Liputan6.com, Jakarta - Zoom mengumumkan fitur baru untuk layanan video conference miliknya. Kali ini, perusahaan tersebut meluncurkan fitur avatar berbentuk manusia, mirip seperti Memoji di Apple atau avatar di layanan Meta.
Dikutip dari Engadget, Minggu (8/1/2023), avatar ini akan menghadirkan tampilan virtual dari pengguna saat melakukan panggilan video. Avatar ini nantinya akan mencerminkan gerakan dan ekspresi wajah penggunanya.
Baca Juga
Kehadiran fitur ini disebut dapat membantu pengguna saat melakukan panggilan atau pertemuan yang tidak terlalu formal. Jadi, pengguna masih dapat tampil di kamera, meski bukan diri mereka yang sebenarnya.
Advertisement
Fitur avatar manusia di Zoom ini menyusul rilisnya kemampuan avatar hewan hewan yang diperkenalkan pada awal tahun lalu. Menurut Zoom, avatar ini dapat digunakan pengguna yang tidak ingin foto profil statis atau ingin menghidupkan suasana percakapan biasa.
Meski sudah diumumkan, fitur ini baru tersedia untuk penguji beta yang memakai akun berbayar. Ke depan, perusahaan akan menambahkan lebih banyak opsi yang bisa dipilih pengguna, mulai dari tampilan wajah hingga gaya rambut.
Selain itu, Zoom menyebut akan merilis fitur threaded messages dan reactions untuk chat ketika melakukan panggilan video. Dengan fitur threaded messages, pengguna dapat dengan lebih mudah mengetahui pesan mana yang dibalas seseorang.
Fitur lain yang juga diumumkan Zoom adalah Q&A saat melakukan panggilan. Kehadiran fitur ini dimaksudkan agar host di aplikasi video conference ini bisa membuat pertemuan yang lebih teratur, sekaligus membatasi pertanyaan grup ke satu area di aplikasi.
Zoom Ungkap Tren Pengguna 2022, Selasa Hari Tersibuk untuk Virtual Meeting
Di sisi lain, Zoom membagikan laporan mengenai tren dan kebiasaan para pengguna platform virtual meeting tersebut pada tahun 2022. Tercatat, hari Selasa diketahui sebagai hari tersibuk di platform itu.
Untuk data ini, Zoom mengambil data penggunaan anonim dari tanggal 1 November 2021 sampai 31 Oktober 2022.
Zoom melihat jumlah pertemuan diselenggarakan serta jumlah menitnya, jumlah panggilan dilakukan serta jumlah menit, webinar dan sesi acara, serta chat, whiteboard, dan aktivitas di room secara keseluruhan.
Mengutip blog resmi Zoom, Jumat (6/1/2023), hari tersibuk dalam sepekan di Zoom bukanlah Senin melainkan Selasa. Ini terlihat dari jumlah virtual meeting, penggunaan ruang konferensi, hingga penyelenggaraan acara hybrid.
Sementara Rabu, menjadi hari tersibuk untuk panggilan telepon, mengirim chat tim, menggunakan whiteboard virtual, dan menggelar webinar.
Mendekati akhir pekan, pada hari Jumat, Zoom melaporkan kesibukan yang menurun di mana menurut mereka, menjadi hari paling santai untuk pertemuan, phone call, chat, webinar, dan penggunaan room.
Zoom juga mencatat, 12 Januari menjadi hari tersibuk di 2022 untuk Team Chat, sementara 19 Januari menjadi hari tersibuk untuk Zoom Meetings. Lalu 24 Februari, menjadi hari tersibuk di 2022 untuk Zoom Webinars.
Untuk ukuran peserta, Zoom melaporkan ukuran pertemuan rata-rata di tahun 2022 adalah tujuh peserta, atau turun dari 10 peserta tahun 2021. Sementara, durasi rapat rata-rata adalah 52 menit, turun dari 54 menit di 2021.
Advertisement
Penggunaan Kamera
Catatan lain yang dilaporkan adalah mengenai kebiasaan pengguna. Di sini, perusahaan melakukan survei terhadap 2.800 orang pengguna dalam setahun terakhir.
Dari semua generasi, 34 persen responden paling tidak suka adanya gangguan berupa seseorang yang membicarakan orang lain.
28 persen juga mengatakan tidak suka saat rapat sudah melebihi batas waktu, dan seseorang mengatakan mereka memiliki pertanyaan lain. 24 persen juga menyebut tidak suka ada orang yang makan dan tidak dibisukan.
Gangguan lainnya yang tercatat seperti rapat di hari Jumat siang, khususnya pada kalangan generasi milenial, menulis dengan huruf besar semua, dan saat seseorang menjadwalkan rapat di kalender tanpa penjelasan.
Temuan lain adalah soal video. 58 persen responden mengaku mereka mengaktifkan kamera, sementara 38 persen mematikannya, dan empat persen mengaktifkan avatar.
Yang perlu dicatat, generasi Baby Boomers lebih cenderung bergabung ke rapat dengan kamera aktif (65 persen).
Rapat Dalam Mobil
Sementara, responden generasi Z sangat menyukai mematikan kamera (63 persen), meskipun mereka adalah generasi yang paling tinggi memilih pertemuan dengan video.
Selain itu, baik pria maupun wanita lebih suka rapat dengan video aktif, meski pria tujuh persen lebih cenderung menyalakan kameranya.
Soal latar belakang, 55 persen orang memilih memakai background kehidupan nyata, 26 persen menggunakan latar virtual, 19 persen buram, dan delapan persen mematikan kamera.
Zoom juga melakukan survei untuk melihat di mana saja penggunanya melakukan pertemuan selain di belakang meja. 43 persen responden pun menyebut mereka melakukan rapat dari dalam mobil.
Sementara 25 persen melakukan rapat dari tempat tidur, di mana ini paling umum di generasi Z (61 persen), serta lebih banyak wanita (29 persen) yang melakukannya ketimbang pria (18 persen).
Selain itu, 19 persen menggunakan Zoom di kedai kopi, 18 persen terhubung di bandara, dan 14 persen bergabung sambil berjalan atau jogging di mana, 31 persen dari generasi milenial melakukan ini.
Zoom juga mencatat bahwa melambaikan tangan sebelum mengakhiri pertemuan di platformnya, masih menjadi kebiasaan yang sering dilakukan oleh pengguna. Di tahun 2021, Zoom mencatat bahwa 75 persen orang melambaikan tangan di akhir pertemuan.
Tahun ini, 57 persen orang mengatakan bahwa mereka ragu-ragu. Sementara, generasi Baby Boomers (51 persen), mengatakan mereka jauh lebih kecil untuk melambaikan tangan.
(Dam)
Advertisement