RevoU Siap Ramaikan Pasar Edtech Startup di Indonesia

Untuk saat ini RevoU menawarkan kelas Full-Stack Digital Marketing yang membantu para siswa mempelajari performance measuring, SEM, SEO, CRM, hingga Content Marketing.

oleh M Hidayat diperbarui 01 Feb 2021, 15:34 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2021, 15:30 WIB
Ilustrasi e-learning, belajar online, belajar daring
Ilustrasi e-learning, belajar online, belajar daring. Kredit: Sandra Schoen via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Edtech (education technology) atau teknologi pendidikan disebut-sebut sebagai salah satu sektor yang menuai manfaat terbesar selama pandemi Covid-19.

Di tengah kondisi ini, para pemain edtech startup di Indonesia meraih pencapaian positif. Hal itu antara lain terbukti dari laporan operator seluler yang menyebut penggunaan jaringan internet mereka ke layanan edtech selama tahun 2020 meningkat pesat, jika dibandingkan dengan periode 2019.

Tak ingin melewatkan peluang tersebut, RevoU memantapkan diri untuk meramaikan pasar edtech di Indonesia. Kepada Tekno Liputan6.com, Founder dan CEO di RevoU, Matteo Sutto menuturkan perusahaannya memiliki misi besar untuk membekali para siswa dengan keterampilan yang benar-benar dibutuhkan industri teknologi Indonesia saat ini.

Founder dan CEO di RevoU, Matteo Sutto

"Program ini baru kami mulai di akhir tahun 2019, tetapi saat ini kami sudah membantu ratusan murid untuk mendapatkan karier impian mereka di industri teknologi. Setiap bulannya kami mendapatkan ribuan pendaftar," tutur Sutto melalui email.

Untuk saat ini RevoU menawarkan kelas Full-Stack Digital Marketing yang membantu para siswa mempelajari Performance Measuring, SEM, SEO, CRM, hingga Content Marketing.

"RevoU ingin menjadi wadah percepatan karier bagi siapa pun dengan syarat memiliki kemauan yang kuat untuk belajar, terlepas dari latar belakang, tingkat pendidikan, atau karier sebelumnya," kata pria yang pernah menjabat Chief Marketing Officer di iPrice Group tersebut.

Ada ketimpangan

Selain itu, dia menilai ada ketimpangan jelas antara kebutuhan perusahaan teknologi di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara, dengan keterampilan kandidat yang saat ini ada di pasar kerja.

Dia pun meyakini pangkal ketimpangan ini terletak pada ketidakmaksimalan alat dan sarana untuk melatih keterampilan itu jadi lebih baik sesuai dengan kebutuhan industri.

Kemudian menurut dia, ketiadaan metode pembelajaran yang lebih bersifat praktikal juga menjadi salah satu faktor di balik ketimpangan itu. Terdorong oleh temuan tersebut, dia dan timnya percaya RevoU dapat menjadi solusi.

"Kami menawarkan program pembelajaran intensif yang berlangsung tiga bulan yang dijadwalkan di luar jam kerja. Kami membutuhkan komitmen kamu untuk menyediakan 15-20 jam per pekan dan mengikuti kelas live interaktif 5 hari dalam sepekan," ujar Sutto.

Pada praktiknya, RevoU melibatkan para profesional berpengalaman 4-10 tahun di bidangnya di perusahaan teknologi Indonesia dan Asia Tenggara sebagai instruktur. Sebut saja Tokopedia, GoJek, Traveloka, Bukalapak, Vidio, Glints, iPrice, StashAway, dan agensi digital seperti XYZ Labs. Saat ini tim RevoU berjumlah 25+ orang yang tersebar beberapa kota di Indonesia, Denmark, dan juga Malaysia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya