Peneliti Kembangkan Kalung Pintar untuk Bantu Berhenti Merokok

Para peneliti di Northwestern Medicine mengembangkan alat baru yang dapat membantu orang berhenti merokok, yakni kalung pintar yang disebut SmokeMon.

oleh M Hidayat diperbarui 15 Feb 2023, 06:30 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2023, 06:30 WIB
Ilustrasi asap rokok
Ilustrasi asap rokok mengandung nikotin yang picu gangguan pendengaran pada bayi Foto: Pexels Pixabay.

Liputan6.com, Jakarta - Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization, WHO), merokok adalah salah satu penyebab utama penyakit dan kematian yang dapat dicegah. Merokok menyebabkan lebih dari delapan juta kematian setiap tahunnya di seluruh dunia.

Di Amerika Serikat, merokok menyebabkan lebih dari 480.000 kematian per tahun dan diperkirakan merugikan negara lebih dari USD 600 miliar pada tahun 2018.

Terlepas dari prevalensi merokok dan biaya yang terkait dengannya, para peneliti di Northwestern Medicine telah mengembangkan alat baru yang dapat membantu orang berhenti merokok, yakni kalung pintar yang disebut SmokeMon.

Didesain kalung pintar ini menyerupai liontin biru lapis. Kalung SmokeMon adalah perangkat yang dikenakan di leher yang mendeteksi perilaku merokok lebih akurat daripada sistem sebelumnya, dengan menangkap tanda panas dari sensor termal.

Tidak seperti perangkat lain yang membutuhkan keterikatan pada rokok, kalung SmokeMon menjaga privasi perokok, hanya melacak panas, bukan visual.

Perangkat ini mampu mendeteksi kapan rokok dinyalakan, kapan rokok tersebut didekatkan ke mulut, seberapa banyak perokok menghirup, waktu di antara isapan, dan berapa lama rokok tersebut berada di dalam mulut.

Rincian ini secara kolektif dikenal sebagai topografi merokok dan sangat penting untuk mengukur paparan karbon monoksida yang berbahaya di antara para perokok, serta untuk membantu individu berhenti merokok.

 

Guna Topografi Merokok

Kebiasaan Merokok
Ilustrasi Merokok Credit: pexels.com/Irina

Topografi merokok juga berguna untuk memahami kapan seseorang cenderung kambuh dan kapan harus melakukan intervensi melalui panggilan telepon dari pelatih kesehatan, pesan teks, atau pesan video.

Para peneliti berencana untuk menguji keefektifan perangkat ini dalam mendeteksi kepulan asap dan topografi dari rokok elektronik.

Dalam penelitian terbaru, 19 peserta mengambil bagian dalam 115 sesi merokok, di mana para peneliti melatih model machine learning untuk mendeteksi peristiwa merokok dan topografinya, termasuk waktu isapan, jumlah isapan, durasi isapan, volume isapan, interval antar isapan, dan durasi merokok.

Hasil penelitian ini terbit di Proceedings of the ACM on Interactive, Mobile, Wearable, and Ubiquitous Technologies dan menunjukkan bahwa perangkat ini akurat dan diterima dengan baik oleh mereka yang memakainya.

 

Harapan Baru

Petugas Bea Cukai Gagalkan Peredaran Rokok Ilegal Lintas Provinsi
(Foto:Dok.Bea Cukai)

Pengembangan kalung SmokeMon merupakan kemajuan yang signifikan dalam upaya memerangi merokok karena metode pelacakan perilaku merokok sebelumnya tidak dapat diandalkan.

Metode lama membutuhkan keterikatan pada rokok atau menggunakan sensor yang dikenakan di pergelangan tangan yang dikacaukan oleh gerakan tangan-ke-mulut yang tidak merokok.

Kalung SmokeMon menawarkan alternatif yang tidak mengganggu, bebas dari masalah privasi dan stigma, menjadikannya alat yang berharga bagi perokok yang ingin berhenti merokok.

Dengan kemampuan untuk mendeteksi topografi merokok dan memberikan umpan balik serta intervensi secara real-time, kalung SmokeMon menawarkan harapan baru bagi mereka yang sedang berjuang untuk berhenti merokok.

Dengan menangkap perokok sebelum mereka terjerumus dan membantu mereka mengatasi pemicu dan keinginan mereka, kalung pintar ini dapat menjadi pengubah permainan dalam perang melawan merokok.

Infografis: Redam Kanker dengan Cukai Rokok (Liputan6.com / Abdillah)
(Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya