BRIN Umumkan 4 Kawasan Sains Teknologi dengan Nama Tokoh Nasional di Momen Hakteknas

BRIN mengumumkan 4 kawasan sains teknologi (KST) dengan nama tokoh-tokoh nasional saat momen Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas).

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 10 Agu 2022, 14:47 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2022, 14:46 WIB
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko saat mengumumkan empat Kawasan Sains Teknologi (KST) di KST Soekarno, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Liputan6.com/ Agustin Setyo W).
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko saat mengumumkan empat Kawasan Sains Teknologi (KST) di KST Soekarno, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Liputan6.com/ Agustin Setyo W).

Liputan6.com, Jakarta - Memperingati momen Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) 2022, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperkenalkan empat Kawasan Sains Teknologi (KST) yang berlokasi di beberapa wilayah.

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan, keempat kawasan sains tersebut dipilih menjadi KST sesuai dengan persyaratan di Perpres KST yang diterbitkan tahun 2014 lalu sekaligus mengedepankan hilirisasi hasil riset dan inovasi.

Ke-4 KST nasional yang diresmikan BRIN adalah KST Soekarno yang berlokasi di Cibinong Jawa Barat, KST Habibie di Serpong Banten, KST Siwabessy di Pasar Jumat Jakarta, serta KST Samaun Samadikun di Bandung Jawa Barat.

Handoko mengatakan, keseluruhan Kawasan Sains Teknologi nasional ini dapat menggambarkan secara lengkap kondisi dan strategi riset dan inovasi di Tanah Air.

"Keempat KST nasional ini dapat menggambarkan secara lengkap kondisi strategi ke depan riset dan inovasi di Tanah Air serta menjadi motor utama kemajuan ekonomi Indonesia," kata Handoko, di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (10/8/2022).

Ia pun menjelaskan masing-masing KST yang diumumkan. Menurutnya, beberapa KST merupakan rebranding dari kawasan riset yang sebelumnya sudah ada.

KST Soekarno di Cibinong dibangun di atas tanah seluas 198 hektor dan diinisiasi oleh Presiden pertama Soekarno, sejak tahun 1964. KST ini bertransformasi menjadi pusat riset hayati, baik pangan, kesehatan, dan lingkungan yang terintegrasi.

"Nama KST Soekarno diambil untuk menghormati Presiden Pertama RI dan memiliki peran strategis secara nasional tetapi juga secara global. KST Soekarno dengan berbagai fasilitasnya diharapkan bisa mendorong dan mempercepat pengembangan berbagai varietas unggul baru untuk ternak maupun pertanian," kata Laksana Tri Handoko.

Ia melanjutkan, KST Soekarno dilengkapi alat deteksi, baik untuk deteksi penyakit dini hingga deteksi kualitas bibit sedini mungkin.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

KST Habibie di Serpong

<p>Kepala BRIN Laksana Tri Handoko saat mengumumkan empat Kawasan Sains Teknologi (KST) di KST Soekarno, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Liputan6.com/ Agustin Setyo W).</p>

Selanjutnya, KST Habibie yang berlokasi di Serpong merupakan hasil rebranding dari nama lamanya yakni Puspiptek Serpong.

"Di KST ini akan dilakukan revitalisasi mulai 2023, yang meliputi pemindahan fasilitas pengembangan roket dan satelit di Tarogong dan Rancabungur Bogor ke KST Habibie, serta dimulainya revitalisasi fasilitas nuklir dan aplikasinya," ujar Handoko menjelaskan.

Menurut Handoko revitalisasi terhadap fasilitas nuklir dilakukan guna memperkuat dan memberdayakan fasilitas yang ada, bekerja sama dengan pelaku usaha, menjadi fasilitas bersama aplikasi nuklir, khususnya di bidang industri sterilisasi produk pangan dan alat kesehatan, serta kebutuhan medis.

Selanjutnya, ada KST Siwabessy yang berlokasi di Pasar Jumat, Jakarta Selatan. KST ini difokuskan untuk penyediaan fasilitas bagi industri sterilisasi baik pangan maupun alat kesehatan, penyediaan produk radiofarmaka, serta terapi medis berbasis iradiasi seperti terapi proton untuk penderita kanker.

“Indonesia saat ini belum memiliki fasilitas terapi kanker yang memadai, padahal prevalensi penderita kanker sangat tinggi. Infrastruktur untuk terapi berbasis iradiasi sangat mahal serta membutuhkan biaya operasional dan pemeliharaan yang tinggi,” kata Handoko.

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

KST Siwabessy dan KST Samadikun

Dengan adanya fasilitas riset berbasis radiasi nuklir untuk kesehatan ini, ia berharap pengobatan untuk penyakit kanker dan lainnya bisa jauh lebih terjangkau, bahkan bisa dilayani oleh BPJS Kesehatan.

"Proton therapy untuk 1 pasien itu bisa Rp 1 miliar dan hanya bisa diakses orang berpunya. Kami mendesain fasilitas di KST Siwabessy ini bisa menjadi sharing resources, di mana 1 akselerator bisa digunakan oleh beberapa pasien sehingga bisa memperkecil unit cost," kata Handoko.

Ia mengatakan, model bisnis seperti ini tengah ditawarkan BRIN kepada swasta agar mulai tahun depan bisa dioperasikan bersama-sama oleh pihak swasta.

Terakhir, KST Samadikun yang diambil dari nama tokoh ilmuwan Indonesia. KST ini difokuskan untuk riset teknologi informasi dan komunikasi. "Pusat-pusat riset di KST Samadikun fokus pada pengembangan berbagai teknologi cerdas, termasuk kecerdasan artifisial dan big data," kata Handoko.

Handoko mengungkap, kedua teknologi tersebut, kini bukan hanya penting untuk TIK tetapi menjadi kunci di ranah bioinformatika, terutama untuk pengembangan obat melalui molecular docking, pertanian, hingga smart farming.

Tak Sekadar Konsolidasi Unit Riset

Kedua teknologi kunci ini tidak hanya penting untuk teknologi informasi, tetapi saat ini justru menjadi kunci di ranah bioinformatika, terutama untuk pengembangan obat melalui molecular docking, serta pertanian dan peternakan cerdas (smart farming),” tuturnya.

Handoko lebih lanjut menyebut, keempat KST tersebut tidak hanya bisa dimanfaatkan oleh periset BRIN tetapi juga industri atau perguruan tinggi.

"Kami melakukan manajemen secara fundamental mengikuti momentum integrasi yang telah selesai pada 31 Januari 2022. Ini untuk memastikan seluruh sumber daya yang telah dikonsolidasikan bisa dimanfaatkan dengan optimal," katanya.

Menurut Handoko, BRIN tidak sekadar mengkonsolidasikan unit riset dari 72 Kementerian dan Lembaga, tetapi melakukan transformasi struktural dan fundamental untuk memastikan bahwa hal ini menjadi lebih efisien, efektif dan produktif.

“Hal ini sangat penting agar BRIN mampu melayani tidak hanya periset BRIN, tetapi seluruh periset di tanah air, termasuk di kampus dan yang terpenting di industri dan para pelaku usaha lainnya,” pungkasnya.

(Tin/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya