Adopsi Big Data dan AI Bantu Perusahaan Indonesia Lebih Efisien

Adopsi teknologi big data dan artificial intelligence dinilai akan membantu perusahaan lebih efisien, tepat sasaran, dan mengurangi pengambilan keputusan yang salah.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 27 Nov 2020, 08:47 WIB
Diterbitkan 27 Nov 2020, 08:47 WIB
Ilustrasi Big Data. Dok: pridis.com
Big Data. Dok: pridis.com

Liputan6.com, Jakarta - Big data dan artificial intelligence (AI) menjadi teknologi yang telah diadopsi perusahaan dalam beberapa tahun terakhir. Sayangnya, tidak banyak perusahaan yang memahami cara mengimplementasikan dengan baik.

Padahal jika big data dan artificial intelligence dipadukan, data perusahaan akan menjadi data pintar yang mampu memberi banyak manfaat bagi perusahaan.

Manfaat yang ditawarkan mulai dari efisiensi, mengurangi kesalahan dalam pengambilan keputusan, hingga ketepatan dalam target pemasaran.

Diungkapkan oleh Founder dan Executive Chairman Rosebay Group Rohit Kumar, dengan data, perusahaan bisa mengirimkan iklan berupa SMS atau email ke konsumen.

"Dibantu oleh kecerdasan buatan, kita dapat menentukan apakah SMS dan email tersebut benar terkirim ke konsumen yang sesuai," kata Rohit, dalam diskusi Rosebay mengenai Big Data dan AI, Kamis (26/11/2020) sore.

Dirinya mengakui, di Indonesia, penerapan big data dan AI masih belum begitu masif, meski banyak perusahaan yang ingin mengimplementasikannya. Rohit juga menilai, teknologi big data dan AI masih terbatas digunakan oleh e-commerce atau perbankan besar.

"Rosebay ingin menutup celah itu dan membuat penggunaan big data dan artificial intelligence lebih merata dan ada lebih banyak perusahaan yang berorientasi pada data dalam menjalankan bisnis mereka," kata Rohit.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Bisa Diterapkan di Berbagai Industri

Rosebay
Founder dan Executive Chairman Rosebay Rohit Kumar menyebut, adopsi big data dan kecerdasan buatan akan membuat perusahaan lebih efisien (Foto: Diskusi Rosebay via Zoom)

Menurutnya, penggunaan big data dan AI sendiri dapat dipakai di berbagai jenis industri mulai dari kesehatan, logistik, telekomunikasi, finansial, hingga sektor publik.

Salah satu transformasi data yang sudah dibantu Rosebay adalah di warehouse milik LPJK (Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional) yang telah menjadi big data dan berdampak pada efisiensi besar-besaran.

Sementara, institusi finansial seperti bank dan lembaga keuangan akan terbantu dengan digitalisasi. Proses audit keuangan, strategi marketing dan sales, dinilai akan mendatangkan revenue.


3 Area yang Terus Dikembangkan

Rohit menilai, ada tiga area yang terus dikembangkan Rosebay dalam menyediakan layanan big data dan AI.

Pertama adalah teknologi facial recognition yang membantu sektor finansial mengenali nasabah guna mencocokkan identitas dan mencegah fraud.

Kedua, Rosebay berupa mengurangi penyumbatan adopsi big data dan AI di Indonesia.

Ketiga adalah masalah keamanan, di mana Rosebay mengadopsi teknologi blockchain dan AI sekaligus. Penggunaan kedua teknologi ini mampu memprediksi ketika adanya pelanggaran data (breach).

Blockchain pun akan membantu perusahaan memprediksi dan melakukan pencegahan atas masalah keamanan yang muncul.

(Tin/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya