Liputan6.com, Jakarta - Belum lama ini, Joe Biden menulis surat terbuka yang secara khusus ditujukan kepada Facebook, dalam hal ini Mark Zuckerberg selaku CEO dan pendirinya.
Dalam surat terbukanya, calon presiden AS itu meminta Facebook untuk berhenti mengamplifikasi "konten yang tidak dapat dipercaya". Surat terbuka itu tak lama berselang dari pernyataan petahana Donald Trump yang menyerukan lembaga-lembaga tingkat federal untuk mencegah media sosial terlibat di aktivitas periksa fakta politik.
Advertisement
Baca Juga
"Kami akan melindungi pidato politik, bahkan ketika kami sangat tidak bersetuju dengan pidato itu," tutur juru bicara Facebook.
Terkait iklan politik, perusahaan mengambil contoh jaringan siaran (broadcast network) sebagai perbandingan dan menyebut pemerintah AS melarang penolakan iklan kampanye politisi di jaringan siaran.
"Wakil rakyat terpilih seharusnya menetapkan aturan dan kami akan mengikuti mereka,"Â kata juru bicara Facebook.
Penggalan Surat Terbuka Joe Biden
"Kami meminta Facebook untuk secara proaktif membendung gelombang informasi palsu dengan tidak lagi memperkuat konten yang tidak dapat dipercaya dan segera memeriksa materi terkait pemilihan umum yang menjadi viral," kata politisi Partai Demokrat tersebut.
Selain itu, politisi berusia 77 tahun tersebut menyerukan supaya Facebook lebih berhati-hati dalam mengizinkan iklan politik terbit di layanannya.
Â
Advertisement
Aturan berlaku juga untuk Donald Trump
"Seharusnya ada periode dua pekan sebelum pemilihan umum di mana semua iklan politik harus melalui proses periksa fakta sebelum diizinkan untuk terbit di Facebook," tutur pria yang pernah menjadi Wakil Presiden AS ke-47 itu.
Joe Biden juga menyerukan perlunya aturan yang jelas, yang berlaku bagi semua orang, termasuk petahanan Donald Trump, yang "melarang perilaku yang mengancam dan kebohongan tentang cara berpartisipasi dalam pemilihan umum," kata Joe Biden.