Liputan6.com, Jakarta - Twitter kembali merilis fitur baru untuk layanannya. Kali ini, layanan microblogging tersebut menghadirkan reaksi emoji untuk pesan di fitur Direct Messages (DM).
Dikutip dari penjelasan di situs web Twitter, Jumat (24/1/2020), reaksi emoji di DM bisa digunakan baik untuk pesan teks atau lampiran media. Untuk menambahkan reaksi, pengguna cukup membuka pesan di DM, lalu klik tombol reaksi dengan ikon hati dan tanda plus.
Advertisement
Baca Juga
Say more with new emoji reactions for Direct Messages! To add a reaction, click the ❤️➕ icon that appears when you hover over the message on web or double tap the message on mobile and select an emoji from the pop-up.For more about DM reactions: https://t.co/sdMumGDBYl https://t.co/QxMVmGt8eY
— Twitter Support (@TwitterSupport) January 22, 2020
Cara lain, pengguna bisa langsung mengetuk pesan dua kali untuk memilih emoji yang diinginkan.
"Cepat dan mudah untuk menambahkan reaksi emoji ke Direct Message, baik untuk teks dan lampiran media," tulis Twitter.
Pengguna juga bisa membatalkan emoji yang diberikan kepada pesan tersebut. Setiap DM mendapatkan reaksi, maka pengirim pesan akan mendapatkan notifikasi.
Sebagai catatan, fitur reaksi emoji ini hanya bisa digunakan pada versi baru aplikasi Twitter di iOS dan Android.
Bos Twitter Ogah Hadirkan Tombol Edit Twit
Lebih lanjut, CEO Twitter Jack Dorsey, beberapa waktu lalu buka suara soal fitur edit twit. Sejak Twitter diluncurkan pada 2006, para pengguna telah meminta kehadiran fitur tersebut, tapi sampai saat ini belum juga dirilis.
Perusahaan selalu mengelak dan mengatakan, sangat mempertimbangkan matang-matang untuk merilis fitur edit twit atau tidak. Dorsey pun kian mempertegs sikap perusahaan.
Dalam sebuah wawancara dengan Wired, Dorsey ditanya mengenai kemungkinan kehadiran tombol edit untuk twit pada tahun ini.
"Jawabannya adalah tidak," kata Jack Dorsey, sebagaimana dikutip Tekno Liputan6.com dari The Verge, Jumat (17/1/2020).
Penolakan Jack Dorsey atas tombol edit twit ini bukanlah hal mengejutkan. Perusahaan beralasan lebih memprioritaskan kehadian fitur lain.
"Sejujurnya, (tombol edit) merupakan sebuah fitur yang perlu dikembangkan di beberapa titik. Namun, fitur ini tidak dalam prioritas kami," ungkapnya.
Menurutnya, tidak dibuatnya tombol edit mengakar pada fungsi asli Twitter. "Kami mulai sebagai SMS, layanan pesan teks. Dan seperti diketahui, ketika Anda mengirim pesan, Anda tidak bisa menariknya kembali," kata Dorsey.
Meski begitu, bos Twitter tersebut tidak memungkiri tombol edit tetap memiliki fungsi. Misalnya, memperbaiki salah ketik twit yang telah diunggah. Namun, ia sadar, pengeditan twit yang sudah diunggah bisa menciptakan informasi keliru.
"Kami kemungkinan tidak akan menghadirkannya (tombol edit)" tutur Dorsey.
(Din/Why)
Advertisement