Liputan6.com, Jakarta - Usai aksi peretasan yang terjadi pada sejumlah akun Twitter, banyak pengguna yang lantas mempertanyakan mengenai privasi mereka di layanan tersebut. Twitter pun menyadari hal tersebut dan memberi tanggapan.Â
"Pertanyaan penting dari pengguna Twitter adalah--apakah penyerang melihat informasi privasi saya?--Bagi kebanyakan orang, kami percaya jawabannya, tidak. Namun bagi 130 akun yang menjadi target, ada beberapa hal yang sudah kami ketahui," tutur perusahaan seperti dikutip dari blog-nya, Sabtu (18/7/2020).
Adapun untuk penjelasan pada 130 akun yang menjadi target, Twitter mengatakan penyerang tidak bisa melihat password yang mereka gunakan sebelumnya. Sebab, kata kunci itu tidak disimpan dalam teks biasa atau dilihat memanfaatkan tools yang dipakai untuk penyerangan.
Advertisement
Baca Juga
Namun, penyerang dapat melihat informasi pribadi akun yang menjadi target, termasuk alamat email dan nomor telepon. Hal itu memang dimungkinkan dengan tools dukungan internal yang dimiliki Twitter dan menjadi alat untuk menyerang dalam insiden ini.
"Dalam kasus dimana akun sudah diambil alih penyerang, ada kemungkinan informasi tambahan mengenai mereka dapat dilihat. Investigasi forensik kami tentang aktivitas ini sendiri masih berlangsung," tutur Twitter .
Untuk itu, perusahaan kini tengah berkomunikasi aktif dengan para pemilik akun yang terdampak aksi penyerangan. Sementara dalam beberapa minggu ke depan, perusahaan akun fokus ke sejumlah hal penting, seperti mengembalikan akses pada pemilik akun yang masih terkunci selama proses pemulihan.
Perusahaan akan melanjutkan investigasi dan bekerja sama dengan penegak hukum. Sebagai langkah selanjutnya, Twitter juga akan meningkatkan sistem keamanan untuk mencegah serangan serupa di masa depan.
"Kami juga akan menghadirkan pelatihan tambahan berupa perlindungan dari taktik social engineering pada karyawan selama onboarding termasuk pelatihan phishing yang berkelanjutan sepanjang tahun," tulis perusahaan.
Bangun Kembali Kepercayaan Pengguna
Usai insiden ini, Twitter pun mengatakan akan bekerja untuk mengembalikan kepercayaan penggunanya. Perusahaan juga menyadari tanggung jawab pada pengguna layanan mereka, termasuk secara umum pada masyarakat luas.
"Kami malu, kami kecewa, dan lebih dari segalanya, kami minta maaf. Kami tahu harus bekerja untuk mendapatkan kembali kepercayaan pengguna, dan kami akan mendukung semua upaya untuk membawa pelaku ke pengadilan," tulis Twitter.
Perusahaan juga mengatakan, selama proses ini, mereka akan terbuka dan transparan. Selain itu, langkah dan tindakan yang akan diambil diharapkan dapat melindungi serangan lain di masa depan, sekaligus menjadi awal untuk memperbaiki kondisi saat ini.
Advertisement
130 Akun Twitter Milik Pesohor Jadi Target Peretasan pada Pekan Ini
Sebelumnya, peretasan akun-akun Twitter milik pesohor dan organisasi terkemuka menjadi topik pembicaraan saat ini. Setelah melakukan investigasi, yang saat ini masih berjalan, perusahaan menyatakan ada sekitar 130 akun yang menjadi target peretasan.
"Berdasarkan apa yang kami ketahui saat ini, sekitar 130 akun ditargetkan penyerang dalam beberapa cara sebagai bagian dari insiden ini. Untuk sebagian kecil dari akun-akun ini, penyerang dapat memperoleh kendali atas mereka dan kemudian mengirimkan twit darinya," tutur perusahaan melalui akun Twitter Support (@TwitterSupport).
Memang, pelaku telah berhasil mengambil alih beberapa akun Twitter berpengaruh seperti bos Tesla dan SpaceX Elon Musk, mantan Presiden AS Barack Obama, kandidat presiden AS Joe Biden, dan tokoh-tokoh lainnya.
"Kami tengah bekerja dengan para pemilik akun yang terdampak insiden ini dan akan terus melakukannya selama beberapa hari ke depan," ujar perusahaan.
Selain itu perusahaan menyatakan telah mengambil langkah tegas untuk mengamankan sistem internal saat investigasi sedang berlangsung.
"Kami masih dalam proses menilai langkah-langkah jangka panjang yang dapat kami ambil dan akan membagikan detail lebih lanjut sesegera mungkin," kata perusahaan.
(Dam/Ysl)