Liputan6.com, Jakarta - Netflix dilaporkan akan memperluas katalog judul game yang ada di platformnya hingga akhir tahun ini. Informasi tersebut diketahui dari laporan terbaru The Washington Post via Eurogamer.
Mengutip dari Android Police, Jumat (29/4/2022), Netflix memiliki rencana untuk menghadirkan lebih dari 30 judul game di 2022. Jumlah itu didasarkan pada laporan yang menyebut perusahaan akan memiliki 50 judul game mobile di platformnya untuk tahun ini.
Baca Juga
Adapun saat ini, jumlah judul game yang ada di platform Netflix sejak pertama kali diperkenalkan adalah 13. Karenanya, tambahan jumlah game yang akan dirilis perusahaan mencapai 30 judul game.
Advertisement
Berdasarkan sumber yang mengetahui rencana ini, Netflix memang disebut cukup terbuka menghadirkan layanan game mobile di platformnya, tapi juga membuka peluang strategi lain di masa depan. Bahkan, perusahaan juga dilaporkan tengah menimbang peluang lain dari video game.
Kendati demikian, informasi mengenai deretan judul game baru yang akan dirilis Netflix belum diungkap. Saat ini, baru ada satu game yang sudah diumumkan akan rilis pada Mei 2022, yakni Exploding Kittens.
Untuk diketahui, sejak tahun lalu, Netflix memang mulai fokus untuk menggarap lini game mobile di platformnya. Sebagai bentuk keseriusannya, perusahaan mengakuisisi sejumlah developer game.
Terbaru, penyedia layanan streaming tersebut mencaplok developer game asal Texas, Amerika Serikat, Boss Fight Entertainment. Studio game Boss Fight Entertainment didirikan pada tahun 2013 oleh David Rippy (CEO), Bill Jackson (CCO), dan Scott Winsett (COO).
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Netflix Akuisisi Developer Game Boss Fight Entertainment
Menurut VP of Game Studios Netflix, Amir Rahimi, pengalaman studio ini dalam membuat game-game populer di berbagai genre akan membantu mereka menghadirkan game bagi pelangannya di mana pun mereka ingin memainkannya.
"Misi Boss Fight adalah menghadirkan pengalaman bermain game sederhana, indah, dan seru kepada para pemain kapan pun mereka ingin bermain," kata pendiri Boss Fight Entertainment.
Menurut Boss Fight, komitmen Netflix menawarkan game bebas iklan sebagai bagian dari langganan, membuat pengembang seperti mereka dapat fokus menciptakan game tanpa khawatir akan monetisasi.
"Kami sangat senang bergabung dengan Netflix di tahap awal ini, sedangkan kami terus melakukan hal yang kami sukai sambil membantu membentuk masa depan game di Netflix bersama-sama," kata mereka.
Lebih lanjut, Netflix juga menyebutkan, Boss Fight akan terus mengoperasikan studio-studio mereka di luar Texas yaitu di Allen (Dallas), Austin, dan Seattle.
Dikutip dari Tech Crunch, Boss Fight Entertainment didirikan oleh mantan pekerja Zynga Dallas dan Ensemble Studios.
Advertisement
Bukan Studio Game Pertama yang Dicaplok
Â
Ini bukan pertama kalinya Netflix mencaplok studio game. Awal bulan ini, mereka sudah mengumumkan akuisisi Next Games, developer gim seluler asal Finlandia dengan nilai US$ 72 juta (sekitar Rp 1 triliun).
Pengembang game tersebut sudah membuat beberapa judul seperti "Stranger Things" dan "The Walking Dead." Kesepakatan ini diharapkan selesai pada kuartal kedua 2022.Â
Di bulan September 2021, Netflix juga mengakuisisi pengembang gim independen Night School Studio, yang dikenal dengan gim Oxenfree. Namun mereka tidak mengungkapkan nilai kesepakatannya.
Akuisisi pengembang gim ini merupakan bagian dari strategi Netflix, untuk membangun konten permainan yang lebih besar dalam katalog videonya.
"Kami masih berada dalam tahap awal membuat pengalaman game hebat sebagai bagian dari keanggotaan Netflix," kata Rahimi.
Lewat kemitraan dan akuisisi ini, Netflix ingin membangun studio game "yang mampu menghadirkan beragam game orisinal yang menyenangkan dan menghanyutkan, tanpa iklan dan tanpa pembelian dalam aplikasi, kepada ratusan juta anggota" di dunia.
Netflix Kehilangan 200 Ribu Pelanggan di Q1 2022, Ini Penyebabnya
Di sisi lain, Netflix mengungkapkan bahwa pada kuartal pertama (Q1) tahun 2022, mereka kehilangan 200 ribu pelanggan secara global, dibandingkan kuartal empat (Q4) 2021.
Perusahaan Amerika Serikat itu juga memperkirakan akan ada kerugian yang lebih besar di kemudian hari, bahkan sampai dua juta pelanggan di kuartal kedua.
"Pertumbuhan pendapatan kami sudah sangat melambat," kata Netflix dalam suratnya kepada para pemegang saham, seperti dilansir The Verge, dikutip Rabu (20/4/2022).
Platform streaming itu melanjutkan, pandemi hanya "mengaburkan gambar," dengan adanya banyak masalah yang tersembunyi di bawah permukaan.
Perusahaan pun menunjuk persaingan yang lebih ketat dari layanan over the top (OTT) yang menawarkan harga lebih murah seperti Disney Plus dan Prime Video.
Selain itu, Netflix juga menyalahkan terbatasnya ruang berekspansi di banyak negara karena faktor teknologi yang di luar kendalinya, seperti adopsi smart TV dan harga data, serta banyaknya pengguna yang berbagi akun.
Untuk yang terakhir, menurut raksasa OTT itu, ada lebih dari 222 juta rumah tangga yang membayar untuk menikmati konten Netflix, tetapi lebih dari 100 juta pelanggan Netflix lainnya berbagi akun.
(Dam/Ysl)
Advertisement