Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 telah menyambangi Indonesia selama satu tahun belakangan. Pemerintah juga telah melakukan vaksinasi Covid-19 secara bertahap.
Kendati demikian, pelaksanaan vaksinasi Covid-19 belum disambut positif sepenuhnya oleh masyarakat. Salah satunya karena masih banyaknya keragunan dan keengganan atas vaksinasi.
Baca Juga
Dalam keterangannya, Siberkreasi Kemkominfo menganggap, keraguan atas vaksinasi ini menjadi penghambat terbesar upaya melindungi masyarakat dari berbagai penyakit bahaya dengan imunisasi (P3DI).
Advertisement
Keraguan atas vaksinasi alias vaccine hesistancy muncul karena banyaknya misinformasi dan hoaks yang beredar terkait vaksinasi.
Untuk itu, Kemkominfo melalui Siberkreasi bersama Komisi Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) memberikan deretan tips untuk menangkal hoaks mengenai vaksinasi Covid-19.
Tenaga Ahli Madya Kantor Staf Presiden Dilla Amran mengatakan, untuk mengejar cakupan vaksinasi hingga 70 persen populasi agar mencapai herd immunity, penanganan Covid-19 membutuhkan kerja sama semua pihak.
"Kami menebar semangat gotong royong bersama media, pakar, dunia usaha, dan komunitas untuk terus berperan menyebarkan info yang baik dan benar kepada masyarakat. Tujuannya agar keraguan atas vaksinasi bisa ditekan dan masyarakat bersemangat untuk divaksin," tuturnya.
Sementara, Co-Founder & Fact Check Specialist Mafindo/Siberkreasi Aribowo Sasmito mengatakan, saat ini telah terjadi infodemik, di mana informasi berlimpah terkait vaksinasi Covid-19, termasuk upaya disengaja memajukan agenda suatu kelompok.
"Infodemik ini tidak kalah berbahaya dengan pandemik itu sendiri karena banyak terdapat informasi-informasi tidak tepat dan hoaks yang bisa menggiring opini publik terhadap vaksinsi dan semakin parah, dapat menggagalkan program vaksinasi untuk penanganan pandemi," kata Aribowo.
Tips Tangkal Hoaks Vaksinasi Covid-19
Berikut sejumlah tips untuk menangkal informasi hoaks vaksinasi Covid-19, apa saja?
1. Jaga Emosi
Emosi sangat mempengaruhi dalam menerima informasi. Setinggi apapun jabatan dan intelektual seseorang, jika menerima informasi dengan emosi maka intelektualitas mereka hilang. Jadi sangat mudah terpengaruh dengan berita yang tidak benar.
2. Pahami 5W1H
Tidak hanya wartawan atau media yang harus memahami dengan benar apa itu 5W1H (What, Where, When, Why, Who & How - Apa, Dimana, Kapan, Kenapa, Siapa, & Bagaimana), tetapi masyarakat juga sudah saatnya memahami konsep 5W1H ini guna memperoleh informasi yang berimbah dan akurat dan tidak mudah termakan oleh hoaks.
3. Perbaiki Literasi
Jangan malas untuk membaca setiap informasi yang kamu terima. Teliti dengan sumber informasinya dan jangan hanya sekedar menyebarkan informasi tanpa menyaring dulu pesan yang ada di dalamnya.
Advertisement
4. Cek Fakta
Jika mendapatkan foto, video atau tautan berita, jangan malas untuk mengecek keaslian foto dan video serta sumber berita tersebut.
Kamu bisa bisa menggunakan Google atau pencarian gambar dan video untuk memastikan video dan foto yang kamu dapatkan merupakan kejadian yang sebenarnya.
Untuk tautan berita, lihatlah dengan teliti apakan berita tersebut berasal dari media yang benar bukan abal-abal.
5. Hati-hati dengan kalimat pembuka yang provokatif
Kalimat pembuka provokatif menjadi salah satu penyebab penyebaran informasi hoaks semakin luas di masyarakat.
Kata-kata yang marak digunakan adalah “viralkan”, “sebarkan”, “bagikan” bahkan ada yang menggunakan kata ancaman.
Cara Lainnya untuk Cek Fakta
Diungkapkan oleh Aribowo, saat ini situs resmi Covid-19 dari pemerintah telah memiliki fitur pencarian, di mana masyarakat bisa mendapatkan informasi akurat mengenai vaksinasi dan juga perkembangan kasus Covid-19 melalui situs tersebut.
Selain itu menurutnya, kini sudah ada fitur mesin pencari anti-hoaks untuk mencari hoaks yang sudah terbantahkan.
Tak hanya itu, masyarakat juga bisa bertanya di chatbot anti-hoaks Mafindo menggunakan kata kunci dan kirim ke nomor 085921600500.
Masyarakat Indonesia juga bisa mengakses s.id/infovaksin untuk mendapatkan informasi berimbang seputar vaksin, mengecek kebenaran informasi yang beredar serta peraturan terbaru mengenai vaksin dan Covid-19.
(Tin/Isk)
Advertisement