Liputan6.com, Jakarta - Warga negara AS akan melaksanakan Pemilihan Umum pada 3 November mendatang. Sehubungan dengan hal ini, Apple memberikan karyawan cuti untuk menunaikan hak suara atau menjadi relawan.
Hal itu terungkap dalam sebuah memo internal kepada karyawan sebagaimana diberitakan oleh Bloomberg News.
Advertisement
Baca Juga
"Untuk anggota tim ritel dan karyawan yang jam kerjanya dihitung per jam, jika Anda dijadwalkan untuk bekerja pada Hari Pemilihan Umum ini, kami akan menyediakan cuti hingga empat jam, jika Anda memerlukannya untuk pergi ke tempat pemungutan suara," ujar Deirdre O ' Brien, SVP of Retail and People di Apple.
"Tim kami juga dapat menggunakan waktu ini untuk menjadi relawan pemilu di salah satu TPS lokal," tutur O'Brien lebih lanjut.
Namun, Apple tidak menanggapi komentar terkait laporan dari Bloomberg News ini.
Rp 14,6 Miliar Bagi Penemu Bug di iPhone
Selama sepuluh tahun terakhir, Apple mengklaim bahwa iPhone adalah perangkat paling aman di pasaran.
Dengan cara 'mengunci' perangkat lunaknya, Apple menjaga dua miliar pemilik iPhone selalu aman. Pun demikian, peneliti keamanan mengatakan kalau itu mustahil.
Untuk menguji keamanan perangkatnya, Apple akan meminjamkan 'hacker friendly' iPhone (iPhone khusus) kepada para peneliti keamanan untuk membantu Apple menemukan bug.
Advertisement
iOS Khusus
iPhone untuk keperluan riset ini menjalankan perangkat lunak iOS yang dibuat khusus dengan fitur yang tidak dimiliki iPhone biasa, seperti akses SSH dan root shell untuk menjalankan perintah dengan akses tertinggi ke perangkat lunak.
Juga debugging tools yang membuatnya lebih mudah untuk peneliti keamanan menjalankan kode. Demikian seperti dikutip dari Techcrunch, Jumat (24/7/2020).
Program bug bounty hunters ini menawarkan hadiah senilai US$ 1 juta atau sekitar Rp 14,6 miliar dan bonus hingga 50 persen bagi yang berhasil menemukan kerentanan paling serius dalam perangkat lunak.