Liputan6.com, Jakarta - Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) mengatakan, generasi muda punya peran untuk mendukung Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk lebih berdaya di masa pandemi Covid-19.
Yudho Giri Sucahyo, Ketua Dewan Pengurus PANDI berkata, generasi muda sesungguhnya bisa membantu para pelaku UMKM dengan memanfaatkan platform media sosial dan teknologi.
Advertisement
Baca Juga
"Kita kan suka dengar ada pedagang kaki lima yang gara-gara ada satu atau dua anak muda, bukan influencer terkenal, di TikTok mempromosikan warung itu, minggu depannya antri," kata Yudho dalam bincang-bincang virtual, Selasa (14/9/2021).
Contoh lain adalah bagaimana anak-anak muda sekadar mengunggah foto-foto yang Instagramable tentang sebuah lokasi wisata seperti pantai, yang membuat banyak orang pergi ke sana.
"Jadi sebenarnya itu kan cuma di ujung jempol kita. Generasi muda ini tinggal ambil foto yang bagus, kasih efek sedikit kiri kanan, lalu kemudian beri caption yang menarik, posting. Itu Anda sudah memasyarakatkan ke seluruh pengguna internet."
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Peran Generasi Muda
Yudho mengakui banyak pelaku UMKM yang merupakan baby boomer dan gaptek alias gagap teknologi.
Maka dari itu, ia pun mengatakan generasi muda bisa membantu mereka yang sebenarnya punya potensi, namun karena keterbatasan teknologi jadi sulit untuk berpromosi.
"Siapa tahu sebagai dampak samping, karena Anda sering membantu orang-orang lain, Anda jadi influencer yang terkenal, sehingga kemudian mendapat pendapatan dari platform yang digunakan," kata Yudho.
Yudho mengatakan, UMKM menjadi salah satu sektor yang "terpukul duluan" akibat pandemi. Hal ini karena pembatasan yang dilakukan demi mengendalikan penularan Covid-19.
Menurutnya, tidak semua pelaku UMKM mampu atau cukup beruntung dalam memanfaatkan teknologi digital untuk bertahan.
"Di sinilah peran generasi muda untuk kemudian bisa turut hadir, entah langsung membantu mereka hadir di dunia digital atau sekadar menjadi penghubung yang menghubungkan antara pembeli dengan mereka dan sebagainya," kata Yudho.
Advertisement
Keterbatasan Informasi
Iyuk Wahyudi dari Badan Pengurus Pusat Andalan Kelompok UPPKA/Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (BPP AKU) mengungkapkan, keterbatasan informasi membuat pelaku UMKM lebih sulit untuk berdaya di masa pandemi.
"Mereka lebih sering cenderung pasif karena mayoritas atau kebanyakan UMKM masih berpola single fighter, one man show. Jadi produksi dia yang mengerjakan, promosi dia yang mengerjakan, distribusinya dia yang mengerjakan."
Maka dari itu, menurut Iyuk, program pemerintah yang terkait dengan perbaikan UMKM seyogyanya tak hanya sebatas pada aspek pengenalan, tetapi juga di aspek pendampingan dan capacity building.
"Karena mereka UMKM jangan kita bayangkan seperti perusahaan-perusahaan yang secara organisasi sudah solid," kata Iyuk.
Iyuk pun mengatakan, untuk memberdayakan UMKM agar mampu beradaptasi dengan perkembangan digital seperti sekarang dibutuhkan kolaborasi sebagai kuncinya.
"UMKM mungkin dia tidak awas atau kurang concern terhadap informasi. Ada bidang atau lembaga, institusi, atau stakeholder lain yang punya informasi, kemudian mereka menjadi penyampai kepada UMKM," kata Iyuk.
(Gio/Ysl)
Infografis Laju Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Produk Domestik Bruto 2019-2021
Advertisement