Liputan6.com, Jakarta YouTube mengumumkan bakal menyematkan watermark atau penanda ke video-video dari konten Shorts di platformnya, apabila diunduh dan dibagikan ke platform berbagi video lainnya.
Pengumuman ini disampaikan YouTube dalam unggahan tentang fitur-fitur baru mereka pada Rabu pekan ini, seperti dikutip dari laman Support Google, Sabtu (20/8/2022).
Baca Juga
"Jika Anda adalah kreator yang mengunduh Shorts Anda dari YouTube Studio untuk dibagikan ke seluruh platform lain, Anda sekarang akan menemukan watermark yang ditambahkan ke konten yang Anda unduh," tulis tim YouTube.
Advertisement
Menurut YouTube, penambahan watermark ke konten yang diunduh dilakukan agar penonton dapat melihat bahwa konten yang dibagikan di platform lain dapat ditemukan di YouTube Shorts.
"Ini akan diluncurkan selama beberapa pekan ke depan di desktop, dan kami berencana untuk memperluas ke seluler selama beberapa bulan mendatang," tulis tim YouTube.
Mengutip The Verge, sejumlah platform video pendek besar saat ini dilaporkan sedang berusaha untuk mengatasi masalah berbagi lintas platform, dengan berbagai cara.
Video TikTok yang diunduh, sudah lama menggunakan watermark dan nama pengguna yang membuatnya. Hal ini membuat penonton bisa dengan mudah membuka aplikasi untuk menemukan video aslinya.
Sementara Instagram, tahun lalu menyebut, tidak akan mempromosikan Reels yang memiliki watermark pesaingnya. Seperti diketahui, banyak pengguna Reels yang mengunggah ulang video TikTok di platform Instagram.
Lalu di bulan April, Instagram mengatakan bakal mengubah algoritma mereka, untuk memberikan preferensi pada konten video pendek orisinal, demi menarik kreator untuk membuat konten khusus untuk Reels.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
YouTube Siap Luncurkan Layanan Marketplace untuk Video Streaming
YouTube sementara itu berencana untuk meluncurkan toko online (marketplace) untuk layanan video streaming. Informasi ini dilaporkan pertama kali oleh Wall Street Journal.
Menurut seorang yang mengetahui informasi ini, Alphabet selaku induk YouTube, telah memperbarui pembicaraan dengan perusahaan hiburan mengenai partisipasi dalam platform. Secara internal, Google menyebutnya sebagai "toko saluran" alias "channel store".
Mengutip Reuters, Kamis (18/8/2022), platform ini telah dikembangkan sejak 18 bulan lalu dan akan tersedia sekitar musim gugur ini. Alphabet tidak merespons atas permintaan komentar yang diajukan oleh Reuters.
Dengan makin banyaknya konsumen yang menghentikan langganan atas TV kabel atau satelit dan beralih ke layanan streaming berbasis langganan, peluncuran marketplace yang direncanakan akan memungkinkan YouTube bergabung dengan perusahaan seperti Roku dan Apple.
Roku dan Apple berupaya untuk mendapatkan bagian dari pasar streaming yang kini telah ramai diakses oleh banyak pelanggan.
Bukan hanya YouTube yang memasuki pasar marketplace untuk video streaming, awal pekan ini, New York Times melaporkan, Walmart mengadakan perbincangan dengan perusahaan media tentang memasukkan hiburan streaming ke layanan keanggotaannya.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Aplikais YouTube Go Resmi Dimatikan
Sebelumnya, YouTube Go akhirnya hilang dari Google Play Store. Sekadar mengingatkan, Google beberapa waktu lalu telah mengonfirmasi soal penghentian aplikasi ini.
Pantauan Tekno Liputan6.com pada Minggu (14/8/2022), versi ringan aplikasi YouTube ini sudah tak bisa ditemukan di Play Store. Namun, masih ada beberapa aplikasi YouTube seperti aplikasi utama YouTube, YouTube Kids, YouTube Music, dan YouTube Studio di Play Store.
Pada bulan Mei 2022 lalu, Google dan YouTube menyatakan mereka bakal menghentikan aplikasi YouTube Go pada bulan Agustus 2022. Alasan suntik mati aplikasi ini adalah karena platform tersebut dinilai sudah tidak diperlukan lagi serta peningkatan aplikasi utamanya.
"Dibandingkan YouTube Go, aplikasi utama YouTube menyediakan pengalaman pengguna yang lebih baik secara keseluruhan serta menawarkan fitur yang tidak tersedia dan banyak diminta di YouTube Go," tulis Google.
Lebih lanjut, Google pun meminta pengguna untuk mengunduh aplikasi YouTube utama di perangkat Android, atau dapat mengakses platform tersebut melalui youtube.com via browser.
Versi Ringan Aplikasi YouTube
YouTube mengembangkan aplikasi berbagi video versi Go ini pada 2016 atau sekitar 6 tahun lalu. Kala itu, aplikas ini adalah solusi perusahaan untuk menyediakan layanan video ke perangkat dengan spesifikasi kelas bawah dan koneksi internet kurang stabil.
Berbeda dari versi aslinya, YouTube Go tidak memiliki beberapa kemampuan dari aplikasi utama platform video tersebut.
Beberapa di antaranya fitur itu adalah kemampuan pengguna untuk posting komentar, unggah video hingga membuat konten menggunakan perangkat mereka sendiri. Padahal, seluruh fitur tersebut sangatlah penting untuk sebuah platform berbagi video, khususnya YouTube.
Lewat pengumuman ini, perusahaan juga mengonfirmasi telah melakukan peningkatan kinerja aplikasi YouTube, terutama untuk perangkat kelas bawah.
Aplikasi YouTube juga diklaim tidak akan lagi membebani konektivitas atau paket kuota yang dipakai oleh pengguna.
YouTube Go pertama kali meluncur di India dan Indonesia sebelum akhirnya dirilis secara global pada 2017. Pada 2018, aplikasi YouTube Go sudah diluncurkan ke lebih dari 130 negara.
(Dio/Isk)
Advertisement