Liputan6.com, Jakarta - Jabodetabek direncanakan untuk melaksanakan Analog Switch Off (ASO) atau penghentian siaran TV analog pada tanggal 25 Agustus 2022.
Meski begitu, Kominfo menyatakan bahwa ASO tidak lagi berdasarkan tahapan yang telah direncanakan sebelumnya dan melakukan multiple ASO. Namun untuk Jakarta, akan melaksanakan ASO pada tanggal 25 Agustus 2022.
Baca Juga
"ASO di Jakarta, tadi sudah disampaikan, pada tanggal 25 bulan Agustus ini. Mudah-mudahan ASO di Jakarta betul-betul berjalan dengan lancar," kata Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Marullah Matali dalam sebuah diskusi publik di Jakarta, pekan lalu.
Advertisement
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menegaskan dengan beralih ke siaran digital, pengguna tidak akan berlangganan seperti menggunakan layanan TV kabel atau streaming.
"Jangan salah, pindah ke digital bukan berarti pindah jadi berlangganan menjadi TV berbayar, bayar langganan bulanan," kata Direktur Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika Kemkominfo, Ismail.
Dalam Diskusi Publik di Jakarta, Jumat (19/8/2022) pekan lalu, dia menegaskan migrasi ke TV digital adalah perpindahan teknologi. Sehingga, masyarakat akan tetap bisa menikmati siaran secara gratis.
"Jadi tetap nonton TV secara gratis, karena ini masih siaran free-to-air, bukan siaran digital menjadi berlangganan, bayar bulanan, dan sebagainya," tegas Ismail.
Untuk berpindah ke siaran digital, pengguna TV dapat menggunakan Set Top Box (STB) untuk menerima siaran digital tersebut, jika perangkat TV-nya belum bisa secara otomatis menerima siaran digital.
Namun saat ini, sudah banyak TV atau perangkat Smart TV, yang secara otomatis sudah bisa menerima siaran digital tanpa harus menggunakan tambahan perangkat STB.
Bagi masyarakat yang tidak mampu membeli perangkat STB TV digital, pemerintah bersama pihak swasta pun mengatakan bakal memberikan bantuan.
Menkominfo Minta Distribusi STB di Jabodetabek Tepat Sasaran
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate meminta agar distribusi Set Top Box (STB) untuk TV Digital di wilayah Jabodetabek bisa dilakukan dengan baik dan tepat sasaran.
Johnny, dalam diskusi publik Dukung Era Baru TV Digital Jabodetabek Siap ASO di Jakarta, juga menginginkan agar kepala daerah di Jabodetabek, yang mencakup tiga provinsi, untuk memberikan data yang akurat agar implementasinya tepat sasaran.
"Jangan sampai kita menjadi sensitif, salah tempat ribut di lapangan. Kenapa yang sana dapat, yang sini tidak. Saya minta tolong ini diatur dengan baik agar distribusinya benar-benar tepat," kata Johnny, Jumat (19/8/3033).
Menkominfo pun menyebut sudah ada 70 perusahaan produsen STB yang sudah tersertifikasi Kominfo. Johnny juga menyebut, chip untuk STB TV digital cukup meski ada kendala di pasokan chip "yang berat."
Advertisement
Distribusikan dengan Baik
Johnny pun mengingatkan kembali jajarannya, bersama Lembaga Penyiaran Swasta dan Lembaga Penyiaran Publik, penyelenggara multipleksing yang sudah berkomitmen, untuk menyediakan dan mendistribusikan STB dengan baik.
"Ini Jabodetabek yang dari ujung ke ujung, kurang dari enam jam bisa kita jangkau," tegas Menkominfo dalam acara yang juga digelar secara hybrid ini.
Menurut Johnny, yang terpenting saat ini selain diskusi dan sosialisasi, penyediaan barang juga harus dipastikan dengan baik dan tepat sasaran bagi masyarakat yang membutuhkan.
"Kalau Analog Switch Off di Jabodetabek berlangsung sukses dan dilaksanakan dengan baik, saya kira memberikan implikasi yang besar terhadap industri broadcast nasional," imbuh Johnny.
Alokasi Bantuan STB di DKI Jakarta
Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Marullah Matali dalam kesempatan yang sama juga menunjukkan dukungannya terhadap migrasi ke TV digital.
"Data yang kami miliki adalah 1.290.519 rumah tangga, itu data yang kami miliki, kemudian dari jumlah tersebut kriteria yang disampaikan oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, itu sebanyak 10 persennya baik desil 1 maupun desil 2 yang memiliki TV analog."
"Jadi ada 1,2 juta rumah tangga yang memiliki TV sementara 10 persennya kira-kira angkanya 123.888 rumah tangga," kata Marullah.
Menurutnya, angka tersebut adalah yang dibutuhkan untuk penerimaan bantuan STB. Meski begitu, informasi yang didapatkan, penerima bantuan STB yang dialokasikan untuk DKI Jakarta sebanyak 50.059 rumah tangga atau kurang dari setengahnya atau sekitar 40 persen.
"Belum termasuk warga kami yang di Kepulauan Seribu. Jadi di Kepulauan Seribu ada warga kami kira-kira ada sekitar 30 ribu warga di Kepulauan Seribu tidak termasuk dari angka 50.059 rumah tangga," imbuhnya.
Marullah pun berharap agar ke depannya akan ada dukungan untuk aspek infrastruktur keluasan sinyal TV digital, terlebih untuk Kepulauan Seribu dan untuk masyarakat kurang mampu.
(Dio/Ysl)
Advertisement