Ericsson: Beri Akses Internet untuk Sekolah Bisa Tingkatkan PDB hingga 20 Persen

Dalam laporannya, Ericsson mengungkap bahwa pemberian akses internet bagi sekolah di negara dengan kualitas broadband rendah pada gilirannya bisa meningkatkan pendapatan domestik bruro suatu negara hingga 20 persen.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 14 Jul 2021, 09:00 WIB
Diterbitkan 14 Jul 2021, 09:00 WIB
Prihatin Liat Para Siswa di Halmahera yang Sulit Mengakses Internet Saat US
Para siswa ini berburu jaringan internet di tepi pantai untuk bisa melaksanakan ujian sekolah secara online.

Liputan6.com, Jakarta - Memberikan akses internet untuk sekolah diperkirakan akan meningkatkan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) per kapita hingga 20 persen. Hal tersebut berdasarkan laporan Economist Intelligence Unit (EIU) yang didukung Ericsson.

Menurut laporan ini, negara dengan konektivitas broadband rendah punya peluang meningkatkan PDB dengan cara memperluas akses internet ke sekolah.

Dalam kondisi pandemi, lebih dari 190 negara menutup sekolah langsung dan melakukan pembelajaran online. Setidaknya ada 100 juta dari 1,6 miliar siswa putus sekolah di dunia.

Penutupan sekolah sementara ini pun mengubah pandangan mengenai perlunya akses internet sekolah, untuk mendukung pembelajaran, menjembatani pendidikan, sekaligus mengurangi kesenjangan digital.

Selain itu, tenaga kerja dengan pendidikan yang baik berkesempatan untuk menjadi pribadi inovatif dan menghasilkan ide-ide. Pada gilirannya berkontribusi dalam pembangunan ekonomi serta penciptaan lapangan kerja.

Akses internet di sekolah juga dinilai mambantu memberikan kesempatan setara pada siswa dalam bentuk peningkatan pembelajaran dan keterampilan. Pada akhirnya hal ini membuka akses ke jalur karir baru, mutu hidup lebih baik, dan menguntungkan tiap orang.

Konektivitas dan Mutu Pendidikan

FOTO: Melihat Proses Belajar Online di Sekolah Tunanetra
Guru Wahyu Adi Prasetyo (kiri) dan Rantiyani mengajar secara online di sekolah tunanetra Yayasan Raudlatul Makfufin, Buaran, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Senin (10/8/2020). Keterbatasan kuota internet membuat para guru membatasi waktu belajar. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

World Economic Forum Global Competitiveness Index (2017) dan World Bank Human Capital Index (2017) memperlihatkan hubungan antara akses internet dan mutu pendidikan. Di mana, analisis EIU memperlihatkan, jika konektivitas sekolah di suatu negara naik 10 persen, PDB per kapita meningkat 1,1 persen.

Ericsson melihat, ada empat langkah utama dalam menciptakan perubahan, yakni kerjasama, aksesibilitas dan keterjangkauan, menggunakan internet dan alat digital dalam pendidikan, serta perlindungan anak-anak di internet.

Laporan ini juga menyebut, para pemimpin sektor publik, swasta, dan LSM di seluruh dunia bisa menciptakna dampak besar untuk menjembatani kesenjangan digital. Caranya dengan menggabungkan kekuatan agar konektivitas internet bisa diakses anak-anak.

Imbau Pemangku Kepentingan Dukung Giga

Belajar Gratis di Tenda Wifi
Para siswa belajar online di Tenda Wifi gratis di taman warga RT 013, Jakarta Timur, Rabu (12/8/2020). Tenda belajar tersebut menyediakan fasilitas wifi gratis bagi anak-anak sekolah yang terkendala dengan mahalnya kuota internet. (merdeka.com/Imam Buhori)

Ericsson mengimbau pemangku kepentingan untuk mendukung upaya Giga, sebuah inisiatif konektivitas sekolah yang didirikan UNICEF dan International Telecommunication Union (ITU), melalui tindakan seperti pendanaan, data sharing, keahlian teknologi, dan tatanan model bisnis berkelanjutan untuk konektivitas.

Ericsson yakin, tujuan Giga dalam memperluas akses internet untuk semua sekolah dan masyarakat bisa tercapai setidaknya tahun 2030.

VP Sustainability and Corporate Resposibility Ericsson, Heather Johnson mengatakan, ketika Giga diumumkan, Ericsson memahami pengaruh positifnya.

"Giga dapat menjembatani kesenjangan digital di antara dan di dalam negara, guna memberikan kesempatan dan masa depan gemilang bagi anak-anak di seluruh dunia," kata dalam keterangan Ericsson.

(Tin/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya