Liputan6.com, Jakarta - Konsorsium Tular Nalar merilis situs web tularnalar.id guna memberikan akses kepada dosen, guru, siswa dan publik yang lebih luas untuk bersama-sama belajar melawan misinformasi.
Acara daring peluncuran tularnalar.id ini mengusung konsep Dunia Virtual Reality Tular Nalar, yang menawarkan tema galeri seni karya anak bangsa dengan misi Bukan Sekadar Paham dapat tercapai. Inisiatif ini antara lain terselenggara berkat dukungan Google.org, MAARIF Institute, Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO), dan Love Frankie Indonesia.
Program ini akan melatih 26.700 guru, dosen, dan guru honorer di 23 kota di Indonesia tentang cara mengidentifikasi dan melawan misinformasi. Selain itu, program ini juga akan memberikan pembekalan keterampilan literasi media yang relevan.
Advertisement
Baca Juga
Semuel A. Pangerapan, Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika RI menyambut baik kehadiran tularnalar.id.
"Kami menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang terus berjuang bersama pemerintah dalam menanggulangi misinformasi dan disinformasi. Sebagaimana data yang ada, sejak januari tahun 2020 hingga januari 2021 ada sekitar 1500 hoaks tentang covid 19, terbayang berapa kerugian dan kekacauan yang terjadi di masyarakat yang mungkin termakan oleh hoaks," ujar Semuel.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya mendukung inisiatif tularnalar.id.
"Semoga platform pembelajaran yang bertujuan sebagai sarana edukasi dalam pembekalan keterampilan berfikir kritis ini dapat menciptakan masyarakat yang Tahu, Tanggal dan Tangguh terhadap Hoaks," tutur Semuel.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Latar belakang
Latar belakang inisiatif ini adalah fakta bahwa penetrasi internet dan konsumsi media sosial meningkat di Indonesia, sementara tingkat literasi media di kalangan masyarakat masih relatif rendah.
Seiring penggunaan internet yang terus berkembang, penting bagi masyarakat untuk memiliki keterampilan yang tepat guna memahami apa yang mereka konsumsi secara daring, entah itu artikel berita, atau permintaan informasi pribadi mereka.
Terlebih di masa pandemi ini, dunia digital juga dipenuhi dengan misinformasi dan disinformasi yang berkaitan dengan dunia kesehatan, pandemi, bahkan pandangan-pandangan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan dan cenderung menyesatkan.
Ryan Rahardjo, Head of Public Affairs Southeast Asia, Google menyebut hibah Google.org untuk inisiatif ini merupakan upaya berkelanjutan perusahaan untuk mendukung organisasi-organisasi yang membantu masyarakat dalam melawan misinformasi dan disinformasi khususnya terkait vaksin COVID-19.
"Memerangi misinformasi dan disinformasi daring terus menjadi tantangan penting dan prioritas utama bagi Google. Kami berharap peluncuran situs Tular Nalar ini dapat membantu mengasah cara berpikir kritis masyarakat agar terhindar dari misinformasi dan disinformasi terutama terkait COVID-19," kata Ryan.
Senada dengan pernyataan itu, Khelmy K Pribadi, Direktur Program MAARIF Institute menyatakan kehadiran tularnalar.id adalah bentuk komitmen seluruh konsorsium guna memperluas akses publik pada sumber pembelajaran daring yang dapat meningkatkan keterampilan praktis untuk bersama-sama meningkatkan kapasitas literasi digital dalam melawan misinformasi, disinformasi dan ujaran kebencian.
"Situs tularnalar.id menyediakan materi pembelajaran yang kreatif dan interaktif, termasuk didalamnya adalah modul, video, dan kuis- kuis menarik dengan sumber rujukan yang jelas," ujar Khelmy.
Advertisement
Libatkan riset dengan pakar
Sementara itu, Juli Binu dari Love Frankie Indonesia menuturkan proses penyusunan situs tularnalar.id melibatkan riset dengan para pakar di bidang literasi media untuk dapat memahami tantangan-tantangan yang dihadapi oleh para pengajar dalam mengajarkan literasi media kepada siswanya.
"Kami juga menguji berbagai model kursus online untuk menghasilkan situs yang ramah bagi penggunanya termasuk teman teman disabilitas," kata Juli.
Kemudian Yulita Priyoningsih, Subkoordinator Pembelajaran Khusus, Dirmawa, Ditjen Dikti Kemdikbud RI mengapresiasi program Tular Nalar sebagai contoh baik implementasi kolaborasi antara Kemdikbud dan masyarakat dalam rangka meningkatkan literasi media, khususnya media digital.
"Penguatan literasi media bagi dosen-dosen, mahasiswa dan masyarakat luas menjadi salah satu perwujudan tridharma perguruan tinggi. Materi-materi yang disajikan pada laman tularnalar.id sangat baik dalam memberikan pembelajaran kepada masyarakat luas tentang literasi media, komposisi dan fitur-fitur materi menarik yang akan mendorong masyakat untuk lebih memahami makna dari literasi media," ujar Yulita.
Dia pun berharap cakupan penerima manfaat dari inisiatif ini dapat dapat diperluas dari sisi jenjang akademik.
"Digitalisasi materi-materi yang telah disusun oleh tim Tular Nalar, kedepan diharapkan akan dapat memperkaya repositori materi terbuka pada laman spada.kemdikbud.go.id dengan demikian penerima manfaat inisatif baik ini akan lebih luas," kata Yulita.