Video Chat di Instagram Kini Dukung hingga 50 Orang

Setelah aplikasi Facebook, kini Instagram juga mendukung Messenger Rooms, sehingga pengguna bisa melakukan video call dengan puluhan orang secara langsung.

oleh Andina Librianty diperbarui 24 Mei 2020, 18:00 WIB
Diterbitkan 24 Mei 2020, 18:00 WIB
Instagram
Ilustrasi Instagram (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Facebook memaksimalkan berbagai media sosial miliknya untuk bisa melakukan video call dengan partisipan hingga 50 orang. Setelah aplikasi Facebook, kini Instagram juga mendukung Messenger Rooms, sehingga pengguna bisa melakukan video call dengan puluhan orang secara langsung.

Dilansir dari GSM Arena, Minggu (24/5/2020), Instagram mengumumkan kehadiran fitur baru tersebut melalui Twitter pada 22 Mei 2020.

"Mulai hari ini, Anda bisa membuat @messenger Rooms di Instagram dan mengundang siapa pun untuk bergabung," tulis Instagram.

Untuk memulai video chat dengan teman-teman di Instagram, pengguna bisa mengakses fitur messages terlebih dahulu. Setelah itu, pilih ikon video chat, kemudian opsi "Create a Room".

Setelah itu, pengguna bisa memilih teman yang akan diajak melakukan video call. Lalu, pengguna bisa menyalin tautan Rooms tersebut, dan membagikannya ke lebih banyak orang.

Meskipun seluruh pengaturan terjadi dari aplikasi Instagram, video chat nantinya dialihkan ke aplikasi Facebook Messenger.

Bangun Interaksi Positif, Instagram Fokus Basmi Bullying

Instagram
Instagram menghadirkan kampanye #Realtalk sebagai bentuk bantuan bagi pengguna muda, agar terbebas dari perundungan online. (Foto: Instagram)

Beberapa waktu lalu Instagram juga telah merilis sejumlah fitur baru untuk memerangi tindak bullying atau perundungan di layanannya.

Diungkapkan Manager Komunikasi Instagram Asia Pasifik, Putri Silalahi, langkah ini diambil seiring dengan fokus utama Instagram membasmi bullying.

"Membasmi tindakan bullying itu jadi fokus utama Instagram, karena platform Instagram ingin menghadirkan interaksi positif dan bermakna untuk semua pengguna," kata Putri, dalam talk show livestreaming yang diikuti Tekno Liputan6.com, Selasa (19/5/2020).

Putri mengatakan, bullying sebenarnya bukan isu baru karena sudah ada sejak dahulu dan terjadi di dunia nyata. Namun, karena seiring banyaknya anak muda yang menggunakan layanan online seperti Instagram untuk mengekspresikan diri, tindak bullying juga terjadi di dunia maya.

Sikap Tegas Instagram

Untuk menjaga agar interaksi yang terjadi di Instagram bersifat positif dan sehat, Instagram membasmi bullying dari berbagai sisi.

Salah satunya dari standar kebijakan komunitas Instagram, yang memang sejak awal melarang konten bersifat perundungan.

"Tidak boleh ada konten yang bersifat perundungan. Kalau ada, pengguna bisa melaporkan dan akan diturunkan (take down). Begitu pula dengan akun-akun yang melakukan tindak bullying (bisa di-suspend)," kata Putri.

Dari sisi produk dan fitur, Putri mengatakan, Instagram menghadirkan berbagai fitur untuk mencegah dan mengurangi tindak bullying di platform mereka.

Fitur yang telah dihadirkan sejauh ini antara lain adalah comment control. Fitur ini memberikan kendali penuh pada pengguna untuk mengatur komentar berdasarkan filter kata-kata yang tidak diinginkan pengguna.

"Misalnya pengguna tidak ingin ada komentar dengan kata 'gendut' nanti Instagram memfilter, sehingga kata itu tidak muncul lagi di komentar, pesan direct, hingga emoji," tutur Putri.

Fitur lain yang dihadirkan beberapa waktu lalu, Restrict, juga berfungsi untuk menghapuskan tindakan bulliying. Instagram juga menggunakan machine learning untuk mengenali kata-kata yang menjurus ke bullying.

Instagram juga mengadakan dan mendukung berbagai kampanye untuk menghentikan tindak bullying.

Salah satunya adalah kampanye #Realtalk untuk memberikan awareness kepada pengguna, terutama yang berusia muda yaitu bullying adalah tindakan yang salah dan memiliki dampak negatif.

Instagram juga mendukung dan berkolaborasi dengan para pembuat konten yang menjalankan kampanye anti-bullying. Misalnya, aktris Ariel Tatum yang selama ini menjalankan kampanye #LetsEndTheShame

(Din/Why)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya