Apple Pimpin Visi Keberlanjutan di Industri Smartphone

Smartphone Circular Economy Report Scorecard di laporan ini mencakup sistem metrik yang mengevaluasi lima pabrikan smartphone teratas secara global

oleh M Hidayat diperbarui 01 Jan 2023, 09:00 WIB
Diterbitkan 01 Jan 2023, 09:00 WIB
Ilustrasi Smartphone Android, Gadget. Kredit: Pexels via Pixabay
Ilustrasi Smartphone Android, Gadget. Kredit: Pexels via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Laporan Counterpoint Research terkini yang bertajuk “Smartphones and Circular Economy: Creating a Sustainable Future” menyebutkan bahwa Apple memimpin ruang smartphone dalam pendekatan keseluruhan menuju keberlanjutan.

Laporan ini menilai seberapa baik pabrikan mengurangi dampaknya terhadap lingkungan dengan menggunakan kembali material yang ada, mendaur ulang perangkat, dan meminimalkan limbah di setiap tahap. Itu mencakup desain smartphone, chip pemrosesan, dan pengemasan hingga konsumsi daya.

Selain itu, laporan tersebut juga mencakup inisiatif tingkat perusahaan, kemajuan netralitas karbon, dan SDG 13.

Smartphone Circular Economy Report Scorecard di laporan ini mencakup sistem metrik yang mengevaluasi lima pabrikan smartphone teratas secara global.

Setiap pabrikan memiliki visinya sendiri dan pendekatan keseluruhan menuju keberlanjutan. Visi Apple, menurut laporan ini, tampaknya lebih jelas daripada pesaingnya dan tindakannya mendukung visi tersebut.

Meskipun visi keberlanjutan hanyalah permulaan, masing-masing pabrikan memiliki kinerja sangat berbeda di tiga tahap utama ekonomi sirkular ponsel cerdas:

- Produksi

- Penggunaan

- Akhir Hidup

Produksi

Produksi smartphone bertanggung jawab atas sekitar 80 persen dari total jejak karbon dalam siklus hidupnya. Oleh karena itu, tahap ini merupakan tahapan paling vital.

Pabrikan paling banyak berkonsentrasi dan mengiklankan aspek ini. Bahan bersumber baru diganti dengan komponen ramah lingkungan, sementara kemasan yang dapat terurai secara hayati dan ramah lingkungan menjadi norma baru.

Bahkan, mekanisme penghematan air juga dipatuhi di seluruh ekosistem manufaktur. Pabrikan sekarang mengharapkan vendor mereka untuk mematuhi norma lingkungan juga.

Merek ternama seperti Samsung, Apple, dan OPPO telah mulai menyebarluaskan manfaat lingkungan melalui inisiatif mereka dalam produksi.

Namun, detailnya lebih kompleks daripada yang diiklankan. Sementara inisiatif merupakan langkah besar ke arah yang benar, pendapatan dan laba tetap menjadi tujuan puncak.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Penggunaan

Sebagian besar merek tahan lama konsumen secara inheren berupaya memotivasi konsumen untuk mengganti perangkat mereka dengan versi yang lebih baru dan lebih disempurnakan secara teknologi.

Namun karena upaya keberlanjutan, pabrikan harus menjaga keseimbangan antara memikat konsumen dan menyelamatkan lingkungan. Pabrikan asal Tiongkok seperti OPPO, Xiaomi, dan, vivo secara konsisten berusaha meningkatkan masa pakai baterai dan efisiensi energi.

Sementara skor Apple tinggi pada keseluruhan umur panjang, pembaruan, dan inovasi menuju keberlanjutan, skor Samsung lebih tinggi dalam perbaikan, efisiensi energi, dan jaringan purna jual.

Pada akhirnya, itu tergantung pada berapa lama konsumen memilih untuk menggunakan suatu perangkat. Setiap langkah yang pabrikan ambil untuk mendukung usaha ini sangat penting.

 


Akhir Hidup

Pabrikan memiliki banyak hal yang harus dilakukan ketika harus mengklaim kembali smartphone mereka setelah masa pakai mereka berakhir.

Mendapatkan smartphone bekas kembali ke sistem diperlukan untuk menanganinya secara berkelanjutan. Mereka perlu diperbaiki/diperbarui untuk digunakan kembali atau didaur ulang secara bertanggung jawab.

Tujuan utama di sini adalah untuk mengurangi limbah elektronik. Sangat penting untuk mengetahui berapa banyak yang pabrikan lakukan untuk tujuan ini.

Sebagai informasi, pasar rekondisi global telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2021, pasar tumbuh 15 persen secara tahunan dan menjanjikan pertumbuhan lebih lanjut di tahun-tahun mendatang.

Operator dan pemain ritel pasar rekondisi tumbuh, tetapi inisiatif pabrikan pada reklamasi, refurbishment, dan pengurangan e-waste cukup terbatas. Bahkan merek-merek terbaik pun tidak cukup aktif dalam menarik kembali stok bekas mereka.

Potensi tertinggi sekarang terletak pada inisiatif seperti tukar tambah, yang memastikan pembelian kembali perangkat lama. Ini membutuhkan volume tempat pembuangan sampah.


Infografis Akhir Riwayat Ponsel Black Market di Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)

Infografis Akhir Riwayat Ponsel Black Market di Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Akhir Riwayat Ponsel Black Market di Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya