Cara Qoala Manfaatkan Kemampuan Machine Learning Milik AWS

Otomasi yang disediakan oleh machine learning dapat membantu kita mengoptimalkan pengalaman pelanggan dan pengguna.

oleh Yuslianson diperbarui 02 Agu 2022, 07:30 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2022, 07:30 WIB
Ilustrasi Machine Learning, Deep Learning, Artificial Intelligence, Kecerdasan Buatan
Ilustrasi Machine Learning, Deep Learning, Artificial Intelligence, Kecerdasan Buatan. Kredit: Mohamed Hassan via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Machine learning memiliki setidaknya tiga manfaat utama bagi para pelaku usaha, antara lain menciptakan aliran pendapatan baru.

Dua manfaat lainnya, adalah meningkatkan efisiensi operasional dan keuangan, serta mendeteksi dan merespon risiko yang mengancam operasi usaha.

Hal inilah yang diungkap oleh AWS dan Qoala dalam sesi "curhat" bagaimana memanfaatkan machine learning (ML) di segala lini bisnis baru-baru ini.

"Otomasi yang disediakan oleh machine learning dapat membantu kita mengoptimalkan pengalaman pelanggan dan pengguna," ungkap Donnie Prakoso, Senior Developer Advocate, ASEAN, Amazon Web Services (AWS).

Dia menambahkan, "Machine learning juga dapat meningkatkan operasi bisnis, dan mengembangkan produk dan layanan baru.

Walau machine learning ini menjadi salah satu teknologi paling banyak digunakan di berbagai sektor dan berbagai kegunaan, konsep dasar, cara kerja, dan implementasinya belum dipahami oleh pembuat keputusan atau pekerja non-IT.

Salah satu miskonsepsi adalah machine learning dan kecerdasan buatan (AI) adalah teknologi yang sama.

"Tidak juga," jelas Downey. "Machine learning adalah turunan dari AI, sebuah sistem yang mereplikasi kecerdasan manusia dan melakukan tugas-tugas yang sebelumnya membutuhkan kecerdasan manusia," jelas Donnie.

Pada saat yang sama, machine learning bekerja dengan menemukan pola dalam data dan membuat model untuk bekerja berdasarkan data itu.

"Tujuan utama menggunakan machine learning adalah untuk membuat dan memvalidasi keputusan menggunakan logika."

Machine learning sendiri memiliki tiga model pembelajaran, yaitu supervised learning, unsupervised learning, dan reinforcement learning.

Supervised learning adalah model pembelajaran menggunakan label-label menghasilkan jawaban konsisten, dengan kata lain jika nilai data masukannya adalah “A”, maka nilai data keluarannya adalah “B”, dan seterusnya.

Sementara, unsupervised learning digunakan untuk mendapatkan wawasan-wawasan baru dari data dalam jumlah besar. Terakhir, reinforcement learning menerapkan sistem “hadiah” dan “hukuman” dalam rangka mencerdaskan mesin yang sedang dilatih.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Pengalaman Qoala Pakai Machine Learning

<p>Qoala curhat bagaimana perusahaan manfaatkan machine learing AWS untuk operasional bisnis. (Doc: AWS)</p>

Dari sekian banyak perusahaan yang menggunakan machine learning dalam operasi usaha sehari-harinya, Qoala adalah salah satunya.

Berbasis di Jakarta, startup teknologi asuransi ini menghadirkan produk asuransi mikro inovatif ke pasaran bermitra dengan ritel dan perusahaan asuransi.

Adapun polis asuransi mikro ini memberikan perlindungan untuk insiden seperti keterlambatan atau pembatalan penerbangan, atau kerusakan pada barang-barang pribadi seperti ponsel pintar.

Memanfaatkan teknologi machine learning ini, Qoala mengotomatisasi pengambilan keputusan selama pemrosesan klaim.

Mereka memeriksa gambar atau video yang diunggah dengan menggunakan teknologi computer vision, dan didukung oleh model ML.

Misalnya, perusahaan dapat menganalisis video memperlihatkan layar ponsel untuk mengkonfirmasi keretakan, atau misalnya pada kasus mobil untuk mengidentifikasi adanya goresan permukaan, penyok, atau kerusakan.

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Percepat Proses Klaim Asuransi

Ilustrasi Artificial Intelligence (AI), Machine Learning (ML). Kredit: Gerd Altmann from Pixabay

"Memiliki otomatisasi seperti ini sangat mengurangi waktu, dan kebutuhan akan peninjauan fisik secara manual," sebut Martin Hong, CTO Qoala.

Tak hanya itu, teknologi ini juga memungkinkan para partner asuransi mampu dengan cepat menyaring dan menolak klaim yang tidak valid.

“Untuk dapat meningkatkan operasional dan platform Qoala, termasuk untuk tujuan manajemen polis asuransi dan validasi dokumen, kami membutuhkan fondasi berupa infrastruktur teknologi yang dapat diskalakan. Ini yang dapat disediakan oleh AWS,” tegasnya.

Satya Walpresa, Head of Data Qoala, menambahkan seiring meningkatnya permintaan terhadap asuransi, baik pelanggan maupun mitra penyedia asuransi Qoala menuntut kenyamanan lebih dalam setiap proses.

Salah satu proses yang paling memakan waktu dan tenaga jika dilakukan secara manual adalah pengecekan (assessment) bagian kendaraan sebelum dilanjutkan ke pengajuan klaim asuransi.

Tanpa machine learning, masing-masing foto kerusakan harus dipelajari satu per satu.

 

Qoala Pakai Teknologi AWS Lainnya

Suasana ajang AWS re:Invent 2017 di Las Vegas, Amerika Serikat (AS). Liputan6.com/ Andina Librianty

Qoala pun menggunakan Amazon SageMaker untuk mengenali dan menghitung tingkat kerusakan pada masing-masing bagian mobil.

Satya mengatakan, tim melatih model machine learning-nya menggunakan sampel yang diperoleh dari lebih dari 1.000 jenis mobil.

Kegiatan ini dapat diselesaikan hanya dalam hitungan jam.

Selain itu, fitur auto-scaling pada Amazon SageMaker juga memampukan Qoala fokus pada bagian-bagian mobil yang umum, sementara bagian-bagian jarang mengalami kerusakan hanya perlu diperhatikan sesekali.

“Amazon SageMaker sangat menghemat waktu dan sumber daya kami, khususnya bagi lebih dari 50.000 agen dan tim operasional di Qoala,” Satya mengatakan.

(Ysl/Dam)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya