Apple Beri Karyawan Cuti pada Hari Pemilihan Umum

Apple memberikan karyawan cuti untuk menunaikan hak suara atau menjadi relawan pada Hari Pemilihan Umum 3 November mendatang.

oleh M Hidayat diperbarui 27 Jul 2020, 09:44 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2020, 18:00 WIB
Apple Store
Apple Store. Kredit: Michael Gaida via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Warga negara AS akan melaksanakan Pemilihan Umum pada 3 November mendatang. Sehubungan dengan hal ini, Apple memberikan karyawan cuti untuk menunaikan hak suara atau menjadi relawan.

Hal itu terungkap dalam sebuah memo internal kepada karyawan sebagaimana diberitakan oleh Bloomberg News.

"Untuk anggota tim ritel dan karyawan yang jam kerjanya dihitung per jam, jika Anda dijadwalkan untuk bekerja pada Hari Pemilihan Umum ini, kami akan menyediakan cuti hingga empat jam, jika Anda memerlukannya untuk pergi ke tempat pemungutan suara," ujar Deirdre O ' Brien, SVP of Retail and People di Apple.

"Tim kami juga dapat menggunakan waktu ini untuk menjadi relawan pemilu di salah satu TPS lokal," tutur O'Brien lebih lanjut.

Namun, Apple tidak menanggapi komentar terkait laporan dari Bloomberg News ini.

Rp 14,6 Miliar Bagi Penemu Bug di iPhone

Selama sepuluh tahun terakhir, Apple mengklaim bahwa iPhone adalah perangkat paling aman di pasaran.

Dengan cara 'mengunci' perangkat lunaknya, Apple menjaga dua miliar pemilik iPhone selalu aman. Pun demikian, peneliti keamanan mengatakan kalau itu mustahil.

Untuk menguji keamanan perangkatnya, Apple akan meminjamkan 'hacker friendly' iPhone (iPhone khusus) kepada para peneliti keamanan untuk membantu Apple menemukan bug.

iOS Khusus

iPhone untuk keperluan riset ini menjalankan perangkat lunak iOS yang dibuat khusus dengan fitur yang tidak dimiliki iPhone biasa, seperti akses SSH dan root shell untuk menjalankan perintah dengan akses tertinggi ke perangkat lunak.

Juga debugging tools yang membuatnya lebih mudah untuk peneliti keamanan menjalankan kode. Demikian seperti dikutip dari Techcrunch, Jumat (24/7/2020).

Program bug bounty hunters ini menawarkan hadiah senilai US$ 1 juta atau sekitar Rp 14,6 miliar dan bonus hingga 50 persen bagi yang berhasil menemukan kerentanan paling serius dalam perangkat lunak.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya