Liputan6.com, Jakarta - Pasar perhiasan cetak 3D diperkirakan akan tumbuh 21 persen untuk periode 2021 hingga 2028. Menurut laporan Data Bridge Market Research, dikutip Rabu (6/4/2022), industri ini kian tumbuh karena meningkatnya jumlah platform e-commerce.
Dengan manfaat dari proses desain dan pengembangan digital, produksi perhiasan cetak 3D menghadirkan konsep pengecoran yang lebih baik, atau mengesampingkan metode pengecoran lilin yang biasa dilakukan perancang perhiasan.
Baca Juga
Tingkat investasi yang melonjak dalam teknologi canggih seperti pencetakan 3D, prevalensi basis populasi yang besar seiring dengan meningkatnya tingkat pendapatan konsumen yang dapat dibelanjakan, meningkatnya permintaan akan perhiasan emas, serta meningkatnya preferensi konsumen terhadap produk yang disesuaikan dan dipersonalisasi (custom).
Advertisement
Pengenalan teknologi augmented reality seiring dengan meningkatnya aplikasi di platform Android dan iOS adalah beberapa faktor utama dan vital yang kemungkinan akan meningkatkan pertumbuhan pasar perhiasan cetak 3D dalam jangka waktu yang diproyeksikan pada 2021-2028.
Terlebih, di tengah fenomena Covid-19, masyarakat mulai menemukan cara-cara baru dalam membeli perhiasan. Mulai dari membelinya di etalase marketplace bahkan melakukan pre-order perhiasan custom di toko-toko online.
Ibrahim Yusuf, Founder dan CEO PT. Lovary Corpora Indonesia, sebuah perusahaan startup manufaktur perhiasan yang menerapkan teknologi 3D Printing, menilai esensi dari teknologi ini sebenarnya adalah tentang memudahkan manusia.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Â
Â
Proses Pembuatan
Ibrahim menceritakan awalnya banyak konsumen yang ingin melakukan pre-order cincin kawin. Pesanan pre-order perhiasan itu dikerjakan secara manual, yaitu hanya berdasarkan gambar/foto.
"Namun tidak sedikit dari mereka yang akhirnya kecewa karena hasil dari perhiasan yang dipesannya berbeda dengan foto yang konsumen berikan di awal," ungkap Ibrahim melalui keterangannya.
Berangkat dari itu, kata Ibrahim, Lovary mulai mengembangkan teknologi 3D Manufacturing, yaitu dengan membuat gambar 3D pada setiap pesanan pre-order cincin.
Selanjutnya gambar 3D tersebut dicetak menggunakan teknologi 3D Printer, lalu hasil cetakan itu dijadikan cetakan logam untuk dilakukan pengecoran logam dengan metode casting.
Â
Advertisement
Membuat Produk yang Lebih Berkesan
Menurut Ibrahim, teknologi ini sangat membantu pasangan-pasangan yang ingin memiliki desain cincin lebih personal dan berkesan sepanjang hidup mereka tanpa adanya kekhawatiran hasil jadinya berbeda dengan ekspektasi mereka.
Ia berharap akan lebih banyak lagi pasangan-pasangan muda yang mengetahui Lovary dan pemanfaatan teknologi pencetakan 3D di industri perhiasan.
Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)
Advertisement