Akuisisi Figma Oleh Adobe Senilai Rp 300 Triliun Bikin Para Desainer Galau

Jika Figma dari pasar aplikasi kreatif, daftar perusahaan yang mampu menantang kerajaan Adobe menjadi semakin kecil.

oleh Iskandar diperbarui 18 Sep 2022, 11:00 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2022, 11:00 WIB
Figma. GuerrillaBuzz Crypto PR/ Unsplash
Figma. GuerrillaBuzz Crypto PR/ Unsplash

Liputan6.com, Jakarta - Platform desain Figma adalah salah satu pesaing terberat Adobe. Selama beberapa tahun terakhir, brand Figma kian kuat dan dinilai sebagai platform desain yang berpikiran maju dan kolaboratif.

Namun, persaingan itu telah berakhir ketika Adobe mengumumkan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan US$ 20 miliar atau sekitar Rp 300 triliun (asumsi kurs Rp 14.999 per dolar AS) untuk mengakuisisi Figma, Kamis (15/9/2022).

Akuisisi ini memungkinkan Adobe untuk memasukkan alat desain populer Figma ke dalam portofolio aplikasi kreatif yang banyak digunakan.

Dengan langkah korporasi ini Adobe telah menyingkirkan pesaing utama dari pasar aplikasi kreatif. Padahal, banyak desainer yang mengandalkan tools buatan Figma dan mereka cemas kalau platform penting lain akan bergabung dengan layanan Adobe Creative Cloud.

Dengan keluarnya Figma dari pasar aplikasi kreatif, daftar perusahaan yang mampu menantang kerajaan Adobe menjadi semakin kecil.

Namun, mengutip laman The Verge, Minggu (18/9/2022), Adobe mengatakan bahwa rencana saat ini tidak akan mengubah apapun.

“Saya pikir akuisisi hanya dilakukan dengan baik ketika dikerjakan secara unik berdasarkan perusahaan dan Anda tidak pernah mengikuti pedoman,” kata Chief Product Officer Adobe dan EVP Creative Cloud, Scott Belsky, dalam sebuah wawancara dengan The Verge.

Belsky menegaskan tim Figma akan memiliki 'otonomi penuh'. Independensi Figma adalah poin yang telah mereka tekankan berulang kali.

Posting-an LinkedIn dari Belsky dan posting blog dari CEO Figma Dylan Field menyebutkan bahwa rencananya adalah Figma akan terus beroperasi secara mandiri.

“Hal terakhir yang diinginkan siapa pun adalah mengganggu salah satu peta jalan kami,” kata Belsky.

Ia menekankan, itu berarti tidak ada rencana untuk membawa Figma ke dalam Creative Cloud dan tidak ada perubahan harga Figma.

 

Kurangi Investasi di Adobe XD

Adobe
Logo Adobe (sumber : appleinsider.com)

Jika ada, perubahan paling awal mungkin ada di pihak Adobe. Adobe telah mengurangi investasinya di Adobe XD, platform desain yang bersaing untuk hal-hal seperti aplikasi dan situs web, serta pengguna XD dapat didorong ke Figma di masa depan. Demikian menurut Belsky.

“Kami tidak berpikir desain dan pengembangan produk dan tumpukan yang terintegrasi secara vertikal ini adalah peluang besar,” katanya.

Saat ini, Adobe memiliki 'tim kecil' yang mendukung XD untuk pelanggan yang sudah ada.

“Setelah [akuisisi] ditutup, maka kami akan mencari cara untuk melayani pelanggan tersebut, kemungkinan dengan Figma,” ucap Belsky.

Sementara Field pun menyadari bahwa mereka harus mendapatkan kepercayaan pelanggan.

“Kami harus membangun kepercayaan itu untuk Adobe dan Figma dengan benar-benar konsisten dari waktu ke waktu seputar apa yang kami lakukan, tindakan yang kami ambil, serta muncul untuk komunitas dan melakukan apa yang benar di sini,” katanya.

Adobe memiliki sejarah panjang dalam membeli beberapa perusahaan penyedia tools terbesar di industri kreatif, seperti mengakuisisi perusahaan seperti Frame.io (alat kolaborasi produksi video) dan Behance yang memungkinkan orang memamerkan karya kreatif mereka--Belsky pertama kali bergabung dengan Adobe melalui akuisisi ini.

Ya, Adobe telah membeli banyak perusahaan, termasuk Photoshop. Itu membuat pembelian Figma kian mengkhawatirkan bagi para desainer, di mana salah satu dari sedikit penantang Adobe telah tersapu.

Kondisi pemain yang makin sempit ini membuat Adobe akan terus mengkonsolidasikan kekuatan aplikasi kreatif di satu lokasi.

 

Adobe Akuisisi Platform Desain Figma Nyaris Rp 300 Triliun

Adobe mengumumkan akan akuisisi perusahaan perangkat lunak desain Figma dalam kesepakatan senilai sekitar USD 20 miliar atau nyaris Rp 300 triliun (asumsi kurs Rp 14.999 per dolar AS) dan saham pada Kamis lalu.

Saham Adobe merosot 17 persen, penurunan tersebut merupakan yang terbesar sejak 2010. Mengutip CNBC, Figma, didirikan pada 2012, menciptakan perangkat lunak desain berbasis cloud yang mengizinkan tim untuk berkolaborasi secara real time. Hal tersebut bersaing head t head dengan program XD Adobe.

BACA JUGA:Garuda Indonesia Kantongi Rp 750 Miliar dari PPA untuk Restorasi ArmadaPerusahaan ini bernilai USD 10 miliar atau Rp 149,26 triliun dalam putaran pendanaan terakhirnya pada 2021.

Figma, memiliki pendukung seperti Index Ventures, Greylock Partners dan Kleiner Perkins, diharapkan menghasilkan lebih dari USD 400 juta atau Rp 5,97 triliun pendapatan berulang tahunan tahun ini. Adobe melakukan konfirmasi ARR Figma akan melampaui USD 400 juta atau Rp 5,97 triliun pada 2022.

Itu berarti Adobe membayar sekitar 50 kali pendapatan pada saat penjualan berlipat ganda untuk perangkat lunak cloud berkontraksi secara dramatis dari rekor tertinggi yang dicapai tahun lalu.

Untuk perusahaan cloud teratas di BVP Nasdaq Emerging Cloud Index, kelipatan ke depan telah turun menjadi lebih dari 9 kali pendapatan dari sekitar 25 pada Februari 2021.

Adobe mengatakan akan mengintegrasikan beberapa fitur dari produk lainnya, antara lain ilustrasi, fotografi, dan teknologi video, ke dalam platform Figma. Adobe menjual berbagai layanan perangkat lunak untuk profesional foto dan video, seperti Photoshop, Illustrator, Premiere Pro, dan lainnya.

“Kehebatan Adobe telah berakar pada kemampuan kami untuk menciptakan kategori baru dan menghadirkan teknologi mutakhir melalui inovasi organik dan akuisisi anorganik. Kombinasi Adobe dan Figma adalah transformasional dan akan mempercepat visi kami untuk kreativitas kolaboratif,” kata CEO Adobe Shantanu Narayen, dikutip dari CNBC, Jumat (16/9/2022).

Kinerja

Setelah kesepakatan ditutup, salah satu pendiri dan CEO Figma, Dylan Field, akan terus menjalankan perusahaan. Dia akan melapor ke David Wadhwani selaku presiden bisnis media digital Adobe.

Adobe juga mengumumkan hasil fiskal kuartal III. Kemudian, melaporkan pendapatan USD 3,40 atau Rp 50,748 per saham, disesuaikan, melampaui perkiraan Refinitiv USD 3,33 atau Rp 49,703 per saham. Lalu, membukukan pendapatan USD 4,43 miliar atau Rp 66,12 triliun, yang sesuai dengan ekspektasi analis sebesar USD 4,43 miliar atau Rp 66,12 triliun.

Perusahaan mengeluarkan panduan campuran untuk kuartal IV fiskal. Adobe mengatakan pendapatan pada kuartal tersebut akan menjadi USD 4,52 miliar atau sekitar Rp 67,46 triliun, dibandingkan dengan perkiraan konsensus sebesar USD 4,6 miliar atau Rp 68,65 miliar, menurut StreetAccount. 

Perseroan diharapkan melaporkan pendapatan USD 3,50 atau Rp 52,241 per saham, disesuaikan, di atas perkiraan StreetAccount USD 3,47 atau Rp 51,793 per saham.

Infografis desainer Indonesia di pentas fesyen dunia (Liputan6.com/Trie Yasni))

Infografis Desainer Indonesia di Pentas Fesyen Dunia
Infografis desainer Indonesia di pentas fesyen dunia (Liputan6.com/Trie Yasni))
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya