Klarifikasi Roy Suryo Unggah Foto Stupa Candi Borobudur Mirip Jokowi

Melalui akun Twitternya, Roy Suryo menjelaskan mengenai unggahan meme stupa Candi Borobudur yang mirip Presiden Jokowi.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 15 Jun 2022, 10:09 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2022, 10:09 WIB
Roy Suryo
Roy Suryo.

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo tengah menjadi sorotan warganet. Sebab, ia sempat menggunggah foto stupa Candi Borobudur mirip Presiden Joko Widodo melalui akun Twitter pribadinya, yakni @KRMTRoySuryo2.

Foto tersebut dibarengi pula dengan caption yang menyatakan 'Pantas Saja Tiketnya Mahal Ternyata Opung Sudah Buat Patung "I Gede Utange Jokowi" Untuk Tambahan Dana Bangun IKN'.

Sontak, cuitan Roy Suryo itu ramai diperbincangkan warganet, karena dianggap mengejek Presiden Joko Widodo. Menjawab hal tersebut, Roy Suryo menjelaskan bukan dirinya yang membuat gambar atau meme di Candi Borobudur tersebut.

Ia pun menyebut dirinya telah menghapus cuitan itu dan menyebut kedua unggahannya sudah di-posting lebih dulu di akun lain, sehingga bukan dirinya yang membuat meme tersebut.

"Agar tidak ada yang memprovokasi lagi & dianggap 'mengedit' karena ketidakpahamannya. Maka postingan tsb saya drop, case close. Jelas-jelas sudah ada dua akun asli penggunggah sebelumnya," tulis Roy Suryo melalui akun Twitternya.

Lebih lanjut ia pun memberikan kronologi munculnya meme tersebut. Ia menjelaskan beberapa akun yang lebih dulu mengunggah meme tersebut di internet.

"Meme pertama diuggah @IrutPagut 07/06/22 09.36, diunggah kembali @NewOpang 09/06/22 08.05, meme satunya diunggah @fly_free_DIY 10/06/22 17.25. URL lengkap ada di twit sblmnya," tulis Roy menjelaskan.

Meski Roy Suryo sudah menjelaskan tidak bermaksud menghina Presiden Jokowi, dirinya tetap menjadi sasaran para warganet. Bahkan, tagar #TangkapRoySuryo sempat menjadi Trending Topic di Indonesia, Rabu (15/6/2022).

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tarif Masuk Candi Borobudur Batal Naik, ini Kebijakan Barunya

Candi Borobudur
Pengelola Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko menyiapkan protokol kesehatan yang ketat bagi wisatawan yang berkunjung pada masa uji coba pembukaan wisata candi tersebut mulai Rabu, 1 Juli 2020. (Liputan6.com/ Kemenparekraf)

Di sisi lain, rencana kenaikan tarif masuk ke Taman Wisata Candi Borobudur kepada wisatawan baik lokal maupun mancanegara batal naik, berdasarkan arahan Presiden Joko Widodo.

Usai menghadiri Rapat Terbatas tentang Pariwisata di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan tarif masuk Candi Borobudur untuk umum tetap dikenakan sebesar Rp50.000 per orang.

"Intinya tidak ada kenaikan tarif, tetap Rp50.000. Anak-anak pelajar SMA ke bawah tetap Rp5.000," kata Basuki saat ditemui awak media di kawasan Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (14/6/2022) dilansir dari Antara.

Basuki menjelaskan pemerintah hanya akan membatasi kuota masuk, yakni 1.200 orang per hari dengan mewajibkan pengunjung untuk mendaftar secara daring terlebih dahulu.

Selain itu, lanjut dia, pengunjung juga harus didampingi oleh pemandu wisata yang sudah terdaftar, serta mengenakan alas kaki yang sudah disediakan.

"Tidak boleh pakai sepatu biasa karena itu mengikis batuan, jadi memang disediakan alas kaki untuk naik ke atas," kata Basuki.

Upaya Konservasi

Misteri Relief Kamadhatu di Kaki Candi Borobudur
Candi Borobudur merupakan salah satu bangunan bersejarah di Indonesia yang sudah mendunia.

Pemerintah menilai kebijakan membatasi kuota pengunjung dilakukan untuk konservasi terhadap candi terbesar bagi umat Buddha tersebut.

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan juga pernah mencontohkan cara pelestarian terhadap bangunan objek pariwisata Borobudur ini dengan Mesir yang juga melarang pengunjung untuk naik sampai ke Piramida.

"Seperti Mesir tadi contohnya sudah dilarang sama sekali tidak boleh naik ke piramida. Pak Menko sudah pelajari juga, termasuk Machu Picchu," kata Basuki.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo serta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sepakat menunda penerapan rencana kenaikan harga tiket naik ke area stupa di Candi Borobudur.

"Kita postpone dulu. Tadi Pak Menteri (Luhut Binsar Pandjaitan) sudah menyampaikan, 'Pak Gub itu kita postpone dulu, biar tidak terjadi cerita yang ke mana-mana'," kata Ganjar usai bertemu dengan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan di Rumah Dinas Gubernur Jateng, Semarang, Selasa. 

Dikaji Kembali

Sebelumnya Ganjar mengusulkan agar penerapan kenaikan harga tiket area stupa Candi Borobudur ditunda.

Menurut Ganjar, diperlukan beberapa langkah sebelum akhirnya diberlakukan kenaikan harga tiket, apalagi banyak masyarakat yang melayangkan protes atas rencana tersebut.

Penerapan kenaikan harga tiket ke area stupa Candi Borobudur, lanjut dia, perlu dikaji lagi bersama Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur dan Balai Konservasi Borobudur.

"Saya sampaikan kepada beliau, ini banyak yang protes, menurut saya diendapkan dan beliau setuju. Ini soal tarif jangan dibicarakan dulu, di-postpone dulu, dan memang TWC sama balai sedang komunikasi maka masyarakat tidak perlu resah. Itu penting untuk disampaikan," ujarnya.

Mantan anggota DPR itu menjelaskan bahwa penataan di kawasan Candi Borobudur memang masih terus dilakukan sehingga harus dicari skema-skema terbaik untuk mengatur wisatawan yang hendak naik ke area stupa candi.

Baik dengan pembatasan kuota maupun dengan instrumen lain seperti salah satunya penentuan harga tiket naik area stupa Candi Borobudur.

(Dam/Isk)

Infografis Kejengkelan Jokowi dan Ancaman Reshuffle Kabinet. (Liputan6.com/Abdillah)

Infografis Kejengkelan Jokowi dan Ancaman Reshuffle Kabinet. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Kejengkelan Jokowi dan Ancaman Reshuffle Kabinet. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya