Peneliti MIT Kembangkan Masker Mirip N95 untuk Pemakaian Berulang

Peneliti di MIT mengembangkan sebuah protopipe masker mirip N95, tetapi dapat disterilkan untuk pemakaian berulang kali

oleh M Hidayat diperbarui 26 Jul 2020, 10:07 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2020, 09:45 WIB
Peneliti MIT Kembangkan Masker Mirip N95 untuk Pemakaian Berulang
Peneliti MIT Kembangkan Masker Mirip N95 untuk Pemakaian Berulang. Kredit: Peneliti MIT

Liputan6.com, Jakarta - Masker dengan spesifikasi tertentu seperti masker N95 merupakan kebutuhan vital bagi tenaga kesehatan seperti dokter dan perawat yangĀ berhadapan langsung dengan pasien terinfeksiĀ Covid-19.

Masalahnya, masker N95 di pasaran sebetulnya hanya dirancang untuk sekali pakai.

Berkaca dari masalah ini, peneliti di Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan Brigham and Womenā€™s Hospital mengembangkan sebuah protopipe masker mirip N95, tetapi dapat disterilkan untuk pemakaian berulang kali.

"Kami ingin memaksimalkan sistem yang memungkinkan masker dapat dipakai berulang kali, dan kami menginginkan sistem yang dapat disterilkan dengan berbagai cara," ujar Giovanni Traverso, Asisten Profesor Teknik Mesin di MIT dan Gastroenterolog di Brigham and Womenā€™s Hospital dikutip dari keterangan resminya, Minggu (26/7/2020).

Prototipe masker bernama iMASC itu merupakan sebuah masker berbahan utama silikon. Para peneliti menyebut iMASC mampu menyaring partikel virus seefektif masker N95.

Pengembangan prototipe kedua

Berdasarkan umpan balik dari tenaga kesehatan, Giovanni dan tim saat ini sedang mengerjakan versi kedua dari prototipe iMASC.

Selain itu, mereka juga sedang berupaya untuk membangun sebuah perusahaan untuk mendukung peningkatan produksi dan menanti lisensi dari FDA dan NIOSH sebagai otoritas terkait di sektor ini.Ā 

Masker ini juga sebetulnya memakai filter N95, tetapi material yang dibutuhkan jauh lebih sedikit dari N95 tradisional.

Peneliti utama di proyek ini adalah James Byrne, ahli onkologi radiasi di Brigham and Womenā€™s Hospital dan peneliti di Koch Institute for Integrative Cancer Research di MIT; Adam Wentworth, insinyur Brigham and Womenā€™s Hospital dan peneliti di Koch Institute.

"Dengan desain ini, filter dapat dibuka dan kemudian dibuang setelah digunakan. Anda membuang lebih sedikit material daripada masker N95 [tradisional]," kata Adam.

Metode sterilisasi

Para peneliti menguji beberapa metode sterilisasi untuk masker ini, termasuk melalui autoclave (pensteril uap), menaruhnya di dalam oven, dan merendamnya di dalam pemutih dan alkohol isopropil. Hasilnya,Ā pascsterilisasi bahan silikon dari masker ini tidak rusak.

Juga turut terlibat di dalam penelitian ini adalah Peter Chai, dokter di Brigham and Womenā€™s Hospital; dan Hen-Wei Huang, peneliti di Brigham and Womenā€™s Hospital dan sedang melaksanakan postdoc di Koch Institute.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya