Microsoft Sebut Budaya Inovasi Dorong Ketahanan Bisnis di Indonesia

Microsoft bersama IDC baru saja mengungkap studi baru mengenai budaya inovasi pada organisasi di Asia Pasifik, termasuk Indonesia.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 03 Des 2020, 07:30 WIB
Diterbitkan 03 Des 2020, 07:30 WIB
Transformasi Digital
Ilustrasi transformasi digital. Dok: mojix.com

Liputan6.com, Jakarta - Microsoft baru saja menggelar event Microsoft Cloud Innovation Summit 2020 yang digelar secara virtual. Dalam event tersebut, Microsoft bersama IDC turut mengungkap temuan studi mengenai Culture of Innovation atau budaya inovasi.

Indonesia sendiri menjadi salah satu wilayah yang disurvei dalam studi ini. Dan hasilnya, menurut AVP Head of Digital Transformation IDC Asia/Pasific, Daniel-Zoe Jimenez, organisasi di Indonesia telah menyadari kemampuan berinovasi dapat mendorong kinerja dan ketahanan mereka selama krisis.

"Sejak COVID-19, 61 persen organisasi di Indonesia, hampir sama dengan para pemimpin di Asia Pasifik 64 persen, menganggap inovasi menjadi lebih mudah. Ini menunjukkan perusahaan di Indonesia merangkul budaya inovasi untuk menjadi lebih siap dan mempercepat transformasi mereka," tuturnya dalam keterangan resmi yang diterima, Kamis (3/12/2020).

Adapun temuan ini merupakan hasil survei yang dilakukan terhadap 213 pengambil keputusan bisnis dan 234 pekerja di Indonesia dalam kurun waktu enam bulan, sebelum dan sejak Covid-19.

Sebagai informasi, studi di Indonesia ini merupakan bagian dari survei lebih luas yang digelar di Asia Pasifik. Survei ini mencakup 3.312 pengambil keputusan bisnis dan 3.495 pekerja di 15 pasar dalam periode yang sama.

Studi ini juga menemukan 74 persen organisasi di Indonesia telah mempercepat transformasi digitaluntuk beradaptasi dalam situasi normal baru. Mulai dari meluncurkan produk digital, memperkenalkan pembayaran online, merangkul e-commerce, hingga melakukan otomatisasi.

"Inovasi bukan lagi pilihan, tapi kebutuhan. Kami telah melihat bagaimana krisis baru-baru ini mendorong transformasi di seluruh wilayah, dan organisasi harus mengintegrasikan kemampuan berinovasi ke dalam inti mereka, untuk memulihkan diri," Presiden Direktur Microsoft Indonesia, Haris Izmee.

Budaya Inovasi di Organisasi Indonesia

Tidak Bisa Menjalin Hubungan Baik dengan Karyawan Lain Selama Bekerja
Ilustrasi Bekerja di Perusahaan Credit: pexels.com/fauxels

Studi ini juga memperkenalkan kerangka kerja budaya inovasi yang digunakan untuk mencatat pendekatan organisasi terhadap inovasi. Kerangka kerja itu lantas dipetakan dalam empat dimensi, yakni Sumber Daya Manusia, Proses, Data, dan Teknologi.

Lalu hasilnya, organisasi akan dikelompokkan dalam empat tahap, yaitu Tradisionalis (Tahap 1), Pemula (Tahap 2), dan Adaptor (Tahap 3), dan Pemimpin (Tahap 4). Tiap tahap ini menandakan kematangan organisasi dalam membangun budaya inovasi. 

Untuk di Indonesia sendiri, studi ini menemukan dalam kurun waktu enam bulan, 19 persen organisasi Indonesia sudah memiliki budaya inovasi yang matang. Hal ini menandakan organisasi di Indonesia telah meningkatkan kemampuannya dalam berinovasi.

Namun di sisi lain, manusia dan teknologi masih dianggap sebagai dimensi terlemah dari kerangka budaya inovasi organisasi Indonesia. Karenanya, banyak organisasi yang menyatakan sumber daya manusia dan teknologi menjadi prioritas untuk memupuk ketahanan dan pemulihan bisnis.

"Sangat menggembirakan melihat para pemimpin bisnis di Indonesia menyadari bahwa fokus pada sumber daya manusia dan budaya, selain teknologi, sangat penting untuk mendorong inovasi berkelanjutan dan mewujudkan ambisi transformasi digital," tutur Haris melanjutkan.

Microsoft Cloud Innovation Summit 2020 Hadir Secara Virtual di Indonesia

Kantor Microsoft
Kantor pusat Microsoft

Sebagai informasi, Microsoft Cloud Innovation Summit sendiri diadakan secara virtual pada 1 Desember 2020. Untuk tahun ini, Microsoft mengangkat tema 'Memberdayakan Indonesia di Tengah Pandemi Melalui Jalur Digital Menuju Ketahanan Bisnis Dengan Cloud Hybrid'. 

Dalam keterangan resmi yang diterima, Senin (23/11/2020), para pembicara yang kebanyakan CEO dan CIO itu akan berbicara dan berbagi informasi tentang cara mereka memimpin perusahaan menghadapi krisis pandemi Covid-19.

Tidak hanya itu, mereka juga akan membahas soal cara mengembalikan operasional bisnis termasuk membayangkan bisnis mereka menjadi lebih tangguh. Sebagai informasi, para pembicara juga akan membicarakan cara berkembang dan beradaptasi di era transformasi digital.

Sebagai informasi, beberapa pembicara yang akan hadir dalam acara garapan ini adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, Airlangga Hartanto, President Direktur Microsoft Indonesia, Haris Izmee, dan CEO Bukalapak, Rachmat Kaimuddin.

Pembicara lain yang juga akan bergabung beberapa di antaranya, President Direktur Blue Bird, Noni Purnomo, Presiden Direktur JNE Mohamad Feriadi Soeprapto, hingga Regional Business Leader Manufacturing Microsoft Asia, Saj Kumar.

(Dam/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya