Asumsi Himpun Seed Funding dari East Ventures

Asumsi mengumumkan telah menghimpun pendanaan tahap awal (seed funding) dari East Ventures dengan nilai tak dipublikasikan.

oleh M Hidayat diperbarui 16 Sep 2020, 11:30 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2020, 11:30 WIB
Ilustrasi pendanaan, investasi, dolar
Ilustrasi pendanaan, investasi, dolar. Kredit: pasja1000 from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Asumsi mengumumkan telah menghimpun pendanaan tahap awal (seed funding) dari East Ventures dengan nilai tak dipublikasikan.

Pendanaan ini akan membantu Asumsi.co mengakselerasi proses pengembangan produk teknologi, sebagai bagian dari misi perusahaan: berkembang dari perusahaan kreator konten menjadi ekosistem media berkelanjutan.

Pangeran Siahaan, jurnalis sekaligus presenter, mendirikan Asumsi pada 2017 lalu. Perusahaan media digital multiplatform itu, menurut dia, berfokus menceritakan peristiwa terkini, isu sosial, dan budaya pop ke pemirsa usia muda.

"Asumsi percaya bahwa kunci dari bisnis media yang berkelanjutan adalah kombinasi dari konten berkualitas dan inovasi teknologi," tutur Pangeran dalam keterangan tertulis.

Perusahaan, kata dia, telah berupaya sebaik mungkin dalam menciptakan konten berkualitas tinggi yang memenuhi standar jurnalistik untuk menawarkan alternatif dari media arus utama.

"Namun, kami sadar bahwa ini hanya solusi sebagian," tutur Pangeran.

Co-founder dan Managing Partner East Ventures Willson Cuaca menyatakan bahwa Indonesia punya banyak cerita baik yang menanti untuk dipaparkan kepada pulbik.

"Kami bersemangat dalam mendukung Pangeran dan tim Asumsi, membangun platform untuk menyampaikan cerita-cerita tersebut," tutur Willson.

Capaian Asumsi

Asumsi mengklaim telah meraih 10 juta kunjungan per bulan lewat beragam platform media sosial, termasuk 3,2 juta kunjungan per bulan melalui YouTube. Bagi Asumsi, produksi konten merupakan batu loncatan untuk membangun solusi dari permasalahan yang kini melanda industri media.

Pangeran juga mengatakan salah satu diferensiasi Asumsi dengan kompetitornya di Indonesia adalah gaya peliputan yang segar dan unik. Hal itu diperlukan untuk tetap bertahan di tengah kompetisi antarmedia.

Perlu diketahui, Indonesia merupakan salah satu pasar iklan digital dengan pertumbuhan paling pesat di dunia. Belanja media digital di Tanah Air diperkirakan tumbuh 26 persen menjadi USD 2,6 miliar pada 2019.

"Karena itu, kami harus berpikir di luar pendekatan yang biasa," kata dia.

Berbekal investasi ini, dia berencana untuk membangun infrastruktur teknologi yang akan membantu perusahaan lebih memahami audiens yang sudah ada dan menjangkau audiens baru.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya