Liputan6.com, Jakarta - Meta, induk perusahaan Facebook dan Instagram, akan menghapus penargetan iklan sensitif di platform media sosialnya.
Berdasarkan keterangan di unggahan blog Meta for Business, seperti dikutip dari The Verge, Rabu (10/11/2021), Meta akan memblokir pengiklan agar tidak bisa memakai opsi periklanan terperinci dan tertarget yang memperlihatkan iklan berdasarkan hal-hal sensitif.
Hal sensitif yang dimaksud mulai dari ras dan etnisitas, pandangan keagamaan, politik, orientasi seksual, kesehatan, dan lain-lain.
Advertisement
Baca Juga
"Kami mendengar kekhawatiran dari para ahli bahwa opsi penergetan seperti ini dapat digunakan dengan cara yang mengarah pada pengalaman negatif bagi orang-orang dalam kelompok yang kurang terwakili," kata VP Marketing dan Iklan Meta Graham Mudd.
Ia menyebut, opsi penargetan terperinci sebenarnya tidak didasarkan karakteristik fisik atau pilihan pribadi. Namun, menurut pengiklan, penargetan terperinci berdasarkan aktivitas si pengguna.
Kendati demikian, penargetan terperinci untuk iklan bisa membahayakan. Pasalnya iklan tertarget bisa saja terasa diskriminatif, memperkuat kecanduan akan sesuatu, mempengaruhi perilaku secara negatif, dan hingga menyebabkan tekanan mental.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Hapus Kategori Penargetan Iklan Kontoversial
Meta pun berencana untuk menghapus banyak opsi penargetan iklan terperinci yang bersifat sensitif setelah muncul beberapa contoh di mana Facebook harus menghapus kategori kontroversial di masa lalu.
Sekadar informasi, sebelumnya pengiklan bisa menargetkan iklan ke kategori anti-semit dan pseudosains. Facebook mulanya juga memungkinkan pengiklan menargetkan iklan perumahan, pekerjaan, dan kredit yang mengecualikan ras tertentu.
Setelah skandal Cambridge Analytica, Facebook berhenti mengizinkan data pihak ketiga dipakai untuk penargetan iklan pada 2018. Dengan begitu, Facebook tidak lagi mengizinkan adanya penjualan data seperti riwayat pembelian pengguna kepada pengiklan.
Advertisement
Aktif Mulai 19 Januari 2022
Sekadar informasi, alasan perubahan baru-baru ini mungkin terkait dengan upayanya melindungi kesehatan mental pengguna. Namun jika dilihat lebih luas lagi, kemungkinan Meta tengah mempersiapkan diri menghadapi peraturan Uni Eropa yang melarang iklan berbasis pelacakan.
Sistem periklanan global Meta tidak dapat secara efektif menyaring area tertentu sehingga harus mematikan grup penargetan terperinci di seluruh dunia.
Pada kuartal ketiga 2021, total pendapatan iklan Facebook mencapai USD 28,2 miliar. Besarnya pendapatan iklan ini yang kemungkinan membuat perusahaan sulit menghentikan praktik iklan tertarget.
Ke depannya, perubahan penargetan iklan akan berlaku di Facebook, Instagram, dan Messenger pada 19 Januari 2022. Meski telah menghentikan penargetan iklan berdasarkan kategori sensitif, Meta akan tetap menarget informasi berdasarkan usia, jenis kelamin, dan lokasi.
(Tin/Isk)