, untuk efisiensi dan keamanan.
Baca Juga
"Sebagai perusahaan yang 100 persen digital, kami lebih lincah, cepat, dan fleksibel daripada tipikal sebuah lembaga perbankan. Dana operasi kami yang minim menjadi salah satu alasan mengapa kami dapat menawarkan suku bunga yang kompetitif untuk para pemberi pinjaman,” kata Asri melalui keterangannya, Rabu (22/1/2020).
Advertisement
Startup yang berdiri sejak November 2017 ini telah berhasil mengubah cara orang memperoleh dana tambahan dan mengakses cicilan jangka pendek secara online.
Platform ini membantu menghubungkan para pemberi pinjaman, yang dapat meraih keuntungan minimal Rp 500.000, dengan para peminjam yang sudah diverifikasi oleh sebuah software peniliaian berbasis AI yang dimiliki Cashwagon.
Selain sebagai platfotm P2P, Cashwagon juga ingin memberikan kontribusi positif dengan memberikan edukasi tentang pendanaan kepada semua pihak dalam ekosistemnya.
Gelar Talk Show
Salah satu contohnya adalah dengan menggelar Cashwagon The Rich Club, yaitu acara small gathering untuk para calon pemberi pinjaman potensial yang akan duduk bersama dengan perwakilan Cashwagon, serta mendengarkan sharing session dari seorang financial planner.
Acara talk show yang dikemas dalam konsep high tea ini berbagi dan berdiskusi seputar tren di dunia pendanaan saat ini, dan tips mengenai bagaimana mengenali peluang pendanaan dengan baik.
Ada pula sesi dari perwakilan Cashwagon yang menjelaskan tentang benefit yang akan dirasakan oleh para calon pemberi pinjaman ketika bergabung dengan Cashwagon.
Cashwagon mencatatkan lebih dari 350.000 peminjam yang telah terverifikasi, memproses lebih dari sejuta pinjaman, dan lebih dari Rp 1,5 triliun dana pinjaman yang telah dicairkan.
(Isk/Ysl)
Advertisement