Perjalanan 10 Tahun Xiaomi dan Pencapaian di Indonesia

Sang pendiri perusahaan, Lei Jun memulai perjalananya dengan Xiaomi pada 6 April 2020. Ketika awal kehadirannya, Xiaomi hadir dengan nama Dami, yang bermakna padi besar dalam Bahasa Tiongkok.

oleh Andina Librianty diperbarui 13 Agu 2020, 18:00 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2020, 18:00 WIB
Kantor Xiaomi di Maofanglu Road, Beijing. Tempat Vice President International Xiaomi Hugo Barra beraktivitas. Liputan6.com/Agustin Setyo Wardani
Kantor Xiaomi di Maofanglu Road, Beijing. Liputan6.com/Agustin Setyo Wardani

Liputan6.com, Jakarta - Sang pendiri perusahaan, Lei Jun, memulai perjalanannya dengan Xiaomi pada 6 April 2010. Ketika awal kehadirannya, Xiaomi hadir dengan nama Dami, yang bermakna padi besar dalam Bahasa Tiongkok.

Lein jun merasa perusahaannya harus rendah hati, sehingga mengubah namanya menjadi Xiaomi.

"Kami adalah pemula, kami menantang para perusahaan besar. Maka ia mengubah namanya dari Dami menjadi Xiaomi, yang artinya beras kecil. Meskipun beras itu kecil, jika Anda memiliki cukup banyak maka Anda bisa menguasai industri," jelas Country Director Xiaomi Indonesia, Alvin Tse, dalam perayaan 10 tahun Xiaomi secara virtual pada Kamis (13/8/2020).

Langkah Xiaomi di industri smartphone dimulai dengan meluncurkan Mi 1 pada 16 Agustus 2011. Ini merupakan ponsel 1.5G dual-core pertama di Tiongkok.

"Perangkat ini mengejutkan industri karena memiliki spesifikasi terbaik dengan setengah harga. Tidak ada yang mempercayainya. Xiaomi membuktikan itu dengan inovasinya," tutur Alvin.

Mengutip data perusahaan riset IDC pada kuartal II 2014, Xiaomi menjadi vendor nomor satu di Tiongkok dan ketiga di seluruh dunia hanya dalam waktu 2,5 tahun. Xiaomi mengalahkan raksasa lainnya seperti Apple dan Samsung.

"Perusahaan startup yang sangat kecil dengan sumber daya terbatas, menjadi nomor satu di Tiongkok," sambungnya.

Pencapaian Lain

Kantor Xiaomi digunakan untuk kantor legal dan administrasi
Kantor Xiaomi di lantai 1 digunakan untuk kantor legal dan administrasi. Liputan6.com/Agustin Setyo Wardani

Seiring kesuksesannya, Xiaomi pun melantai di bursa saham pada 2018 dengan menjadi perusahaan publik. Pada 2017, Xiaomi telah memasuki 74 negara dan menjadi merek global.

Alvin mengatakan, Xiaomi di banyak pasar tersebut menduduki peringkat lima besar merek smartphone. Salah satunya di India, yang termasuk pasar smartphone terbesar di dunia.

"Xiaomi berhasil menjadi merek smartphone nomor satu di India dalam waktu tiga tahun lebih sedikit. Ini semua berkat dukungan dari para Mi Fans," tuturnya.

Berdasarkan data perusahaan riset Canalys, Xiaomi pada tahun ini termasuk dalam daftar empat merek smartphone terbesar di dunia.

Xiaomi di Indonesia

Indonesia merupakan salah satu pasar penting bagi Xiaomi. Perusahaan asal Negeri Tirai Bambu ini memulai langkahnya di Tanah Air pada 2014.

"Saat kami masuk ke Indonesia, kami mendapatkan banyak perhatian. Orang-orang berharap Xiaomi Indonesia dapat mengguncang industri smartphone, dan kami melakukannya," kata Alvin.

Untuk membuktikan komitmen jangka panjang di Indonesia, Xiaomi mulai memproduksi smartphone di Batam pada 2017. Saat ini, pabrik tersebut telah mempekerjakan lebih dari 1.000 staf.

Per 2019, Xiaomi sudah memproduksi total 10 juta unit smartphone di Indonesia. Seiring perkembangannya, jumlah penggemar merek Xiaomi pun ikut tumbuh.

Diungkapkan Alvin, Xiaomi Indonesia pada 2020 memiliki lebih dari 35 Mi Fans Club. Mi Community memiliki lebih dari 1,8 juta anggota.

Strategi Kunci

Salah satu kunci kesuksesan Xiaomi di berbagai pasar yaitu bisa menghadirkan produk dengan harga lebih murah, atau yang disebut oleh Xiaomi sebagai "harga yang sebenarnya".

Harga jual sebuah smartphone ditentukan dari berbagai aspek. Selain biaya hardware, juga ada biaya pemasaran, distribusi, ritel, keuntungan, dan biaya lainnya.

Namun Xiaomi, kata Alvin, berusaha keras untuk lebih efisien sehingga bisa mengurangi biaya yang harus dikeluarkan seperti para kompetitornya.

Hal yang dilakukan untuk mengurangi biaya itu antara lain mengambil keuntungan lebih sedikit, penjualan langsung ke konsumen melalui e-commerce, pemasaran mulut ke mulut terutama melalui media sosial, dan pengaturan toko yang efisien.

"Xiaomi tidak membutuhkan banyak keuntungan, hanya mengambil sedikit. Kami hanya mengambil keuntungan rata-rata tidak lebih dari 5 persen. Itu kekuatan dari bisnis model Xiaomi," jelas Alvin.

"Itu alasan mengapa Xiaomi selalu menyediakan spesifikasi lebih baik dengan setengah harga," ungkapnya.

(Din/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya