Peluang Perempuan di Bidang Keamanan Siber Masih Terbuka Lebar

Microsoft dan Prestasi Junior Indonesia berkolaborasi menggelar seminar edukasi kesiapan kerja daring bertajuk "Women in Cybersecurity" bargi pelajar perempuan.

oleh M Hidayat diperbarui 09 Mar 2022, 16:53 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2022, 16:53 WIB
Ilustrasi Keamanan Siber, Kejahatan Siber, Malware
Ilustrasi Keamanan Siber, Kejahatan Siber, Malware. Kredit: Elchinator via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Microsoft dan Prestasi Junior Indonesia berkolaborasi menggelar seminar edukasi kesiapan kerja daring bertajuk "Women in Cybersecurity" sejalan dengan momentum Hari Perempuan Internasional.

Ajang ini menargetkan terutama para pelajar, yakni siswi SMA/SMK dan mahasiswi Indonesia pada Sabtu (12/3/2022) mendatang. Ajang ini diharapkan dapat menjadi langkah awal penting dan inspiratif bagi talenta perempuan untuk memahami peluang pekerjaan bidang keamanan siber.

"Pemerintah melalui Badan Siber dan Sandi Negara menyambut baik upaya yang dilakukan Microsoft bersama Prestasi Junior Indonesia untuk mendukung pengembangan sumber daya manusia Indonesia yang inklusif di bidang keamanan siber," ujar Mohamad Ikro, Direktur Kebijakan SDM Keamanan Siber dan Sandi Badan Siber dan Sandi Negara dikutip dari rilis pers, Rabu (9/3/2022).

Ikro menilai, para pelajar yang menjadi target acara ini adalah generasi Z dan merupakan kelompok masyarakat yang paling banyak terhubung dengan internet. Kondisi ini, menurut dia, lantas membuat mereka memiliki risiko paling besar untuk terpapar kejahatan siber.

Oleh karena itu, kata dia, partisipasi mereka di ajang ini dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan mereka mengenai praktik aman beraktivitas di dunia siber, sambil memotivasi mereka untuk mengembangkan kompetensi dan meniti karier di bidang keamanan siber.

"Hal ini nantinya dapat membantu meningkatkan inklusivitas dan keberagaman talenta dalam memperkuat sektor keamanan siber Indonesia di masa depan," tutur Ikro.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Laporan The Future of Jobs Report 2020

Laporan The Future of Jobs Report 2020 dari World Economic Forum memasukkan Information Security Analyst ke dalam daftar 10 pekerjaan yang diproyeksikan akan mengalami peningkatan permintaan dari dunia industri selama beberapa tahun ke depan.

Sementara itu, studi dari International Information System Security Certification Consortium pada tahun 2021 menyebutkan ada 2,72 juta kesenjangan tenaga profesional keamanan siber di seluruh dunia. Dari angka itu, 52 persen di antaranya terdapat di kawasan Asia Pasifik.

Studi tersebut juga menyoroti sedikitnya tenaga kerja perempuan di bidang keamanan siber yang diperkirakan hanya 25 persen secara global.

Nico Kiroyan, Executive Director Prestasi Junior Indonesia menyebut bahwa riset tersebut pada satu sisi memberikan aspirasi baru bagi perempuan bahwa mereka memiliki banyak kesempatan untuk mengisi kesenjangan di bidang keamanan siber.

"Oleh karena itu, program ini akan memfasilitasi para pelajar untuk mengenali seluk beluk kebutuhan industri keamanan siber di masa depan serta mengeksplorasi dan mengembangkan keterampilan dasar yang dibutuhkan sejak sekolah," kata Nico.

 

Inklusivitas dan Keberagaman

Hal lain yang juga turut mendapat perhatian adalah kesadaran dan kemampuan masyarakat Indonesia dalam keamanan digital dan perlindungan data pribadi juga masih terbilang rendah.

Data Kementerian Komunikasi dan Informatika menunjukkan, masih banyak masyarakat yang mengunggah foto kartu identitas (38,9%) dan mencantumkan nomor ponsel pribadi (61%) di media sosial. Selain itu, sebagian di antara masyrakat tidak bisa mengidentifikasi email berisi spam/virus (51,5%). Temuan itu patut diwaspadai, mengingat serangan terhadap identitas adalah salah satu kejahatan siber yang sering terjadi.

Nina Wirahadikusumah, Business Strategy Director Microsoft Indonesia, menyebut bahwa percepatan transformasi digital diawali dengan kepercayaan di bidang keamanan siber.

"Tidak ada perusahaan ataupun negara yang dapat memenangkan pertempuran keamanan siber ini seorang diri. Melalui Women in Cybersecurity, kami berharap dapat memperkuat ekosistem digital yang mampu mendukung keamanan siber, dengan memerhatikan inklusivitas dan keberagaman," kata Nina.

Infografis Perempuan Arab Saudi Bebas dari Belenggu

Infografis Perempuan Arab Saudi Bebas dari Belenggu
Infografis Perempuan Arab Saudi Bebas dari Belenggu (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya