Samsung Ungkap Masih Ada Masyarakat yang Terkejut Lihat Ponsel Layar Lipat

Samsung menyebut, untuk membuat ponsel layar lipat lebih diterima masyarakat, membangun keakraban masyarakat dengan produk sangatlah penting

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 25 Mei 2022, 13:00 WIB
Diterbitkan 25 Mei 2022, 13:00 WIB
Samsung Galaxy Z Flip 3 5G
Samsung Galaxy Z Flip 3 5G/Istimewa.

Liputan6.com, Jakarta - Pelan tapi pasti, tren ponsel lipat berpotensi bangkit lagi di masa depan, seiring dengan semakin banyak smartphone layar lipat atau foldable smartphone.

Adapun, salah satu yang mempopulerkan smartphone lipat, khususnya di Indonesia, adalah Samsung dengan beberapa produk mereka seperti seri Galaxy Z Flip dan Galaxy Z Fold.

Carl Nordenberg, Head of MX Business, Samsung Southeast Asia & Oceania mengungkapkan tidak sedikit orang yang masih terkejut saat melihat smartphone lipat.

"Kami ada di industri, Anda ada di industri, kita semua sudah familiar dengan ponsel layar lipat saat ini, tapi publik secara umum belum semuanya familiar," kata Nordenberg dalam virtual meeting, Rabu (25/5/2022).

"Saya masih sering bertemu dengan orang-orang yang terkejut ketika saya membuka ponsel saya," imbuhnya.

Maka dari itu, Samsung, sebagai salah satu vendor yang mengangkat tren produk HP Android layar lipat mengatakan, membangun familiarity atau keakraban dengan produk sangatlah penting.

"Kami membangun kepercayaan diri dan semangat dengan itu. Saya pikir perasaan bersemangat datang dengan sendirinya ketika Anda pertama kali melihat hal-hal semacam ini, terbuka tertutup, lalu digunakan," ujarnya.

Selain itu, menurut Nordenberg, bagi Samsung, untuk membuat ponsel lipat dapat diterima dengan lebih luas, fokus terhadap pelanggan juga menjadi salah satu strategi mereka.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Mengetahui Kebutuhan Pengguna

Samsung Galaxy Z Flip
Samsung memperkenalkan smartphone layar lipat terbarunya, Galaxy Z Flip pada acara Unpacked 2020 di San Francisco, Selasa (11/2/2020). Galaxy Z Flip memiliki desain clamshell yang terlihat seperti kotak kecil saat ditutup dan layarnya akan memiliki ukuran 6,7 inci ketika dibuka. (AP/Jeff Chiu)

"Kami benar-benar mencoba memahami apa yang pengguna kami ingin gunakan dari bentuk baru ini, dan kami menggunakannya untuk mengetahui bagaimana kami mengembangkan produk dan layanan kami," kata Nordenberg.

Nordenberg mencontohkan, Galaxy Z Flip 3 dan Galaxy Fold 3 sendiri saja merupakan produk yang benar-benar berbeda, dan menarik konsumen yang juga berbeda dengan kebutuhan personal yang berbeda.

"Jadi yang pertama adalah mindset yang kami bawa, dalam hal pengembangan produk," kata Nordenberg.

Sebelumnya, sebuah studi yang dilakukan Canalys dan dirilis pada Februari lalu memperkirakan, pengiriman smartphone lipat akan melebihi 30 juta di tahun 2024, seperti dikutip dari laman resminya, Jumat (11/3/2022).

Menurut perkiraan Canalys, segmen ini diperkirakan tumbuh dengan compound annual growth rate sebesar 122 persen antara tahun pertama peluncurkan smartphone lipat pertama di 2019, dan 2024.

Firma riset teknologi ini menyebutkan, pada 2021 pengiriman smartphone lipat mencapai 8,9 juta, yang didorong oleh penjualan HP lipat dari Samsung.

Selain itu, segmen ponsel lipat juga bertumbuh 148 persen year-on-year meskipun harganya masih tinggi, di saat pasar ponsel keseluruhan hanya tumbuh tujuh persen.

Penggunaan Layar Besar

Galaxy Z Fold 2
Galaxy Z Fold 2, smartphone layar lipat ketiga Samsung sekaligus sebagai penerus Galaxy Fold (Foto: Samsung)

"Katalis utama untuk foldable smartphone adalah penggunaan perangkat layar besar yang berkembang pesat selama pandemi," kata Runar Bjørhovde, Research Analyst di Canalys.

Bjørhovde mengatakan, konsumen terus mencari pengalaman yang lebih baik di perangkat seluler mereka sehari-hari. Menurutnya, ini membuat standar menjadi lebih tinggi karena pengalaman produktivitas dan hiburan di layar besar.

"Saat dunia terus dibuka kembali, membawa peluang baru bagi vendor smartphone untuk menyediakan produk seperti smartphone yang dapat dilipat yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen," kata Bjørhovde.

Toby Zhu, Analis di Canalys juga mengatakan, faktor bentuk yang bisa dilipat menghadirkan diferensiasi penting bagi vendor, untuk merangsang penjualan smartphone.

Menurut Zhu, ponsel lipat sangat menarik bagi pengguna awal dan pengguna kelas atas. "Vendor Android berada di bawah tekanan besar di segmen premium," ujarnya.

"Karena pengiriman smartphone senilai lebih dari US$ 800 telah turun 18 persen di bawah level 2019 sementara pengiriman iOS tumbuh 68 persen pada waktu yang sama," Zhu menambahkan.

Investasi di Perangkat Keras

Galaxy Z Fold 2
Galaxy Z Fold 2, smartphone layar lipat ketiga Samsung sekaligus sebagai penerus Galaxy Fold (Foto: Samsung)

Maka dari itu, menurut Zhu, Google dan vendor perangkat Android harus melipat gandakan investasi mereka di perangkat keras yang berbeda dan pengalaman pengguna yang canggih, supaya tetap bisa menarik konsumen kelas atas.

Amber Liu, Analis Riset di Canalys menambahkan, meski ada peningkatan jumlah pemasok untuk layar lipat, engsel, dan komponen utama lain, vendor juga menyoroti solusi teknik inovatif dan desain produk.

Hal ini dilakukan demi pengalaman pengguna yang lebih baik, sembari terus menekan harga.

"Vendor smartphone besar bersiap-siap untuk bersaing dalam kategori foldable, yang akan menjadi bagian penting dari strategi high-end dan corporate branding mereka," kata Liu.

(Dio/Ysl)

Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia
Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya