Signal Kena Blokir Pemerintah Tiongkok?

Menurut laporan sejumlah pengguna asal Tiongkok, layanan Signal tidak dapat digunakan di negara mereka tanpa akses dengan VPN.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 18 Mar 2021, 10:30 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2021, 10:30 WIB
Aplikasi olah pesan Signal
Aplikasi olah pesan Signal

Liputan6.com, Jakarta - Aplikasi Signal dikabarkan telah diblokir di China. Informasi ini diketahui setelah sejumlah pengguna di negara Tirai Bambu itu melaporkan tidak bisa mengakses Signal tanpa memakai layanan VPN.

Dikutip dari The Guardian, Kamis (18/3/2021), sejak awal pekan ini, pengguna Signal di Tiongkok mengatakan mereka tidak bisa mengirimkan teks atau melakukan panggilan suara melalui aplikasi.

Meski dilaporkan tidak bisa diakses pengguna di Tiongkok, otoritas setempat mengatakan mereka tidak mengetahui mengenai hal tersebut. Signal sendiri hingga sekarang belum berkomentar mengenai peristiwa ini.

Untuk diketahui, aplikasi Signal memang tengah populer di Tiongkok dalam beberapa bulan terakhir. Namun pengguna aplikasi ini memang belum menyamai WeChat yang mayoritas digunakan penduduk Tiongkok.

Signal sendiri bukan aplikasi pertama yang diblokir di Tiongkok. Sejumlah aplikasi populer, seperti Facebook, Google, dan Twitter sebenarnya juga sudah lama tidak dapat diakses pengguna di negara tersebut.

Jika benar Signal diblokir, ada kemungkinan hal ini dilakukan karena aplikasi itu menerapkan enkripsi end-to-end. Hal ini membuat pihak ketiga tidak dapat melihat konten atau percakapan yang dilakukan dalam aplikasi.

Di sisi lain, pemerintah Tiongkok memiliki sebuah sistem Great Firewall sebuah sistem sensor untuk memblokir situs web, layanan maupun aplikasi yang dianggap tidak sesuai dengan kebijakan pemerintah.

Riset: Unduhan Telegram dan Signal Meningkat

Aplikasi Signal
Aplikasi Signal (Foto: techsathi.com)

Seperti diketahui, lima tahun terakhir, Facebook mendominasi bisnis aplikasi pesan dengan produk Facebook Messenger dan WhatsApp. WhatsApp dibeli Facebook pada 2014.

Selama itu pula, pemain lain seperti Telegram dan Signal dalam tahap biasa-biasa saja dan kalah jauh di belakang Messenger dan WhatsApp. Namun semuanya berubah sepanjang beberapa bulan terakhir, terutama setelah WhatsApp mengumumkan update kebijakan privasinya.

Berdasarkan data Apptopia, jumlah unduhan bulanan Telegram dan Signal meroket sejak Oktober 2020. Bahkan pada Januari 2021, jumlah unduhan bulanan Telegram dan Signal disebut-sebut telah melampaui popularitas aplikasi pesan milik Facebook.

Mengutip laporan Fortune, Rabu (3/2/2021), pertumbuhan angka download untuk Signal mengalami kemajuan signifikan, dari sekitar 1,2 juta unduhan pada tahun 2020 ke hampir 30 juta unduhan per akhir Januari 2021.

Grafik data Apptopia yang disarikan Fortune memperlihatkan, sepanjang Oktober 2020-Januari 2021, unduhan Signal mencapai hampir 28,8 juta, unduhan Telegram 39,8 juta, WhatsApp 27,9 juta, dan Facebook Messenger 'hanya' 12,7 juta unduhan.

Popularitas Telegram dan Signal membuat jumlah unduhannya mencapai lebih dari 2 juta unduhan per hari pada satu periode di bulan Januari 2021.

Pengguna WhatsApp dan Messenger Masih Lebih Besar

Kendati demikian, jumlah orang yang memakai Messenger dan WhatsApp tiap harinya masih jauh lebih tinggi.

Menurut Apptopia, Messenger digunakan secara aktif per hari oleh 570 juta orang dan WhatsApp dipakai 1,3 miliar pengguna aktif per hari. Sementara, Telegram digunakan 46 juta pengguna aktif harian dan Signal 13 juta pengguna aktif harian.

Fortune melaporkan, alasan utama jumlah unduhan Telegram dan Signal tiba-tiba melesat masih belum jelas. Namun hal ini diduga erat kaitannya dengan keputusan Facebook untuk menggabungkan data dari WhatsApp dengan Facebook, dalam hal operasi bisnis periklanannya.

Khusus untuk Signal, aplikasi ini meroket jumlah unduhannya setelah pada sebelumnya sempat dipromosikan oleh CEO Tesla Elon Musk melalui Twitter. Cuitan tersebut juga sempat di-retweet oleh CEO Twitter Jack Dorsey.

(Dam/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya